Minggu, 29 Juli 2012

PESAN DAKWAH MELALUI MEDIA CETAK ANALISIS WACANA

PESAN DAKWAH MELALUI MEDIA CETAK
(Analisis Wacana Rubrik Manajemen Qalbu KH. Abdullah Gymnastiar Di Majalah Al Falah edisi 259-261)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam
Dalam Bidang Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam








Oleh :
AHMAD MAGHROBI
NIM. B01208044
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS DAKWAH
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Maghrobi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.


Surabaya, 27 Juni 2012


Pembimbing,


Dra. Hj. Luluk Fikri Zuhriyah, M.Ag
NIP. 196912041997032007










PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi yang disusun oleh Muchammad Al Hadad ini telah dipertahankan di depan
Tim penguji Skripsi
Surabaya, 19 Juli 2012
Mengesahkan
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Dakwah
Dekan

Dr. H. Aswadi, M.Ag
NIP. 196004121994031001

Ketua

Dra. Hj. Luluk Fikri Zuhriyah, M.Ag
NIP. 196912041997032007

Sekretaris

Lukman Hakim, M.Si, MA
NIP. 197308212005011004

Penguji I

Drs. Sulhawi Rubba, M.Fil. I
NIP. 195501161985031003

Penguji II
M. Anis Bachtiar, M.Fil.I
NIP. 196912192009011002


Motto :

       •          
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik memebawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu”.
PERSEMBAHAN
• Kedua orang tuaku yang telah melahirkan dan membesarkan serta mendidik aku, hingga aku bisa mengeyam pendidikan di Perguruan Tinggi.
• Semua dosen yang telah memberikan saya banyak ilmu, sehingga saya menjadi mahasiswa yang berkwalitas dan bertakwa.
• Semua kakak kelasku dan teman-temanku saudara kostku yang selalu memberi aku dukungan dan masukan kepadaku, sehingga skripsi ini bisa selesai.

PERNYATAAN
PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI
Bismillahirrahmanirrahim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Ahmad Maghrobi
NIM : B01208044
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Alamat : Jl. Jawar No:79 2/II Tb. Dono Pakal Surabaya
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1). Skripsi ini tidak pernah dikumpulkan kepada lembaga pendidikan tinggi manapun untuk mendapatkan gelar akademik apapun.
2). Skripsi ini adalah benar-benar hasil karya saya secara mandiri bukan merupakan hasil plagiasi atas karya orang lain.
3). Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini sebagai hasil plagiasi, maka saya akan bersedia menanggung segala konsekuensi yang terjadi.
Surabaya, 2 Juli 2012
Yang Menyatakan,



Ahmad Maghrobi
NIM. B01208044
ABSTRAK
Ahmad Maghrobi, NIM. B01208044, 2012. Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Analisis Wacana Rubrik Manajemen Qalbu KH. Abdullah Gymnastiar Di Majalah Al Falah edisi 259-261). Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci : Pesan Dakwah, Manajemen Qalbu, Analisis Wacana.

Persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu : Bagaimana isi pesan dakwah rubrik manajemen qalbu di Majalah Al Falah edisi 259-261 bila dianalisis menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk. Adapun tujuan dalam penelitian skripsi ini adalah Mengetahui isi pesan dakwah yang terkandung dalam Rubrik Manajemen Qalbu di Majalah Al Falah edisi 259-261 tahun 2009” dengan menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk.
Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif non kancah. Kemudian data yang diperoleh, penulis melakukan observasi dan dokumentasi. Data kemudian dianalisis menggunakan metode analisis wacana model Teun A. Van Dijk. Model ini menekankan pada aspek bahasa yang digunakan oleh media yang menggunakan 3 Struktur: struktur mikro, struktur makro dan super struktur.
Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa, pesan dakwah yang terkandung dalam struktur makro menekankan pendalaman agama dan pengamalannya. Sedang super struktur yang ada berisi mengenai perbaikan akhlaq dan melakukan perubahan dari memimpin diri sendiri kemudian keluarga hingga menjadi haji yang mabrur, mengajak jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu, dan mengingatkan waktu, maka kita layak bertanya sejauh mana komitmen kita terhadap waktu. Struktur mikro adalah sabar: kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai, dan menunjukkan suatu kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda.







KATA PENGANTAR
Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat dan karunianya telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan karya ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana Strata Satu (S1) di bidang ilmu dakwah di Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Kesuksesan ini, dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Bapak Dr. H. Aswadi, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah, Bapak. Abdullah Satar, S.Ag, M.Fil.I., selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Ibu Dra. Hj. Luluk Fikri Zuhriyah, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah ikhlas dan sabar dalam melakukan bimbingan serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, semoga amal baik yang bapak berikan kepada penulis
mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap, karya ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya terutama bagi Fakultas Dakwah dalam rangka mengembangkan disiplin ilmu dakwah serta penulis mengharapkan kepada para pembaca karya ini untuk bisa disempurnakan.
Penulis
Surabaya, 19 Juni 2012


DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….. ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI……………………………… iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………….. iv
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN……………. v
ABSTRAK………………………………………………………. vi
KATA PENGANTAR…………………………………………. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN…………………….………………… 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….. 6
C. Tujuan Penelitian……………………………………………… 7
D. Manfaat Penelitian……………………………………………. 7
E. Definisi Konseptual…………………………………………… 8
F. Sistematika Pembahasan………………………………………. 10
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN…………………………... 12
A. Kajian Konseptual……………………………………………. 12
1. Pengertian Pesan Dakwah…………………………….. 12
2. Fungsi Pesan Dakwah…………………………............. 18
3. Sumber Materi Dakwah…………………...................... 22
4. Media Penyampaikan Pesan Dakwah…………………. 23
5. Pengertian Majalah……………………………………. 25
B. Teori Analisis…………………………………………………. 26
1. Teks................................................................................. 28
2. Kognisi Sosial.................................................................. 34
3. Konteks Sosial................................................................. 35
C. Penelitian Terdahulu yang Relevan………………………….... 36
BAB III METODE PENELITIAN……………………………. 49
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian………………………………. 49
B. Unit Analisis………………………………………………….... 63
C. Jenis Dan Sumber Data………………………………………… 63
D. Tahap-Tahap Penelitian............................................................... 74
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA……………… 76
A. Deskripsi Obyek Penelitian…………………………………..... 76
B. Penyajian Data………………………………………………..... 83
C. Analisis dan Pembahasan Data…………………………………. 96
D. Tabel Hasil Temuan…………………. ……………………....... 117
BAB V PENUTUP………………………………………………. 136
A. Kesimpulan…………………………………………………...... 136
B. Saran………………………………………………………......... 137
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 138
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................. 141


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim, untuk mencapai dakwah yang efektif maka diperlukan media. Merebaknya media saat ini seperti media cetak dan online merupakan salah satu wujud dari era reformasi dan keterbukaan informasi. Fungsi media itu sendiri adalah memberikan informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial.
Media mampu menggiring opini publik kepada suatu fakta tertentu melalui setting terhadap informasi yang akan dijadikan berita. Maka pada tahap inilah misi dakwah dapat berjalan, informasi yang dianggap tidak memihak kepada dunia muslim dapat ditunda pemberitaannya dan beralih kepada pemberitaan yang bernilai dakwah.
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bil qalam (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, novel, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.
Kelebihan dari dakwah bil qalam yakni pesan dakwahnya tetap tersampaikan meskipun da’inya sudah tidak ada, atau penulisnya sudah wafat. Dan hadits yang menerangkan tentang dakwah bil qalam adalah "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari pada darahnya para syuhada". Dari sabda Rasulullah diatas menunjukkan betapa berartinya tinta yang ditorehkan dalam rangka berdakwah sehingga perbandingannya dengan pengorbanan para syuhada’.
Dakwah lewat tulisan sudah dimulai dan dikembangkan oleh Rasulullah SAW dengan pengiriman surat dakwah kepada kaisar, raja-raja, ataupun pemuka masyarakat yang ada. Dan tulisan tentang aktivitas kenabian Rasulullah SAW yang tulis oleh para sahabat dan diberikan kepada para tabi’in, para tabi’in kemudian memberikan kepada perawi-perawi hadits. Dengan kerjasama tersebut akhirnya lahirlah karya-karya jurnalistik islam yang terkenal, langgeng hingga akhir zaman. Dan dakwah lewat tulisan itu semakin relevan berada di zaman yang serba modern seperti sekarang ini.
Media cetak juga sebagai salah satu media dakwah yang efektif untuk berdakwah bil qalam. Namun pada zaman sekarang ini dakwah bil qalam tidak hanya dilakukan di media cetak saja melainkan juga di internet seperti dikemas dalam blog, website dan artikel-artikel lain yang bisa diakses melalui internet. Dan majalah-majalah yang mengandung sisi dakwah juga bisa diposting di internet dan bisa dibaca oleh jutaan umat. Meskipun Internet merupakan barang baru, namun internet secara langsung berperan dalam menciptakan dunia yang mengglobal.
Inti dari dakwah bil qalam adalah menulis, menulis laksana mendayung, berlayar dengan pikiran yang denganya penulis akan menemukan tantangan, pengalaman dan kepuasan. Dengan menulis juga sebagai salah satu metode dakwah yang efektif dan masih relevan hingga sekarang.
Menulis berarti perduli terhadap peradaban dunia, karena tulisan bisa mempengaruhi orang lain dan menjadi refrensi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak dipungkiri juga menulis bisa mendatangkan materi dan popularitas. Hal ini menunjukkan peluang berdakwah melalui tulisan sangat prospektif dan efektif.
Salah satu media cetak yang bisa digunakan sebagai media dakwah seperti majalah adalah suatu penerbitan cetak yang ringan dan mudah dibawa kemana-mana, lebih tahan lama dan bisa dibaca kapan saja waktu yang diinginkan termasuk materi dakwah juga bisa dimuat dan dikemas melalui majalah.
Di zaman yang serba modern ini memungkinkan orang sangat sibuk dengan aktifitas yang sangat menumpuk. Sangat sedikit kemungkinan orang-orang untuk meluangkan waktu untuk mendengarkan ceramah dalam majlis-majlis ta’lim karena tenaga sudah terkuras habis untuk segala macam kesibukan. Majalah sebagai media dakwah lebih efektif dan efisien untuk mengisi wacana religi keseharian, karena majalah lebih praktis dan bisa tidak terikat waktu atau bisa dibaca kapan saja.
Majalah mempunyai peran yang sangat penting, diantaranya sebagai alat media informasi yang berisi macam-macam informasi dan berita-berita terbaru mengenai berbagai hal yang diterbitkan secara periodik (bukan harian) bukan mingguan, yang bertujuan sebagai pelengkap hobby yang didalamnya banyak di muat informasi yang bersifat komersil dan mempunyai target sasaran yang berbeda-beda menurut tujuan fungsi dan isi majalah yang akan disampaikan kepada pembaca.
Terbitan berseri yang direncanakan untuk terbit dalam jangka waktu yang panjang dan tidak terbatas, secara berkala dan umumnya lebih sering dari pada setahun sekali, dalam setiap terbitan biasanya memuat berbagai karangan. Surat kabar/harian tidak tergolong dalam kategori majalah, majalah biasanya memiliki judul yang jelas dan khas, tetapi kebannyakan majalah diterbitkan oleh suatu himpunan atau lembaga dan memuat berita, laporan konferensi dan kegiatan berkala lainya, judulnya biasanya terdiri atas istilah umum yaitu seperti bulletin, laporan, pewarta dan warta.
Pengertian majalah dalam bahasa inggris adalah Magazine, merupakan terbitan berkala. Semula hanya memuat tulisan-tulisan dibidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kemudian istilah itu digunakan untuk segala jenis penerbitan berkala yang lebih luas, isinya meliputi berbagai bentuk karya sastra, liputan jurnalis, liputan tentang berbagai topik aktual yang patut diketahui konsumen pembaca.

Menurut sumber dari buku bahasan dapur majalah di Indonesia. Majalah memiliki definisi sebagai berikut:
1. Media cetak yang terbit secara berkala, tetapi tidak terbit setiap hari.
2. Media cetak yang bersampul, setidaknya mempunyai wajah, dan dirancang secara khusus.
3. Media cetak yang dijilid atau setidaknya memiliki sejumlah halaman tertentu dan mempunyai nama rubrik yang berbeda-beda pada setiap halamanya.
Majalah Al Falah yang notabene diterbitkan YDSF (Yayasan Dana Sosial al Falah) juga kerap dianggap bermarkas di masjid yang terletak di seberang Kebun Binatang Surabaya itu. Padahal YDSF berlokasi di Jalan Kertajaya VIII-C/17 Surabaya. Sehingga tak heran ada orang yang ingin ke YDSF tapi yang dituju masjid Al Falah.
Sebaliknya, ada orang yang menelepon YDSF padahal maunya menghubungi sekretariat masjid Al Falah. Memang, keberadaan YDSF tidak bisa dilepaskan dari masjid Al Falah. Dari sanalah, lembaga amil zakat nasional (LAZNAS) ini bermula.
Tokoh yang diangkat di rubrik Manajemen Qalbu mulai edisi 259-261 secara berurutan adalah KH. Abdullah Gymnastiar. Alasan peneliti memilih Eidsi 259-261, karena pesan yang disampaikan oleh sang tokoh sangat menarik dan bagus, serta pesannya memberikan kiat-kiat dan motivasi dalam meraih kebahagiaan di dunia sampai diakhir nanti.
Namun tidak semua majalah mengandung pesan dakwah, saat ini majalah yang mengandung pesan dakwah masih lebih sedikit dibanding majalah yang hanya mengandung hiburan belaka tanpa ada pesan keagamaan yang diangkat di dalamnya. Banyak sekali jurnalis-jurnalis muslim yang menyumbangkan karya tulisnya dalam bidang dakwah, namun mereka harus bersaing dengan karya tulis non muslim yang isinya banyak mengandung hal-hal yang tidak menunjukkan keislamian.
Cendekiawan muslim harus lebih kritis terhadap informasi dan menginvestasikan kemampuan dalam mengolah gerit pena untuk mensosialisasikan nilai islam sekaligus meng-counter serta men-filter derasnya informasi jahili dari barat.
B. Rumusan Masalah
Dari fenomena sosial dakwah di atas, maka untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang akan diteliti. Maka peneliti menfokuskan permasalahannya dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana isi pesan dakwah Rubrik Manajemen Qalbu Di Majalah Al Falah bila dianalisis dengan analisis wacan Teun A. Van Dijk?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: “Mengetahui isi pesan dakwah yang terkandung dalam Rubrik Manajemen Qalbu Di Majalah Al Falah edisi 259-261 tahun 2009” dengan menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini dan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka peneliti berharap agar penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Peneliti.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan untuk peneliti agar bisa menjadi insan akdemis yang jauh lebih baik.
2. Lembaga/fakultas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan yang positif, sehingga dapat memberikan informasi dan pengetahun bagi studi ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Masyarakat umum
Hasil penelitian di atas bisa menjadi acuan dan pembelajaran bagi masyarakat islam dalam menghadapi fenomena sosial seperti yang ada dalam majalah tersebut khususnya kepada remaja muslim agar terus menjaga semangat dalam mencari ilmu dimanapun.
Selain itu menjadikan isi majalah ini sangat bermanfaat sebagai motivasi kepada para pencari ilmu untuk menggantungkan cita-cita dan harapan setinggi langit. Dan berusaha menjadi insan yang handal seperti apa yang diinginkan. Hasil penelitian ini bisa diambil segala hikmah dan sisi positifnya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Definisi Konseptual
Pada dasarnya definisi konsep merupakan unsur penting dari penelitian, konsep adalah definisi singkat dari gejala-gejala. Sedangkan konsep yang di pilih tidak terlepas dari judul.
1. Discourse analisis
Discourse analisis atau analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud dan makna tertentu. Sedangkan wacana sendiri merupakan suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek yang mengungkapkan suatu pernyataan, pengungkapan itu dilaksanakan diantaranya dengan menempatkan diri pada posisi pembicara dengan penafsiran mengikuti struktur makna dari pembaca.
Menurut aliran positivisme empiris, analisis wacana digunakan untuk menggambarkan tata bahasa aturan kalimat, bahasa dan pengertian bersama. Sedangkan menurut pandangan konstruktivisme, sangat bertolak belakang dengan positivisme empirisme bahwa analisis wacana adalah upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subyek yang mengungkapkan suatu pernyataan. Sementara itu pandangan kritis mengungkapkan menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana adalah pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk praktik sosial, dalam pandangan kritis tentang analisis wacana menyelidiki bagaimana melalui bahasa kelompok sosial yang ada saling bertarung.
Sedangkan menurut Van Djik, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada teks semata karena teks hanya hasil dari produksi yang harus juga diamati bagaimana cara memproduksi suatu teks, dan penelitian wacana terdiri dari tiga aspek yaitu, dari tekstual, konteks, dan kognisi sosial. Namun, karena keterbatasan waktu maka penelitian kali ini hanya meneliti tekstualnya saja.
Walaupun terdapat sedikit perbedaan dari ketiga faham diatas dalam memaknai analisis wacana. Namun, dengan mengkaji ketiga faham diatas secara keseluruhan analisis wacana menurut Eriyanto adalah praktik pemakaian bahasa, terutama politik bahasa. Karena aspek bahasa adalah aspek sentral dari penggambaran suatu subjek, dan lewat bahasa ideologi diserap didalamnya. Maka aspek inilah yang dipelajari dari analisis wacana. Analisis wacana inilah yang akan dipakai menjadi pisau pembedah untuk menjawab rumusan masalah di atas dengan menganalisis teks-teks yang ada.
2. Pesan Dakwah
Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Sedangkan pesan dakwah merupakan isi pesan dakwah yang disampaikan Dai kepada Mad'u. Yang mana pada penelitian ini menjadi fokus penelitian. Sedangakan pesan dakwah yang dibahas dalam penelitian ini adalah pesan dakwah yang tekandung dalam majalah al Falah khususnya pesan dakwah di bidang penetaan hati dan motivasi. Pesan dibagi menjadi dua macam, yaitu pesan verbal dan non-verbal.
Pesan verbal yaitu jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan katakata, suara dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal yaitu jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas pada pembahasan skripsi ini, peneliti akan menguraikan sistematika pembahasannya. Adapun sistematika pembahasan pada skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini merupakan bab awal yang berisikan tentang latar belakang masalah yakni fenomena sosial yang mendasari penelitian ini, rumusan masalah yang merupakan akar masalah yang jawabannya akan ditemukan setelah melakukan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan.


BAB II : KERANGKA TEORITIK
Pada bab ini berisikan tentang kajian pustaka yang membahas tentang teori kepustakaan yang terkait dengan judul penelitian, kajian teoritik yakni pembahasan kajian teori dan penelitian terdahulu yang relevan sebagai rujukan dan perbandingan terhadap penelitian yang dilakukan sekarang.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dan bab III berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dipakai, metode penelitian yang dipakai oleh peneliti. Dan pada bab III ini akan membahas tentang teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang akan dipakai dalam penelitian.
BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab penyajian dan analisis data ini menjelaskan tentang setting penelitian yaitu analisis wacana pesan dakwah yang terkandung dalam majalah al Falah Dan pada bab IV inilah yang nantinya akan menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.
BAB V : PENUTUP
Dan bab penutup merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi, yang mana memuat kesimpulan dan saran.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA TENTANG PESAN DAKWAH DALAM MAJALAH
A. Kajian Konseptual
1. Pengertian Pesan Dakwah
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan dari seseorang kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok yang dapat berupa buah pikiran, pernyataan dan keterangan dari sebuah sikap. Sedangkan pengertian dakwah adalah suatu proses penyampaian pesan-pesan tertentu berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut. Maka pengertian pesan dakwah adalah materi atau isi pesan yang disampaikan dai kepada mad’u yang bersumber dari Al-quran dan Hadits.
Menurut Ahmad Mansyur Suryanegara seperti yang dikutip oleh Asep Muhyiddin dalam bukunya Metode Pengembangan Dakwah. Mendefinisikan dakwah adalah aktifitas menciptakan perubahan sosial dan pribadi yang didasarkan pada pada tingkahlaku pembaharuannya. Dan yang menjadi inti tindakan dakwah adalah perubahan kepribadian seseorang dan masyarakat secara kultural.
Sedangkan pengertian dakwah menurut M. Ali Aziz adalah segala aktifitas penyampaian ajaran islam kepada orang lain dengan cara yang bijaksana untuk terciptanya individu dan masyarakat yang bisa menghayati dan mengaplikasikan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Usaha dakwah juga bisa dilakukan melalui lisan maupun tulisan yakni yang bersifat mengajak, menyeru agar mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Pada hakikatnya dakwah adalah komunikasi hanya saja berbeda pada cara dan tujuan yang akan dicapainya. Dakwah juga mengharapkan komunikannya bersikap dan berbuat sesuai dengan isi pesan yang disampaikan oleh komunikatornya. Dakwah juga merupakan komunikasi yang khas yaitu pada cara pendekatannya dilakukan secara persuasif dan bertumpu pada human oriented (hikmah dan kasih sayang).
Pesan dakwah atau materi dakwah secara garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga:
a. Tentang Akidah
Kata akidah berasal dari bahasa arab yaitu aqidah yang berarti keyakinan atau kepercayaan, secara istilah akidah berarti keyakinan atau kepercayaan yakni mengikat hati seseorang kepada sesuatu yang diyakini atau diimaninya.
Menurut Mahmud Syaltut, akidah ialah sisi teoritis yang harus pertama kali diimani atau diyakini dengan keyakinan yang mantap tanpa keraguan sedikitpun. Dalam Al quran akidah disebutkan dengan istilah iman dan syari'ah dengan istilah amal shaleh, keduanya saling berhubungan dan bersamaan. Itu artinya keimanan atau kepercayaan harus diikuti oleh amal shaleh, karena iman tidaklah sempurna tanpa disertai oleh amal shaleh.
Akidah atau kepercayaan dalam islam mempunyai rukun-rukun
tertentu yakni hal yang harus dipercayai, adapun rukun iman ada enam:
1) Percaya kepada Allah
Yakni percaya dengan sepenuh hati akan ke-Esaan dan eksistensi Allah, meyakini kekuasaan bahwa Dia yang menciptakan semua makhluk, tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain, semua hidup dan perbuatan manusia hanyalah dilakukan untuk mencari ridlo Allah.
2) Percaya kepada malaikat Allah
Yaitu percaya dengan adanya malaikat, makhluk yang menjadi perantara Allah kepada makhluk-Nya. Malaikat memiliki tugas masing-masing yang telah ditentukan, malaikat diciptakan dari cahaya yang bersifat immaterial being (bukan makhluk yang bersifat materi), maka wujud malaikat tidak terikat pada bentuk tertentu yakni dapat berubah-ubah atas izin-Nya.
3) Percaya kepada kitab Allah
Percaya pada kitabullah berarti percaya bahwa Allah menurunkan kitab kepada rasul yang berisi tentang ajaran-ajaran, dan aturanaturan islam. Kitab yang disebutkan dalam Al quran ada 4 macam, yakni Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As, Kitab Zabur kepada Nabi Daud As, Kitab Injil kepada Nabi Isa As dan yang terakhir adalah Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada dasarnya prinsip ajaran islam yang berada dalam kitab-kitabnya adalah sama, meskipun diturunkan dalam kurun waktu yang berbeda dan keadaan umat yang berbeda pula. Jika terdapat perbedaan prinsip ajaran agama islam, itu bukanlah ajaran asli dari Nabinya, yakni pemeluknyalah yang menyelewengkan dan merubah isi ajaran kitab yang ada didalamnya.
4) Percaya kepada utusan Allah
Yakni percaya bahwa Allah memilih beberapa diantara manusia untuk menjadi utusan dan menyampaikan ajaran-Nya. Nabi berbeda dengan rasul persamaannya hanya mereka sama-sama menerima wahyu. Wahyu yang diturunkan kepada nabi untuk dilaksanakan dirinya sendiri, sedangkan rasul menerima wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Rasul yang disebutkan dalah Al quran berjumlah 25 rasul.
5) Percaya kepada hari akhir (hari kiamat)
Yakni percaya tentang adanya hari kiamat dimana semua makhluk akan mati, kemudian dibangkitkan kembali dan diperhitungkan segala amalnya. Amal yang dilakukan semasa hidup akan mendapat balasan yang setimpal sesuai dengan perbuatannya.
6) Percaya kepada takdir
Rukun iman yang terakhir yakni percaya bahwa Allah menciptakan manusia kodrat (kekuasaan) dan iradat (kehendaknya). Sehingga segala hal yang menimpa manusia sudah sesuai dengan garis takdir yang telah ditentukan oleh penciptnya. Manusia hanya wajib berusaha melakukan yang terbaik dan selebihnya memasrahkan usaha yang telah dilakukan kepada yang menciptakan dan kehendak yang maha kuasa. Inilahlah yang di sebut tawakkal.
Tawakkal bukan berarti menyerah begitu saja pada keadaan, namun tawakal adalah mewakilkan (menyerahkan) segala nasib usaha yang telah dilakukan kepada Allah.
b. Tentang Syariah
Syariah secara bahasa berarti jalan tempat keluarnya air minum, secara istilah syariah adalah segala sesuatu yang disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-Nya, termasuk peraturan-peraturan dan hukum segala hal yang telah di tetapkan oleh Allah.
Syariah sangat erat hubungannya dengan akidah, kalau akidah adalah iman atau keyakinan. Maka syariah adalah hal yang perlu dilakukan sesudah keimanan, yakni amal shaleh atau perbuatan sehari-hari yang sesuai dengan syariat islam. Seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia dari segala aspek.
Syariah merupakan aturan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena syariah yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dan hubungan manusia dengan manusia. Syariah meliputi:
1) Ibadah, dan ibadah meliputi:
a) Thaharah (bersuci)
b) Sholat
c) Zakat
d) Puasa
e) Haji
2) Muamalah yang meliputi:
a) Munakahat (hukum nikah)
b) Waratsah (hukum waris)\
c) Muamalah (hukum jual beli)
d) Hinayah (hukum pidana)
e) Khilafah(hukum negara)
f) Jihad (hukum peperangan dan perdamaian)
c. Tentang Akhlak
Secara etimologis akhlak berarti budi pekerti, peringai, prilaku, atau tabiat. Secara terminologis ada beberapa definisi tentang akhlak: Menurut Ibrahim Anis, “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah perbuatan-perbuatan, baik atau buruknya tanpa membutuhkan pemikiran atau pertimbangan”.
Menurut Abdul Karim Zaidan, akhlak adalah kumpulan nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan timbangan seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memutuskan untuk terus melakukan atau meninggalkannya.
Sedangkan menurut Tutty Alawiyah, akhlak adalah sifat yang berurat-berakar pada diri seseorang yang terbit dari amal perbuatan dengan mudah, yang keluar dengan spontan dan tanpa pertimbangan yang matang.
Dari definisi diatas sama-sama menekankan makna akhlak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, yang muncul dengan spontan tanpa dipertimbangkan dan tanpa memerlukan dorongan dari luar.
Akhlak juga sangat erat hubungannya dengan syariah, karena sikap atau akhlak yang dilakukan haruslah sesuai dengan syariat islam. Akhlak meliputi:
1) Akhlak terhadap Tuhan
2) Akhlak terhadap makhluk.
2. Fungsi Dakwah
Dalam bukunya “Ilmu Dakwah” Ali Aziz menjelaskan beberapa fungsi dakwah, antara lain :
1. Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam kepada manusia sebagai individu dan masyarakat, sehingga mereka merasakan rahmat Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh makhluk Allah. Firman Allah QS. Al-Anbiyaa: 108.
 قُلْ إِنَّمَا يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa. Maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)". (QS. Al-Anbiyaa; 108 ).
2. Dakwah berfungsi melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi ke generasi kaum muslimin berikutnya, sehingga kelangsungan ajaran Islam beserta pemeluknya dari generasi ke generasi berikutnya tidak terputus.
3. Dakwah berfungsi korektif artinya meluruskan akhlak yang bengkok, mencegah kemungkaran dan mengluarkan manusia dari kegelapan rohani.
Hartono A. Jaiz menjelaskan fungsi da’wah bi-al-qalam dalam tiga hal antara lain :
1. Melayani kebutuhan masyarakat informasi Islam, yang
dimaksud disini adalah informasi yang bersumber dari Al quran dan Hadits.
2. Berupaya mewujudkan atau menjelaskan seruan Al Quran secara cermat melalui berbagai media cetak, untuk mengembalikannya kepada keuniversalannya dengan menyajikan produk-produk Islam yang selaras dengan pemikiran.
3. Menghidupkan dialog-dialog bernuansa pemikiran, politik, budaya social dan lain-lain.
Untuk muslim, dakwah berfungsi sebagai proses peningkatan kualitas penerapan ajaran agama Islam, sedang untuk non-Muslim, fungsi dakwah adalah memperkenalkan dan mengajak mereka agar memeluk agama Islam secara suka rela.
Sebenarnya tujuan dakwah itu adalah tujuan diturunkan ajaran Islam bagi umat manusia itu sendiri, yaitu untuk membuat manusia memiliki kualitas akidah, ibadah, serta akhlak yang tinggi. Tujuan dakwah ialah merealisasikan ajaran Islam, yaitu terwujudnya secara substantif dan formal ajaran Islam pada dataran sosio-kultural dan politis masyarakat.
Tujuan utama adalah tujuan akhir dari dakwah yakni terwujudnya individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam semua lapangan kehidupannya aadalah tujuan yang sangat ideal dan memerlukan waktu serta tahap-tahap yang sangat panjang.
Menurut Ali Aziz dalam bukunya “Ilmu Dakwah” menjelaskan beberapa tujuan umum maupun tujuan khusus dakwah antara lain :
1. Mengajak orang-oran Islam untuk memeluk agama Islam (mengislamkan orang-orang non-Islam). Firman Allah QS.
Ali Imran: 20:

فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ

Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), Maka Katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk islam, Sesungguhnya mereka Telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, Maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran : 20 )
2. Mengislamkan orang Islam aartinya meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan kaum muslimin, sehingga mereka menjadi orang-orang yang mengamalkan Islam secara keseluruhan (Kaffah). Firman Allah QS. Al-Baqarah : 208

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِين
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah : 208).
3. Menyebarkan kebaikan dan mencegah timbulnya dan tersebarnya bentuk-bentuk kemaksiatan yang akan menghancurkan sendi-sendi kehidupan individu dan masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang tentram dengan penuh keridlaan Allah.
4. Membentuk individu dan masyarakat yang menjadi Islam sebagai pegangan dan pandangan hidup dalam segala kehidupan baik politik, ekonomi, sosial dan budaya.
3. Sumber Materi Dakwah
Adapun sumber-sumber materi dakwah adalah:
A. Al quran
Al quran adalah perkataan Allah yang di turunkan melalui malaikat jibril ke dalam hati Rasulullah dengan lafadz bahasa arab, agar menjadi hujjah bagi nabi Muhammad bahwa dia adalah utusan dan menjadi petunjuk bagi umat manusia.
Al quran merupakan sumber yang paling utama bagi materi dakwah, semua materi dakwah ada dalam Al quran. Namun ada sumber-sumber lain yang bisa di gunakan untuk membantu menafsirkan Al quran.
B. Hadist
Hadist adalah segala bentuk ucapan, perbuatan, dan ketetapan yang bersumber dari Rasulullah SAW. Dan hadist atau sunnah dibagi menjadi 3:
1) Sunah Qauliyah
Yaitu hadist-hadist yang bersumber dari ucapan nabi.

2) Sunah Fi’liyah
Yaitu Hadist yang bersumber dari perbuatan-perbuatan nabi, tanpa diucapkan semua perbuatan nabi menjadi sunah bagi manusia.
3) Sunah Takririyah
Yaitu apa yang ditetapkan oleh Rasul, baik dari perkataan, perbuatan dan diamnya (sukutnya) saja.
C. Ijmak
Yaitu kesepakatan para mujtahid muslim memutuskan suatu masalah sesudah wafat Rasulullah terhadap hukum syar’i pada suatu peristiwa. Maka keputusan para mujtahid ini bisa menjadi sumber materi dakwah yang akan disampaikan kepada mad’u.
4. Media Menyampaikan Pesan Dakwah
Media berasal dari bahasa latin yaitu “median”, yang berarti alat perantara. Media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai satu tujuan tertentu.
Sedangkan media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan, media dakwah ini dapat berupa barang atau alat, orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.
Media dakwah menurut Hamzah Ya’qub membagi media mejadi
lima macam:
a. Lisan, yakni dakwah secara langsung melalui perkataan seperti ceramah, khutbah, pidato, bimbingan, dan lain-lain.
b. Tulisan yaitu bentuk tulisan yang dapat berupa majalah, novel, koran, spanduk, dan lainnya.
c. Gambar yakni segala bentuk gambar dapat berupa lukisan,potografi, karikatur dan sebagainya.
d. Audio visual yakni dakwah berupa suara dan gambar, seperti televisi, film, internet dan lain-lain
e. Keteladanan yaitu sikap atau perbuatan yang mencerminkan ajaran islam dan dapat dilihat dan ditiru langsung oleh mad’u.
Sedangkan dari segi penyampaiannya dibagi menjadi 3 golongan:
1) The spoken words yaitu yang berbentuk ucapan yakni kata-kata yang mengeluarkan suara.
2) The printed writing yaitu yang berbentuk tulisan seperti majalah, novel, blog dan lain-lain.
3) The audio visual yaitu yang berupa gambar dan suara seperi televisi, film, dan sebagainya
5. Pengertian Majalah
Majalah adalah sebuah media publikasi atau terbitan secara berkala yang memuat artikel-artikel dari berbagai penulis (Assegaff, 1983 : 127). Selain memuat artikel, Majalah juga merupakan publikasi yang berisi cerita pendek, gambar, review, ilustrasi atau fitur lainnya yang mewarnai isi dari majalah. Oleh karena itu, majalah dijadikan salah satu pusat informasi bacaan yang sering dijadikan bahan rujukan oleh para pembaca dalam mencari sesuatu hal yang diinginkannya.
Eksistensi majalah muncul karena kebutuhan masyarakat akan informasi beragam yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat saat ini. Maka tak heran banyak berbagai ragam majalah beredar saat ini, yang disesuaikan dengan segmentasinya. Majalah dapat dibedakan menurut pembaca pada umumnya atau kelompok pembaca yang menjadi target pasarnya, yakni majalah dapat diklasifikasikan menurut segmen demografis (usia atau jenis kelamin), ataupun pembedaan secara psikografis, dan geografis atau dapat dilihat dari segi kebijakan editorialnya.
Sebagai contoh untuk majalah yang terbitnya berdasarkan keadaaan demografis, misalnya Majalah Gadis, majalah yang diperuntukkan untuk wanita. Sedangkan majalah yang berdasarkan pengelompokan geografis (wilayah), misalnya: majalah sekolah. Berbagai bahasan artikel informasi yang diulas dalam majalah-majalah tersebut tentunya disesuaikan dengan karakter dan gaya bahasa target audiencenya, begitu pula dengan gaya pendekatan dalam hal tampilan atau desain majalahnya.
Didalam suatu majalah terkandung banyak elemen-elemen grafis seperti gambar, tipografi, warna, ilustrasi dan elemen lainnya yang dimana hal itu untuk memperindah isi majalah dan untuk menarik perhatian masyarakat untuk membacanya. Majalah juga harus memiliki konsep atau target segmentasi yang jelas dan sesuatu hal yang berbeda dengan majalah lainnya. Agar dapat terlihat oleh masyarakat memiliki ciri khas serta keunggulan dari majalah-majalah pesaing.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saat ini majalah tidak hanya terbatas dijual bebas ditoko-toko atau kios-kios buku yang dibuat oleh suatu perusahaan untuk masyarakat umum. Namun suatu organisasi juga dapat menerbitkan majalahnya sendiri apabila kebutuhan informasi tentang lingkup organisasi tersebut dirasa perlu.
B. Teori Analisis
Peneliti menggunakan analisis wacana model Teun A. Van Dijk. Yang mana, model ini menekankan pada aspek yang digunakan media, meliputi aspek kata, aspek susunan kata atau kalimat. Pertama, aspek kata.
Pada aspek ini menekankan bagaimana peristiwa dan aktor-aktor yang terlibat dalam peristiwa tersebut hendak dibahasakan. Kata-kata di sini bukan hanya penanda atau identitas tetapi dihubungkan dengan ideologi tertentu. Penekanan makna pesan dan berkaitan dengan kelompok-kelompok yang diuntungkan dan dirugikan melalui penggunaan bahasa tersebut.
Kedua, aspek susunan kata atau kalimat. Aspek ini berkaitan dengan bagaimana kata-kata disusun ke dalam bentuk kalimat tertentu dimengerti dan dipahami. Menurutnya, bahasa yang digunakan oleh media bukanlah sesuatu yang netral, tetapi mempunyai aspek atau nilai ideologis tertentu, permasalahan yang ditekankan adalah bagaimana realitas itu dibahasakan oleh media.
Realitas tersebut, direpresentasikan (digambarkan) dalam pemberitaan melalui bahasa yang digunakan. Bahasa sebagai representasi dari realitas tersebut dapat berubah dan berbeda sama sekali dibandingkan dengan realitas yang sesungguhnya.
Analisis wacana adalah sebuah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau tela’ah mengenai aneka fungsi bahasa. Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat dalam komunikasi tidak terbatas pada penggunaan kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih komplek, yang disebut dengan wacana.
Wacana yang di gambarkan Van Djik digambarkan memiliki tiga dimensi atau bangunan yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
1. Teks
Dalam dimensi teks yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Van Djik memanfaatkan analisis linguistik tentang kosakata, kalimat, proposisi, dan paragraf untuk menjelaskan dan memaknai suatu kalimat.
Van Djik melihat teks terdiri dari beberapa struktur atau tingkatan yang saling mendukung. Yang mana struktur tersebut dibagi kedalam tiga tingkatan: Pertama, struktur makro yaitu struktur global yang bisa diamati melalui topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu tulisan. Kedua, superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian teks tersusun dalam tulisan secara utuh. Yang ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan gambar.
Dalam setiap struktur memiliki elemen-elemen penting yang saling mendukung, makna global dari suatu teks di dukung oleh kerangka suatu teks. Maka elemen-elemen itu yang mendukung dalam menganalisa teks dalam sebuah wacana, elemen-elemen tersebut antara lain:

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur makro Tematik, Bagaimana tema atau topik yang dikedepankan Topik
Super struktur Skematik Skema
Struktur mikro Semantik
Makna yang ingin ditekankan
dalam teks Latar,detail, maksud,
pra-anggapan,
nominalisasi
Struktur mikro Struktur mikro Sintaksis
Bagaimana bentuk dan
susunan kalimat yang dipilih Bentuk kalimat,
koherensi, kata ganti
Struktur mikro Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang
Dipakai leksikon
Struktur mikro Retoris
Bagaimana cara penekanan
dilakukan Grafis, metafora,
Ekspresi

A. Tematik
Elemen tematik adalah elemen yang menunjukkan gambaran umum suatu teks, gagasan inti, ringkasan, tema atau yang utama dalam sebuah teks. Tematik merupakan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita. Elemen lain mengacu dan mendukung pada topik yang ingin ditekankan, topik merupakan gambaran umum yang didukung oleh subtopik yang berfungsi memperkuat topik utama.
B. Skematik
Merupakan alur yang menunjukkan bagian-bagian teks disusun dan diurutkan hingga membentuk suatu arti. Seperti dalam jurnal memiliki skema seperti abstraksi,latar belakang masalah, tujuan, hipotesis, isi dan kesimpulan. Meskipun memiliki bentuk dan skema yang berbeda, tulisan umumnya mempunyai skema besar yaitu:
1) Summary
Yang memiliki dua elemen yaitu judul dan lead. Ini merupakan elemen yang paling penting karena menunjukkan tema yang ingin di tampilkan penulis. Lead merupakan pengantar ringkas sebelum masuk kedalam ini yang lebih lengkap.
2) Story
Yaitu isi berita secara keseluruhan semacam hipotetik yang memiliki dua subkategori, yang pertama, berupa situasi yakni proses atau jalannya peristiwa, sedangkan yang kedua, komentar yang ditampilkan dalam teks. Dan biasanya komentar yang ditampilkan adalah komentar piha-pihak yang terlibat didalam isi peristiwa tersebut. Menurut Teun A. Van Djik arti penting dari skematik adalah strategi wartawan dalam untuk mendukung topik dengan menyusun urutan-urutan tertentu.
C. Semantik
Semantik merupakan makna lokal yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu. Dan elemen semantik bisa diamati melalui elemen-elemen, diantaranya adalah:
1). Latar
Latar merupakan bagian yang dapat mempengaruhi arti yang ingin ditampilkan, latar yang dipilih menentukan kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar dapat dijadikan alasan pembenar dalam gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Kadang maksud atau isi utama tidak dibeberkan dalam teks, tetapi dengan melihat latar apa yang ditampilkan dan bagaimana latar tersebut disajikan.
2). Detail
Detail merupakan elemen yang berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Detail yang diungkapkan panjang lebar merupakan penonjolan yang secara sengaja menciptakan citra tertentu terhadap khalayak, ini juga merupakan strategi penulis untuk mengexpresikan sikap secara implisit, dalam mempelajari detail hal yang perlu diteliti adalah dari keseluruhan dimensi peristiwa, bagaimana yang diuraikan secara panjang lebar oleh penulis.
3). Maksud
Maksud hampir sama dengan elemen detail, informasi yang menguntungkan komunikator diuraikan secara panjang lebar dan sengaja. Sebaliknya informasi yang merugikan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan tersembunyi. Tujuan akhirnya komunikator yang untung.
Dalam konteks media, maksud menunjukkan bagaimana secara implisit dan tersembunyi penulis menggunakan praktik bahasa tertentu untuk menonjolkan kebenarannya dan menyingkirkan kebenaran lain.
D. Sintaksis
Strategi dalam level sintaksis ini meliputi:
1). Koherensi
Adalah hubungan atau jalinan antar kalimat dalam teks, koherensi dengan mudah dapat diamati melalui kata hubung (konjungsi). Koherensi merupakan elemen wacana untuk menjelaskan suatu fakta atau peristiwa yang saling terpisah, saling berhubungan ataukah hubungan sebab akibat.
2). Bentuk kalimat
Adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berfikir logis, yaitu prinsip kausalitas.
E. Stilistik
Stilistik berasal dari kata style, yanng artinya adalah gaya, stilistik menagalisis tentang gaya bahasa yang diungkapkan oleh penulis, menyatakan maksud penulis dan gaya bahasa sebagai sarana.
Gaya bahasa merupakan pemilihan leksikan atau diksi, majas, hiperbola, pencitraan dan struktur kalimat sebagai ciri khas sang penulis.
F. Retoris
Retoris yaitu strategi yang diungkapkan seseorang berbicara dengan pemakaian kata yang berlebihan tapi bersifat persuasif. Adapun strategi retoris muncul dalam bentuk:
1). Interaksi
Yakni bagaimana komunikator menempatkan dan memposisikan dirinya di antara khalayak sebagai komunikan.
2). Ekspresi
Yaitu bagaimana komunikator menonjolkan atau menghilangkan bagian-bagian yang diinginkan seperti grafis, foto, gambar, huruf tebal, cetak miring dan lain-lain
3). Metafora
Yakni kiasan atau ungkapan tertentu sebagai bumbu dan untuk menunjukkan makna tertentu dalam suatu teks.
4). Visiual image
Visual image merupakan wacana terakhir dari elemen retoris yakni menampilkan dengan penggambaran detail terhadap berbagai hal yang ingin ditonjolkan.
2. Kognisi sosial
Dan pada dimensi kognisi sosial yang di teliti adalah proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dan sosial dari wartawan. Sebelum memproduksi tulisan maka penulis akan mencoba memahami apa yang akan ditulisnya dari apa yang dilihatnya. Menurut Van Djik ada beberapa strategi yang dilakukan dan sangat mempengaruhi penulis dalam memproduksi tulisannya:
a) Seleksi, ini merupakan strategi yang kompleks yang menunjukkan, bagaimana sumber, peristiwa, informasi, diseleksi penulis dan ditampilkan dan teksnya.
b) Reproduksi, yakni berhubungan dengan bagaimana proses tulisan dibuat, apakah tulisan dikopi, digandakan atau tidak dipakai sama sekali.
c) Penyimpulan, yakni strategi besar dalam memproduksi teks yang berhubungan dengan mental kognisi penulis adalah penyimpulan dan peringakasan informasi.
d) Transformasi lokal, yakni berhubungan dengan bagaimana suatu peristiwa akan ditampilkan. Dengan menjelaskan detail dan latar untuk menegaskan dan meneguhkan pandangan yang dibuat oleh kognisi wartawan.
3. Konteks sosial
Sedangkan pada konteks yang diteliti adalah mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyrakat akan suatu masalah, bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakakat.
Analisis ini untuk menunjukkan bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial produksi lewat praktek diskursus dan legitimasi, menurun Van Djik, dalam analisis konteks ada dua hal penting yang perlu dilihat:
1) Kekuasaan (power) kekuasaan adalah kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok atau anggotanya, dengan memiliki sumber yang benilai seperti uang, status dan pengetahuan. Suatu kelompok untuk mengontrol kelompok lain, kontrol ini bisa bersifat langsung atau fisik juga dapat berupa persuasif yaitu tindakan yang tidak secara langsung mempengaruhi kondisi mental, seperti kepercayaah, sikap dan pengetahuan.
2) Akses (acces). Akses yang besar juga dipengaruhi oleh kekuasaan, semakin besar kakuasaan yang dimiliki semakin besar pula aksesnya. Akses yang besar memiliki kesempatan besar untuk mengontrol kesadatran khalayak. Dengan akses besar yang dimilikinya maka bisa memegang kekuasaan yang besar terhadap media.
D. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
E. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan berbagai skripsi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, khususnya penelitian dalam media cetak yang pernah disusun oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain :

No Judul/Lokasi
Penelitian/Tahun Peneliti Metode
Penelitian Hasil Persamaan/Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
1. Analisis Isi
Terhadap Pesan
Dakwah Rubrik
Jumatan Harian
Radar Surabaya
( Edisi Bulan
Januari-Maret
2004 ). Telah
menyelesaikan
skripsinya tahun
2004. Ali Murtadlo
Mahasiswa
Fakultas
Dakwah Penelitian
Kualitatif
Dengan
menggunakan
Analisis Isi Bahwa pesan dakwah
yang terkandung dalam
rubrik jumatan edisi
bulan januari-maret
2004, terdiri 3 pesan
dakwah, yakni pesan
dakwah aqidah yang
mengupas tentang
implementasi dan hasil
dari sebuah keimanan
dan pesan dakwah
syariah yang mengupas
tentang hakikatdan
Eksistensi pelaksanaan
ibadah salat jumat serta
pesan dakwah moral
atau akhlak yang
membahas tentang sikap
(cinta kasih dan
kerelaan). Ali Murtadlo. Analisis Isi
Terhadap Pesan
Dakwah Rubrik
Jumatan Harian
Radar Surabaya
( Edisi Bulan
Januari-Maret
2004 ). Sedangkan Ahmad Maghrobi. Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Analisis Wacana Rubrik Manajemen Qalbu KH. Abdullah Gymnastiar Di Majalah Al Falah edisi 259-261 tahun 2009). Penelitian kualitatif menggunakan Analisi Wacana.
2. Analisis Isi Pesan
Dakwah Kolom
D. Zawawi Imron
di Majalah
Mayara. Telah
menyelesaikan
skripsinya tahun
2006 Abd. Rohim
Mahasiswa
Fakultas
Dakwah Penelitian
Kualitatif
Dengan
menggunakan
Analisis Isi Bahwa kolom D.
Zawawi Imron
mengandung pesan
dakwah yang berkaitan
dengan masalah aqidah,
syariah dan akhlak.
Selain itu, kolom D.
Zawawi Imron di
Majalah Mayarah Edisi
Mei-Juni 2005,
merupakan bacaan yang
mengandung dakwah
Islam dan layak untuk
dijadikan sumber bacaan
alternatif bagi muslim. Abd. Rohim. Analisis Isi Pesan
Dakwah Kolom
D. Zawawi Imron
di Majalah
Mayara. Penelitian
Kualitatif
Dengan
menggunakan
Analisis Isi. Sedangkan Ahmad Maghrobi. Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Analisis Wacana Rubrik Manajemen Qalbu KH. Abdullah Gymnastiar Di Majalah Al Falah edisi 259-261 tahun 2009). Penelitian kualitatif menggunakan Analisi Wacana.
3. Dakwah Jamaah
Tabligh di
Pondok Pesantren
Al Fatah Temboro
Magetan
(Analisis
Framing). Telah
menyelesaikan
skripsinya tahun
2010 Muhammad
Miftakhul
Ulum
Mahasiswa
Fakultas
Dakwah Penelitian
Kualitatif
dengan
menggunakan
Analisis
Framing. Jamaah Tabligh Pondok
Pesantren Al Fatah di
Temboro Magetan
menggunakan metode
dakwah khuruj dan
jaulah serta proses
penerapan metode
dakwah yang diterapkan
oleh Kyai Uzairon pada
jamaah tabligh Pondok
Pesantren Al Fatah di
Temboro Magetan
menggunakan
perencanaan yang
matang, diorganisir,
secara efektif dan
dikontrol secara ketat Muhammad
Miftakhul
Ulum Dakwah Jamaah
Tabligh di
Pondok Pesantren
Al Fatah Temboro
Magetan
(Analisis
Framing). Penelitian
Kualitatif
dengan
menggunakan
Analisis
Framing. Sedangkan Ahmad Maghrobi. Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Analisis Wacana Rubrik Manajemen Qalbu KH. Abdullah Gymnastiar Di Majalah Al Falah edisi 259-261 tahun 2009). Penelitian kualitatif menggunakan Analisi Wacana.
4. Pesan Dakwah
Melalui Majalah
Darul Falah
(Analisis Isi
Rubrik Sakinah
Edisi 2 Oktober 2008-5 Januari
2009).
Telah
menyelesaikan
skripsi tahun
2009. Elly
Wijiastutik
Mahasiswi
Fakultas
Dakwah Penelitian
Kualitatif
dengan
menggunakan
Analisis Isi Proses penyampaian
pesan dakwah pada
rubrik sakinah di
Majalah Darul Falah
adalah problematika
yang terjadi di masyarakat seperti
kehidupan rumah tangga
yang mana di dalamnya
ditegakkan menurut
syariat ajaran agama
Islam, dengan mengikuti
prinsip-prinsip
pernikahan sesuai
dengan Al Quran dan
pedoman sunnah
Rasulullah saw. Makna
pesan yang terkandung
di dalam Majalah ini
adalah bangunan rumah
tangga Islami, rumah
tangga teladan yang
menjadi panutan dan
dambaan umat, maka
masyarakat Islami dapat
diwujudkan.
Elly
Wijiastutik. Pesan Dakwah
Melalui Majalah
Darul Falah
(Analisis Isi
Rubrik Sakinah
Edisi 2 Oktober 2008-5 Januari
2009). Penelitian
Kualitatif
dengan
menggunakan
Analisis Isi. Sedangkan Ahmad Maghrobi. Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Analisis Wacana Rubrik Manajemen Qalbu KH. Abdullah Gymnastiar Di Majalah Al Falah edisi 259-261 tahun 2009). Penelitian kualitatif menggunakan Analisi Wacana.

5. Rubrik Tanya
Jawab Islam
Sehari-hari PadaSurat Kabar
Harian Bangsa
( Analisis Isi
Rubrik Tanya
Jawab Islam
Sehari-hari
Tentang
Perkawinan Pada
Surat Kabar
Harian Bangsa
Bulan April-Mei
2004 ). Telah
menyelesaikan
skripsinya tahun
2004. Nur
Rohmawati
Mahasiswi Fakultas
Dakwah Penelitian
Kualitatif
dengan menggunakan
Analisis Isi Kategori penyajian
rubrik Tanya Jawab
Islam Sehari-hari Pada Surat Kabar Harian
Bangsa pada bulan
April-Mei 2004, ditinjau
dari jenis
permasalahannyaakan
diperoleh bahwa rubrik
Tanya Jawab Islam
Sehari-hari tentang
Munakahat(hukum
perkawinan) sebanyak
39 % dibandingkan
dengan masalah aqidah,
akhlak dan lain
sebagainya Nur
Rohmawati. Rubrik Tanya
Jawab Islam
Sehari-hari PadaSurat Kabar
Harian Bangsa
( Analisis Isi
Rubrik Tanya
Jawab Islam
Sehari-hari
Tentang
Perkawinan Pada
Surat Kabar
Harian Bangsa
Bulan April-Mei
2004). Penelitian
Kualitatif
dengan menggunakan
Analisis Isi. Sedangkan Ahmad Maghrobi. Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Analisis Wacana Rubrik Manajemen Qalbu KH. Abdullah Gymnastiar Di Majalah Al Falah edisi 259-261 tahun 2009). Penelitian kualitatif menggunakan Analisi Wacana.

6. Pesan Dakwah
Tabloid Kisah
Hikmah (Analisis
Wacana Rubrik
Silaturahim
Tabloid Kisah
Hikmah Edisi 88-
91. Telah
menyelesaikan
skripsinya tahun
2011. Muchammad Al Hadad.
Mahasiswa
Fakultas
Dakwah Penelitian
Kualitatif
dengan
menggunakan
Analisis
Wacana 1. Bahwa Struktur Makro yang ada dalam Tabloid Kisah Hikmah rubrik
silaturahim edisi 88-91 Oktober-Desember 2010 menekankan
pendalaman agama dan pengamalannya. Terutama cinta Rasul dan
salat sempurna serta hidup berbekal agama dan teknologi.
2. Bahwa Super Struktur yang ada dalam Tabloid Kisah Hikmah rubrik
silaturahim edisi 88-91 Oktober-Desember 2010 berisi tentang materi
dakwah mengenai aqidah, syariah dan juga akhlak.
3. Bahwa Struktur Mikro yang ada dalam Tabloid Kisah Hikmah rubrik
silaturahim edisi 88-91 Oktober-Desember 2010 yakni, dari segi
semantik adalah menjelaskan tentang peran dalam melakukan
perubahan, seperti langkah awal perbaikan pendidikan. Dari segi
sintaksis adalah menerangkan keinginan untuk memajukan Indonesia,
seperti mengoptimalkan pengelolaan aset wakaf ke arah produktif.
Dari segi stilistik adalah menunjukkan sikap dan ideologi, seperti
pentingnya mendalami ilmu kealaman. Dari segi retoris adalah lebih
menonjolkan kwalitas dalam membentuk karakteristik seseorang,
seperti mengutamakan urusan Allah dan membela Rasulullah dalam
menyiarkan Islam. Muchammad Al Hadad. Pesan Dakwah
Tabloid Kisah
Hikmah (Analisis
Wacana Rubrik
Silaturahim
Tabloid Kisah
Hikmah Edisi 88-
91. Sedangkan Ahmad Maghrobi. Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Analisis Wacana Rubrik Manajemen Qalbu KH. Abdullah Gymnastiar Di Majalah Al Falah edisi 259-261 tahun 2009). Penelitian kualitatif menggunakan Analisi Wacana..

7. Ahmad Maghrobi. Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Analisis Wacana Rubrik Manajemen Qalbu KH. Abdullah Gymnastiar Di Majalah Al Falah edisi 259-261 tahun 2009). Ahmad Maghrobi Mahsiswa di Fakultas Dakwah Penelitian
Kualitatif
dengan
menggunakan
Analisis
Wacana Bahwa pesan dakwah pada Struktur Makro yang ada dalam Rubrik Manajemen Qalbu Di Majalah Al Falah edisi 259-261 Oktober-Desember tahun 2009 menekankan pendalaman agama dan pengamalannya.
Sedangkan Super Struktur yang ada dalam Majalah Al Falah rubrik manajemen qalbu edisi 259-261 Oktober-Desember tahun 2009 berisi tentang materi dakwah mengenai perbaikan akhlaq dan melakukan perubahan dari memimpin diri sendiri kemudian keluarga hingga menjadi haji yang mabrur, mengajak jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan mengingatkan waktu, maka kita layak bertanya sejauh mana komitmen kita terhadap waktu?.
Dan Struktur Mikro yang ada dalam Majalah Al Falah rubrik Management Qolbu edisi 259-261 Oktober-Desember tahun 2009 yakni, “Sabar adalah kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai. Dan kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda”. --------------------
-------------------




BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Berbagai litelatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa penelitian dilaksanakan dalam rangka memperoleh pemecahan teradap masalah. Moh. Nazir dalam bukunya “Metode Penelitian” menyatakan bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang hati-hati serta teratur dan terus menerus untuk memecahkan masalah.
Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran pada bidang ilmu pengetahuan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu metodologi atau prosedur penelitian yang menurut Bogdan dan Taylor akan menghasilkan data deskriptif yang diarahkan pada latar atau individu secara utuh (holistik).
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian analisis wacana Teun A. Van Dijk, yang menekankan pada aspek bahasa yang digunakan oleh media. Analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna tertentu.
Sedangkan wacana sendiri merupakan suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subyek yang mengungkapkan suatu pernyataan. Pengungkapan itu dilaksanakan di antaranya dengan menempatkan diri pada posisi sang pembicara dengan penafsiran mengikuti struktur makna dari sang pembicara.
Pertama, aspek kata. Pada aspek ini menekankan bagaimana peristiwa dan aktor-aktor yang terlibat dalam peristiwa tersebut hendak dibahasakan. Kata-kata disini bukan hanya penanda atau identitas tetapi dihubungkan dengan ideologi tertentu, penekanan makna pesan dan berkaitan dengan kelompok-kelompok yang diuntungkan dan dirugikan melalui penggunaan bahasa tersebut.
Kedua, aspek susunan kata atau kalimat. Aspek ini berkaitan dengan bagaimana kata-kata disusun ke dalam bentuk kalimat tertentu dimengerti dan dipahami. Menurutnya bahasa yang digunakan oleh media bukanlah sesuatu yang netral, tetapi mempunyai aspek atau nilai ideologis tertentu, permasalahan yang ditekankan adalah bagaimana realitas itu dibahasakan oleh media.
Realitas itu dapat bagaimana peristiwa itu dapat direpresentasikan dalam pemberitaan melalui bahsa yang digunakan. Bahasa sebagai representasi dari realitas tersebut dapat berubah dan berbeda sama sekali dibandingkan dengan realitas yang sesungguhnya. Analisis wacana adalah sebuah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau tela’ah mengenai fungsi (fragmetik) bahasa.
Analisis wacana lahir dari kesadaran, bahwa persoalan yang terdapat dalam komunikasi tidak terbatas pada pengamatan kalimat, fungsi, ucupan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren, yang disebut dengan wacana. Analisis wacana (discourse analysis) adalah suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana (discourse) yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun konstektual.
Anaisis wacana berkenaan dengan isi pesan komunikasi, yang sebagian di antaranya berupa teks, seperti naskah pidato, artikel yang termuat dalam surat kabar, buku-buku (eassay, novel, roman) dan iklan kampanye pemilihan umum. Analisis wacana memungkinkan kita melihat bagaimana pesan-pesan diorganisasikan, digunakan dan dipahami. Di samping itu, analisis wacana juga dapat memungkinkan kita melacak variasi cara yang digunakan oleh komunikator (penulis, pembicara, sutradara) dalam upaya mencapai tujuan atau maksudmaksud tertentu yang disampaikan.
Metode dakwah yang dalam menyajikan materi dakwahnya, Al quran terlebih dahulu meletakan prinsipnya bahwa manusia yang dihadapi (Mad’u) adalah makhluk yang terdiri atas unsur jasmani, akal, dan jiwa sehingga dia harus dilihat dan diperlakukan dengan keseluruhan unsur-unsurnya secara serempak dan simultan, baik dari segi materi maupun waktu penyajiaanya.
             •     •       
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Dari ayat tersebut dapatvdiambil pemahaman bahwa etode dakwah itu meliputi tiga cakupan, yaitu:
1. Al Hikmah
Kata “hikmah” dalam Al quran sebanyak dua puluh kali baik dalam bentuk nakirah maupun ma’rifat. Bentuk nasdarnya adalah “Hukman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarrti mencegah dari kezaliman, dan jika dikaitkan dengan dakwah maka berrati menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah.
M. Abduh berpendapat bahwa, hikmah adalah mengetahui rahasia dan faidah dalam tiap-tiap hal. Hikmah juga digunakan dalam arti ucapan yang sedikit lafaz akan tetapi banyak makna ataupun diartikan meletakkan sesuatu pada tempat atau semestinya.
2. Al Mau’idza Al Hasanah
Secara bahasa mau’idza hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau’idza dan hasanah. Kata Mau’idza berasal dari kata wa’adza-ya’idzu-wa’dzan-‘idzatan yang berrati: nasihat, bimbingan, pendidikan dan kesehatan. Sementara hasanah merupak kebalikan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan lawan kejelekan.
Menurut Abd. Hamid Al Bilali, Al Mau’idza al Hasanah, merupakan salah satu manhaj (Metode) dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah lembut agar mau berbuat baik.
2. Al Mujadalah Bial Lati Hiya Ahsan
Dari segi etimologi (Bahasa) lafaz mujadalah terambil dari kata “Jadalah”
Yang bermakna memintal melilit. Apabila ditambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan faaala, “Ja dala” dapat bermakna berdebat, dan “Mujaadalah” Perdebatan. Menrurt Dr. Sayyid Muhammad Thantawi ialah, suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dam bukti yang kuat.
Selain tiga metode tersebut masih banyak metode yang dipakai oleh para Dai
1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih",
untuk menyiarkan dakwah secara Islamiyah seperti dakwah bil lisaan, dakwah bil qalaam, dakwah bil hal, dakwah bil jidaal, dakwah bil yad, dakwah bil hikmah, dakwah bil maal, dakwah bil rihlah, dakwah bil hijrah, dakwah bil nikah, dakwah bil qalbi dan dakwah bil qitaal.
a. Dakwah Bil-Lisan
Metode dakwah dengan lisan (Bil-lisan), maksudnya yaitu berdakwah. Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Dengan menggunakan kata-kata yang lemah-lembut yang dapat difahami oleh mad’u, bukan dengan kata-kata yang keras dan menyakitkan hati. (QS. Adz Dzariyaat: 55).
 •    
Artinya: Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.

b. Dakwah Bil-Qalaam
Yaitu berdakwah dengan menggunakan keterampilan tulis menulis berupa artikel atau naskah yang kemudia dimuat di dalam majalah atau surat kabar, brosur, buletin, buku dan sebagainya. Dakwah seperti ini mempunyai kelebihan yaitu dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lebih lama serta lebih luas jangkauannya, disamping itu juga dapat dipelajari secara mendalam dan berulang-ulang. (QS. Al Qalam: 1).

     
Artinya: Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis.
“Nun” Ialah huruf yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
c. Dakwah Bil-Hal
Yakni dakwah yang dilakukan dengan berbagai kegiatan yang langsung menyentuh kepada masyarakat sebagai objek dakwah dengan karya subjek dakwah. Seperti bergotong royong memperbaiki jalan atau jembatan yang rusak. QS. Muhammad: 7.
         
Artinya: Wahai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
d. Dakwah Bil-Jidal
Yaitu berdakwah dengan cara berdebat, tukar pikiran, tukar argumentasi dengan cara yang baik dan tolong menolong dalam hal mencapai kebenaran. Bukan malah menganggap musuh atau lawan kepada peserta mujadalah atau diskusi (mad’u). (QS. Al Baqarah: 132-133).
      •                                      
Artinya: Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
e. Dakwah Bil-Yad
Dakwah bil-yad, tangan disini bisa difahami secara tekstual terkait dengan bentuk kemunkaran yang dihadapinya, tetapi juga bisa difajhami dengan kekuasaan atau power, dan metode dengan kekuasaan sangat efektif apabila dilakukan oleh penguasa yang berjiwa dakwah. (QS. Ali Imran: 200).
      •    
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. Juga dijelaskan pada Al quran, surat Ali Imran: 159.
                              •    
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
f. Dakwah Bil-Hikmah
Menurut Syech Mustofa Al-Maroghi dalam tafsirya mengakatakn bahwa hikmah yaitu perkataan yang jelas dan tegas disertai dengan dalil yang dapat mempertegas kebenaran dan dapat menghilangkan keragu-raguan.
g. Dakwah Bil-Maal
Yaitu berdakwah dengan menggunakan harta atau ekonomi sebagai materi dakwahnya. Adapun yang termasuk kealam dakwah bil maal ini adalah seperti pemberian bantuan dana kepada korban bencana alam. (QS. Al Maidah: 2).
                             •                      •   •    
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah. Dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. Syi'ar Allah Ialah: segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat mengerjakannya. Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan Ihram., Maksudnya Ialah: dilarang melakukan peperangan di bulan-bulan itu. Ialah: binatang (unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa ke ka'bah untuk mendekatkan diri kepada Allah, disembelih ditanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada fakir miskin dalam rangka ibadat haji. Ialah: binatang had-ya yang diberi kalung, supaya diketahui orang bahwa binatang itu telah diperuntukkan untuk dibawa ke Ka'bah.
Dimaksud dengan karunia Ialah: Keuntungan yang diberikan Allah dalam perniagaan. keredhaan dari Allah Ialah: pahala amalan haji.
h. Dakwah Bil Rihlah
Yaitu berdakwah melalui kegiatan wisata religius, seperti ziarah, umrah, haji dan lain sebagainya. (QS. Al Hajj: 97).
   •          ••          •     
Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; Barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Ialah: tempat Nabi Ibrahim a.s. berdiri membangun Ka'bah. Yaitu: orang yang sanggup mendapatkan perbekalan dan alat-alat pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalananpun aman.
i. Dakwah Bil-Hijrah
Yaitu berdakwah dengan cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah, yaitu berpindah dari Makkah ke Madinah. Dalam konteks bil hijrah sekarang ini bisa dilakukan melalui transmigrasi, imigrasi dan lain sebagainya.
j. Dakwah Bil-Nikah
Dakwah bil-Nikah
Yaitu dakwah Islam yang dilakukan dengan melalui sistem pembentukan dan pembinaan keluarga muslim yang sakinah. Dari hassil pernikahan tersebut, lahirlah anak cucu mereka yang berstatus sebagai muslim, kemudian setelah balig, mereka nikah lagi dengan sesama muslim. (QS. An Nisaa: 3).
                              
Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil. Maka (kawinilah) seorang saj, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah. Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh Para Nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w. ayat ini membatasi poligami sampai empat orang saja.
k. Dakwah Bil-Qalbi
Yang dimaksud dengan dakwah bil-qalbi adalah dalam berdakwah hendaknya hati tetap ikhlas dan tetap mencinyai mad’u dengan tulus. Apabila suatu saat mad’u atau objek dakwah menolak pesan dakwah yang disampaiakan atau bahkan mencemooh, mengejek, memusuhi dan menbencinya, maka hati dai tetap sabar tidak boleh membalas dengan kebencian, tetapi sebaliknya tetap mencintai objek dan dengan ikhlas hati hendaknya mendoakan mad’u supaya mendapat hidayah dari Allah. (QS. Muhammad: 7).
         
Artinya: Wahai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
l. Dakwah Bil-Qitaal
Adakalanya ketika berdakwah, seorang dai dihadang musuh dengan senjata. Maka dalam perang (qital) menghadapi musuh Allah dan Rasulnya merupakan bagian dari jihad yang harus dilandasi dengan niat menjalankan perintah Allah, bukan melampiaskan emosi, kemarahan ataupun dendam. Sebagaimana firman Allah dalam surat QS. Al-Furqon ayat 52.
       
Artinya: “Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan Jihad yang besar”. (QS. Al Furqon: 52)
B. Unit Analisis
Unit analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus penelitian. Adapun yang menjadi unit analisis pada penelitian ini adalah tema atau topik dari teks (tulisan-tulisan) Rubrik Manajemen Qalbu yang mengandung pesan-pesan dakwah yang dimuat Majalah al Falah edisi 259-261 tahun 2009.
C. Jenis Dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa tahapan dalam melakukan penelitian antara lain :
1. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data verbal yang kualitatif dan abstrak yaitu berupa data-data kalimat uraian dan cerita pendek dalam penelitian. Peneliti menggunakan dua macam sumber data tersebut dan diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Sumber data primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian dan merupakan data dalam golongan utama, data ini berupa teks-teks tertulis dalam rubrik management qolbu, yang diperoleh dari Majalah al Falah.
b. Sumber data sekunder
Yaitu data dari sumber lain yang mampu mendukung penelitian ini, yang merupakan data tambahan atau data pelengkap yang sifatnya untuk melengkapi data yang sudah ada. Data ini berbentuk berupa buku-buku, majalah, tabloid dan sebagainya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh dari dokumen, wawancara dan observasi.
a. Dokumentasi
Teknik ini digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang berupa teks asli rubrik Silaturahim, daerah pendistribusian Majalah al Falah serta susunan redaksi terbaru Majalah al Falah, rubrik apa saja yang ada dalam
majalah tersebut serta buku-buku lain yang mempunyai bahasa yang dapat dijadikan oleh peneliti sebagai bahan referensi.
b. Wawancara
Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk menggali data mengenai Majalah al Falah diantaranya sejarah berdirinya, visi dan misi serta eksistensi Majalah al Falah. Peneliti juga melakukan wawancara dengan redaktur Majalah al Falah untuk menggali data yang berkaitan dengan rubrik yang akan diteliti, jadi wawancara disini sifatnya hanya sebagai pelengkap data.
c. Observasi
Peneliti menggunakan teknik observasi dokumen pada teks rubrik management qolbu, dalam hal ini peneliti mengamati bentuk penulisan pada teks baik tulisan pada judul maupun pada isi yang digunakan dan juga susunan-susunan kalimat pada teks.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis wacana model Teun A. Van Djik, berangakat dari anggapan dasar dalam ilmu-ilmu sosial bahwa penelitian tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar dari penelitian ilmu sosial.
Pada model ini menekankan pada dua hal, yaitu aspek kata. Pada aspek ini menekankan bagaimana peristiwa dan aktor-aktor yang terlibat dalam peristiwa tersebut hendak dibahasakan. Kata-kata disini bukan hanya penanda atau identitas tetapi dihubungkan dengan ideologi tertentu, penekanan makna pesan dan berkaitan dengan kelompok-kelompok yang diuntungkan dan dirugikan melalui penggunaan bahasa tersebut.
Sedangkan aspek susunan kata atau kalimat. Aspek ini berkaitan dengan bagaimana kata-kata disusun ke dalam bentuk kalimat tertentu dimengerti dan dipahami bukan semata sebagai persoalan teknik kebahasaan, tetapi praktik bahasa. Penekanannya disini adalah bagaimana pola pengaturan, penggabungan dan penyusunan tersebut menimbulkan efek tertentu, membuat posisi satu pihak lebih menguntungkan dibanding pihak lain.
Melihat kerangka ini Teun A. Van Dijk, ingin menggambarkan teks berita dalam rangkaian bagaimana ia ditampilkan dalam bahasa dan bagaimana bahasa yag digunakan itu membawa komunikasi tertentu ketika diterima oleh khalayak. Oleh karena itu, harus diperhatikan konteks sejarah teks.
Bahasa dipahami sebagai perangkat system abstrak menuju interaksi anatara bahasa dan konteks. Dari perspektif kesejarahan tersebut, setiap
bahasa, kosakata, kalimat, tata bahasa dipahami dan dikritisi kehadiran yang disesuaikan dengan konteks dimana teks itu hadir. Teun A. Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan yang masingmasing bagian saling mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga tingkatan, diantaranya :
1. Struktur Makro adalah makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu peristiwa.
2. Super Struktur adalah Struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun secara utuh.
3. Struktur Mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, para frase, dan sebagainya.
Menurut Teun A. Van Dijk, meskipun terdiri atas berbagai elemen, semua elemen tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lainnya. Lewat analisis wacana kita bukan hanya mengetahui isi teks saja, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan.
Dari tiga struktur di atas ada enam elemen yang terkandung didalamnya untuk dianalisis secara detail dan mendalam, sehingga analisis pada elemen ini nantinya akan dapat menjawab rumusan masalah pada penelitian ini. Enam elemen yang akan dianalisis tersebut terdiri dari:
a. Tematik
Teknik analisis pada bagian ini yaitu menganalisis bagian tema yakni gambaran umum suatu teks, gagasan inti, ringkasan, tema atau yang utama dalam sebuah teks. Tematik merupakan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita.
Selain tema besar yang dianalisis juga termasuk subtopik yang berfungsi memperkuat topik utama juga dianalisis untuk mendukung topik
utama.
b. Skematik
Merupakan analisis data pada bagian alur yang menunjukkan bagianbagian teks disusun dan diurutkan hingga membentuk suatu arti. Yakni melihat bagaimana suatu teks disusun dan diurutkan menjadi tulisan yang lebih sistematis dan memiliki skema yang bagus. Setiap tulisan pasti memiliki bentuk dan skema yang berbeda-beda, namun pada umumnya ada skema besar yang dimiliki oleh setiap tulisan yaitu:
a). Summary
Yang memiliki dua elemen yaitu judul dan lead. Ini merupakan elemen yang paling penting karena menunjukkan tema yang ingin di tampilkan penulis. Lead merupakan pengantar ringkas sebelum masuk kedalam ini yang lebih lengkap.
b).Story
Yaitu isi berita secara keseluruhan semacam hipotetik yang memiliki dua subkategori, yang pertama, berupa situasi yakni proses atau jalannya peristiwa, sedangkan yang kedua, komentar yang ditampilkan dalam teks.
Dan biasanya komentar yang ditampilkan adalah komentar piha-pihak yang terlibat didalam isi peristiwa tersebut. Menurut Van Djik arti penting dari skematik adalah strategi penulis dalam untuk mendukung topic dengan menyusun urutan-urutan tertentu.
d. Semantik
Analisis tentang semantik merupakan analisis tentang makna lokal yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu. Analisis pada bagian inilah yang nantinya akan banyak menjawab rumusan masalah pada penelitian ini. Analisi ini akan mengamati apa makna yang terkandung dalam teks yang hendak disampaikan penulis.
Dan semantik bisa diamati melalui elemen-elemen, di antaranya adalah:
a). Latar
Latar merupakan bagian yang dapat mempengaruhi arti yang ingin ditampilkan, latar yang dipilih menentukan kearah mana pandangan khalayank hendak dibawa. Latar dapat dijadikan alasan pembenar dalam gagasan yang diajukan dalam suatu teks. kadang maksud atau isi utam tidak di beberkan dalam teks, tetapi dengan melihat latar apa ynag ditampilkan dan bagaimana latar tersebut disajikan.
b). Detail
Detail merupakan elemen yang berhubungan dengan control informasi yang ditampilkan seseorang. Detail yang diungkapkan panjang lebar merupakn penonjolan yang secvara sengaja menciptakan citra tertentu terhadap khalyak, ini juga merupakan strategi wartawan untuk mengexpresikan sikap secara implisit.dalam mempelajari detail hal yang perlu di teliti adalah dari keseluruhan dimensi peristiwa,bagaimana yang diuraikan secara panjang lebar oleh penulis,
c). Maksud
Maksud hampir sama dengan elemen detail, informasi yang menguntungkan komunikator diuraikan secara panjang lebar dan sengaja. Sebaliknya informasi yang merugikan kominikator akan diuraikan secara eksplisit dan tersembunyi. Tujuan akhirnya komunikator yang untung.
Dalam konteks media, maksud menunjukkan bagaimana secara implisit dan tersembunyi penulis menggunnakan praktik bahasa tertentu untuk menonjolkan kebenarannya dan menyingkirkan kebenaran lain.
e. Sintaksis
Kata sintaksis berasal dari bahasa yunani yaitu “sun” dan “tattein”yang memiliki arti menempatkan, sintaksis adalah menempatkan kata-kata secara bersama-sama sehingga membentuk suatu kaliamat.10 Dalam analisis sintaksis peneliti menganalisis tentang bagaimana kalimat dirangakai dan disusun menjadi sebuah kalimat. Strategi dalam level sintaksis ini meliputi:
a). Koherensi
Adalah hubungan atau jalinan antar kalimat dalam teks, koherensi dengan mudah dapat diamati melalui kata hubung (konjungsi). Koherensi merupakan elemen wacana untuk menjelaskan suatu fakta atau peristiwa yang saling terpisah, saling berhubungan ataukah hubungan sebab akibat.
b). Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berfikir logis, yaitu prinsip kausalitas.
c) Kata ganti
Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan dimana posisi tertentu seseorang.
f. Stilistik
Stilistik berasal dari kata style, yanng artinya adalah gaya, stilistik menagalisis tentang gaya bahasa yang diungkapkan oleh penulis, menyatakan maksud penulis dan gaya bahasa sebagai sarana. Teknik ini menganalisis bagaimana gaya bahasa merupakan pemilihan leksikan atau diksi, majas, hiperbola, pencitraan dan struktur kalimat sebagai ciri khas sang penulis.
g. Retoris
Analisis ini menganalisa tentang retoris yaitu bagaimana strategi yang diungkapkan seseorang berbicara dengan pemakaian kata yang berlebihan tapi bersifat persuasif. Adapun strategi retoris muncul dalam bentuk:
a). Interaksi
Yakni bagaimana komunikator menempatkan dan memposisikan dirinya di antara khalayak sebagai komunikan.
b). Ekspresi
Yaitu bagaimana komunikator menonjolkan atau menghilangkan bagian-bagian yang diinginkan seperti grafis, foto, gambar, huruf tebal, cetak miring dan lain-lain.
c). Metafora
Yakni kiasan atau ungkapan tertentu sebagai bumbu dan untuk menunjukkan makna tertentu dalam suatu teks.
d). Visiual image
Visual image merupakan wacana terakhir dari elemen retoris yakni menampilkan dengan penggambaran detail terhadap berbagai hal yang ingin ditonjolkan.
Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah struktur teks. Teun A. Van Dijk memanfaatkan dan mengambil analisis linguistik, tentang kosakata, kalimat, proposisi dan paragraf, untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks. Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau tela’ah mengenai aneka fungsi (fragmatik) bahasa.
Analisis wacana merupakan sebuah alternatif dari analisis isi dengan pendekatan “Apa”. Analisis wacana lebih melihat pada “Bagaimana” dari sebuah pesan atau teks komunikasi. Dengan melihat bangunan struktur kebahasaan tersebut. Analisi wacana lebih dapat melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks.

D. Tahap-Tahap Penelitian
1. Penjajakan
Penelitian ini berawal dari kegiatan menjajaki permasalahan yang menjadi pusat perhatian penelitian.
2. Mencari dan menemukan tema
Dalam pencarian tema peneliti membaca beberapa majalah dari pengarang yang berbeda untuk menemukan inspirasi yang kemudian akan dijadikan judul penelitian yang menarik dan aktual sesuai dengan objek kajian Komunikasi Penyiaran Islam, konsentrasi media cetak dakwah. Setelah membaca dan melakukan kajian yang mendalam dari berbagai media massa, akhirnya peneliti menentukan tema yang dianggap menarik dan relevan dengan konsentrasi media cetak.
Tema tersebut adalah ''Discourse Pesan dakwah dalam Rubrik Manjemen Qalbu. Di Majalah al Falah Dengan pertimbangan majalah judul ini.
3. Menyusun desain penelitian
Desain penelitian adalah rancangan, pedoman, ataupun acuan yang akan dilakukan. Desain penelitian ini diformat dalam bentuk proposal yang bersifat mendekati komprehensip dari keseluruhan kerja penelitian. Beberapa pakar peneliti mengatakan bahwa apabila desain penelitian telah siap maka separuh kerja dari penelitian telah rampung.
4. Pengolahan dan analisis data
Pengolahan dan analisis data dilakukan setelah data-data diperoleh dan dikumpulkan, maka datapun siap menjadi sebuah laporan penelitian. Pada tahap ini data dianalisis sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis wacana denghan menggunakan model Teun A. Van Djik, dengan menganalisis struktur wacana pada strukrut makro, superstruktur dan struktur mikro.
5. Pelaporan hasil penelitian
Proses ini merupakan proses terakhir dalam penelitian, penulisan dan pelaporan hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian pelaporan penelitian ini dilaporkan dan diujikan untuk dievaluasi jika terdapat kekuarangan dalam penelitian ini.



BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian
Menengok Sejenak Perjalanan 25 Tahun YDSF. Ternyata masih banyak warga masyarakat maupun donatur yang mengira YayasanDana Sosial Al Falah (YDSF) berkantor di masjid Al Falah Jalan Raya Darmo Surabaya. Majalah Al Falah yang notabene diterbitkan YDSF juga kerap diangap bermarkas di masjid yang terletak di seberang Kebun Binatang Surabaya itu.
Padahal YDSF berlokasi di Jalan Kertajaya VIII-C/17 Surabaya. Sehingga tak heranada orang yang ingin ke YDSF tapi yang dituju masjid Al Falah. Sebaliknya, ada orang yang menelepon YDSF padahal maunya menghubungi sekretariat masjid Al Falah.
Memang, keberadaan YDSF tidak bisa dilepaskan dari masjid Al Falah. Dari sanalah, lembaga amil zakat nasional (LAZNAS) ini bermula. H.M. Farid Jahja (anggotaDewan Pembina YDSF) pernah bercerita tentang awal mula berdirinya YDSF ada 1987. Pendirian YDSF, tuturnya, bermula dari kebiasaan unik (alm.) H. AbdulKarim, Ketua Yayasan Masjid Al Falah kala itu.
Setelah shalat Subuh, Pak Karim, begitu ia disapa. Sering berkeliling Surabaya untuk mencari masjid atau mushalla yang layak dibantu. Jika terbengkalai pemangunannya, maka Pak Karim menghubungi rekan-rekan bisnisnya dan hartawan mulim yang ia kenal untuk diajak bersama-sama menuntaskannya. “Nah, dari kebiasaan ini muncullah gagasan untuk mewadahinya dalam sebuah lembaga yang layak dikelola,” ujar Farid, yang masih punya hubungan famili dengan H. Abdul Karim.
Sementara itu, Ir. H. Abdul Kadir Baraja (Ketua Dewan Pengurus YDSF) pernahmenuturkan bahwa selain Pak Karim sejumlah tokoh juga ikut dalam proses pendirian YDSF. Setelah melalui proses yang cukup matang, maka berdirilah YDSF pada 1 Maret 1987.
Saat itu, Haji Abdul Karim terpilih sebagai ketua dan Ir. H. Abdul Kadir Baraja wakil ketuanya. Tetapi, sebelum YDSF memulai kiprahnya, Pak Karim berpulang ke haribaan Allah swt. “Saya ingat betul kejadian waktu itu. Saat proses pembuatan akte yayasan, Pak Karim jatuh sakit,” tutur Abdul Kadir terharu. Meninggalnya Pak Karim tidak menyurutkan semangat pengurus lainnya. Bahkan hal itu semakin memicu terwujudnya niat mulia H. Abdul Karim.
Di awal perjalanannya, masih kata Abdul Kadir, pengurus YDSF harus berpikir dan berjuang ekstra keras untuk mengembangkan lembaga ini. Dengan didukung kaum muda yang jadi jupen (juru penerang/marketing) dan jungut (juru pungut/fundraising), pengurus berjuang untuk mengenalkan YDSF ke masyarakat luas. “Saat itu lembaga sejenisnya relatif belum ada di Surabaya bahkan di Indonesia,” ungkap tokoh yang ikut membidani pendirian Lembaga Pendidikan Al Falah dan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah Surabaya ini.
Saat itu, para jupen harus berdiri di lampu merah hanya sekadar membagi brosur. Mereka juga memilih nama-nama Islam di yellowpages untuk dikirimi brosur dan formulir pendaftaran donatur. “Lucunya, dari nama-nama itu ternyata tidak selalu beragama Islam,” ceritanya sambil tersenyum.
Sedangkan jungut, lanjut Abdul Kadir, harus berjibaku mengambil donasi di rumah-rumah dan perkantoran donatur. Dengan SDM yang terbatas dan hanya mengandalkan sepeda kumbang, jungut harus keliling ke segala penjuru Surabaya baik utara, selatan, timur maupun barat. Hasil yang didapat sangat minim, bahkan tidak sebanding dengan biaya dan usaha yang dikeluarkan. “Selama hampir setahun para pengurus mesti urunan untuk menutup kekurangannya,” ucap pengusaha peralatan listrik dan energi tersebut.
Setelah 25 tahun berkiprah, Allah SWT. Menakdirkan YDSF dikenal luas. “Alhamdulillah, saat ini YDSF telah dipercaya lebih dari 200 ribu donatur individu, 2 ribu lebih instansi pemerintah maupun swasta di Indonesia serta lembaga mancanegara,” Ungkap Abdul Kadir.
KALEIDOSKOP
Untuk mengenang perjalanan YDSF, pada berikut ini kita bernostalgia dengan menengok perpindahan markas lembaga tercinta ini dari waktu ke waktu:
Kantor di MASJID Al FALAH Surabaya (1987-1990)
Masjid yang terletak di Jalan Raya Darmo 137 A Surabaya ini merupakan tonggak sejarah YDSF. Tepatnya di ruang lantai 2 masjid ini YDSF dicetuskan. Masjid Al Falah 1973 lalu muncullah ide dari beberapa pengurus dan aktivis muda masjid Al Falah untuk melembagakan konsep tersebut. Akhirnya, 1 Maret 1987 YDSF resmi berdiri dengan diketuai H. Abdul Karim, Masjid Al Falah kini.
YDSF dilegalkan dengan akte notaris Abdul Razaq Ashiblie, S.H. Nomor 31 tanggal 14 April 1987. Dua tahun setelahnya, dikuatkan lagi dengan rekomendasi Menteri Agama RI Nomor B.IV/02/HK.03/6276/1989. Sistem operasional masih dipunggawai oleh tiga orang tenaga fulltime, yaitu (alm) Drs. H. Hasan Sadzili (Kepala Kantor), H. Nur Hidayat (Sekretaris), dan (alm) Syahid Haz (Koordinator juru penerang dan juru pungut).
Kantor di LEMBAGA PENDIDIKAN AL FALAH (1990-1992)
Melihat perkembangan semakin pesat, kantor YDSF pun pindah ke Jl. Taman Mayangkara 2-4 Surabaya. Di tempat baru ini, YDSF menempati salah satu ruangan di Lembaga Pendidikan Al Falah (LPF). LPF saat ini semakin berkembang dan popular dengan nama SD Al Falah. LPF kini, YDSF sempat berkantor sini dengan bangunan yang masih sederhana.
Menurut Agus Sumartono (Manajer Fundraising YDSF saat ini), YDSF menempati kantor tersebut kurang lebih 3-4 tahun. Di kantor ini, kegiatan YDSF semakin bertambah menyusul jumlah donatur yang semakin banyak. Hingga akhirnya, tempat ini dirasa tidak representatif. Tepatnya bulan Juni 1992, YDSF berpindah kantor lagi.
Kantor di Jl. DARMOKALI 23A (1992-1996)
Ketika kantor YDSF berdomisili di sini, posisi kepala kantor masih diamanahkan pada (alm) Drs. H. Hasan Sadzili. Di kantor Darmokali, YDSF mengalami beberapa pergantian kepala kantor. Mulai (alm) Drs. H. Hasan Sadzili diganti Ir. Bimo Wahyu Wardono (sebelumnya sekretaris). Sulaiman, mantan satpam YDSF berada di rumah eks kantor YDSF.
Kemudian diganti lagi oleh Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Nuh DEA (saat ini Menteri Pendidikan & Kebudayaan), hingga akhirnya jabatan direktur diamanahkan pada (alm) Kasim Achmad.
Kantor di Jl. MANYAR KERTOARJO (1996-2004)
Sekali lagi kantor YDSF diboyong. Di lokasi ini, YDSF menempati ruko berlantai 3 milik salah seorang pengurus YDSF. Mulai menempati kantor baru ini tercatat sejak 31 Mei 1996. Sekitar 8 tahun di lokasi ini, terjadi beberapa kali pergantian direktur. Dari (alm) Kasim Achmad ke (alm) Ir. Arie Kismanto, MSc, dan kemudian drh. H. Hamy Wahjunianto, YDSF pernah bermarkas di sini.
Kantor di Jl. KERTAJAYA 8C/17 (2004-sekarang)
Pada 25 Desember 2004, YDSF berpindah menempati gedung kantor milik sendiri hingga kini di Jl. Kertajaya VIII C/17 Surabaya. Empat tahun setelah pindah ke lokasi ini (2008) jabatan direktur dari drh. Hamy Wahjunianto dipercayakan kepada (alm) Ir. Arie Kismanto, M.Sc. Status jabatan tersebut ’sementara’ karena Arie Kismanto juga menjadi sekretaris pengurus YDSF.
Kini, amanah direktur pelaksana diserahkan kepada Jauhari Sani sejak 1 Mei 2011. Sebelumnya ia menjabat Kepala Divisi Pendayagunaan YDSF. Jauhari meniti karir di YDSF sejak 1993 sebagai staf Data. Lalu berturut-turut menempati posisi sebagai Manajer Data (1997), Senior Manajer Area III Data & Media (2002), Direktur Pusat Layanan Sosial Masyarakat YDSF (2005) dan Kepala Divisi Pendayagunaan (2008).
VISI
Menjadi Organisasi Pengelola Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf Nasional terpercaya yang selalu mengutamakan kepuasan donatur dan mustahik
MISI
Memberikan pelayanan prima kepada donatur melalui program-program layanan donatur yang didukung oleh jaringan kerja yang luas, sistem manajemen yang rapi serta SDM yang amanah dan professional.
Melakukan kegiatan pendayagunaan dana yang terbaik dengan mengutamakan kegiatan pada sektor pendidikan, dakwah, yatim, masjid, dan kemanusiaan untuk menunjang peningkatan kualitas dan kemandirian umat. Memberikan keuntungan dan manfaat yang berlipat bagi donatur dan mustahik.

Susunan Kepengurusan
Ketua Pengarah : Ir. H Abdul Kadir Baraja
Staf Ahli : Zainal Arifin Emka
Yuyung Abdi
Pemmimpin Umum : Arie Kismanto
Pemimpin Redaksi : Khoirul Anam
Redaktur Pelaksana : Oki Aryono
Staf Redaksi : Dian Laksana
Dina Anisa
Desain : Abu Afif
Kontributor : Syaiful Arifin
Herman Susilo
Guritno
Distribusi : Agus Sumartono
Penerbit : Yayasan Dana Sosial Al-Falah

Alamat Redaksi : Graha Zakat, Jl Kertajaya VIII
C/17 Surabaya 60282
Telpon : (031) 505 6650, 505 6654
Faximile : (031) 505 6656
Email : info@ydsf.org
Website : http://www.ydsf.org
Facebook : Facebook.com/ydsfku
B. Penyajian Data
No Edisi Tokoh Pesan Dakwah
1. Al Falah (Mitra Setia Keluarga Anda) Edisi 259 Oktober tahun 2009 Manajemen Qalbu
KH. Abdullah Gymnastiar Hikmah Ibadah Haji
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (berkata kotor), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan bersungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hati orang-orang yang berakal. (Q.S: Al Baqarah: 197)
Saudaraku yang budiman, ibadah haji merupakan idaman bagi setiap muslim agar bisa menyempurnakan keislamannya, dan merupakan puncak ibadah, karena jaminan ampunan dan balasan surga yang dijanjikan oleh Allah SWT. Bagi yang hajinya mabrur. Oleh karean itu seharusnya setiap kepulangan jama’ah haji ke tanah air seharusnya diikuti pula oleh kedatangan ratusan ribu motor penggerak yang baru untuk perbaikan moral bangsa.
Seorang haji yang mabrur, salah satu alat ukurnya adalah perubahan akhlak. Bagaiman sebenarnya langkah yang harus diambil untuk meraih haji yang mabrur? Diawali dengan niat yang lurus, karena “Semua amal tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari-Muslim). Akan tetapi terkadang ada orang yang beribadah haji, atau berniat haji karena ingin adanya pujian atau gelar haji. Kemudian ada juga orang yang beribadah haji bukan karena Allah, karena pengaruh atau tekanan lingkungan, misalnya lingkungan pengajian atau lingkungan kerja, dia merasa malu karena belum haji.
Saudaraku, seharusnya sehabis melakukan ibadah haji ini kita justru dapat membawa berbagai perubahan yang sebagai contoh perubahan akhlak yang islami hingga bermanfaat bagi keluarga, lingkungan tempat tinggal ataupun lingkungan kerja. Saudaraku, sewaktu kita melakukan ibadah haji kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia. Sungguh sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya, bertemu dengan saudara-saudara yang beraneka warna kulit dan aneka bentuk tubuh. Semua menyebut nama Allah, melangkah, becucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih.
Andai kata kita renungkan, ini adalah salah satu bukti betapa agung dan hebatnya pengaruh Rasulullah SAW. Ribuan tahun lalu, ribuan kilometer tembus, bahkan sampai kepada kita yang datang dari Indonesia ke tanah suci. Tetapi kalau kita saksiakan mengapa betapa begitu banyak umat islam sepulang dari haji tidak membawa dampak yang besar? Mudah-mudahan pada hari ini kita bisa mengambil sebuah renungan.
Saudaraku, kalau kita mendengar sunnah Rasul, maka yang terbayang dipikiran kita kebanyakan adalah ibadah. Dan itu adalah benar. Tapi dari satu contoh Rasulullah seharusnya menjadi acuan yang amat kita tiru, yaitu keindahan kepemimpinan Rasulullah SAW.
Sebetulnya saudaraku, inilah warisan Rasul yang seharusnya kita miliki. Inilah warisan kepemimpinan yang seharusnya menggerakan keluarga kita dan menggerakan umat. Kita sekarang sulit mencari pemimpin yang ada dihati kita.
Rasulullah memimpin tutur katanya, sehingga tidak pernah beliau berbicara kecuali kata-kata yang benar, indah, dan padat dengan makna. Bandingakan dengan kita yang setiap hari berbicara ribuan bahkan mungkin puluhan ribu kata. Rasulullah SAW. Juaga mampu memimpin keinginanya, begitu pula nafsunya. Sehingga subhanallah, beliau mampu memimpin dirinya sendiri sehingga mudah memimpin orang lain.
Sayang sekali kalau kita banyak menginginkan kedudukan, jabatan, dan kepemimpinan. Padahal untuk memimpin diri sendiri saja kita tidak sanggup. Itulah yang menyebabkan seoarang pemimpin jatuh kepada orang lain. Seseorang hanya jatuh karena dirinya sendiri.
Oleh karena itu saudara-saudaraku, marilah kita tekadkan sepulang dari menunaikan ibadah haji ini agar kita berusaha untuk: Sebelum saya memimpin keluarga, sebelum saya memimpin lingkungan, maka saya harus bisa memimpin diri sendiri. Saya tidakan akan hancur kecuali oleh karena diri ini tidak sanggup memimpin mata, lisan, hati, dan perilaku kita sendiri.
Saudara-saudaraku sekalian, Rasulullah SAW. Ternyata memimpin orang lain tidak dengan menyuruh ataupun melarang. Benar kalaupun ada larangan dan suruhan itu adalah hanya bimbingan Allah. Tetapi sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullah itu sauri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rachmat) Allah dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak menyebut nama Allah. (Q.S: 33:21).
Saudaraku, haji yang mabrur adalah haji yang hidup hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap harinya kita terus meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Begitu pula jika kita diamanahi menjadi pemimpin, pemimpin yang budiman bukan berfikir apa yang dia dapatkan dari umat, tapi justru apa yang bisa dia berikan kepada umat. Wallahu a’lam bish shawab.

2. Al Falah (Mitra Setia Keluarga Anda) Edisi 260 November tahun 2009
Manajemen Qalbu
KH. Abdullah Gymnastiar Menyikapi Ujian Sakit
Jadikanlah sabar sebagai penolong kita seperti shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”. Hal ini tercantum dalam (Q.S. Al Baqrah 153)
Semoga Allah SWT. Yang menguasai tubuh kita memberikan karunia kesehatan lahir batin. Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikarunia sehat. Karena ada kalanya seorang diuji sakit terhina karena ketidak sabarannya dan dikala sehat terhina karena ketidak syukurannya. Sabar adalah kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai.
Sabar bukan hanya ketika diuji sakit, tapi juga sabar diuji dengan kondisi lapang. Ketika sedang diuji sakit, kesabaran seseorang akan tampak dari akhlak dalam menyikapinya. Tidak jarang orang sakit bicaranya tidak karuan, penuh dengan keluh kesah dan emosi. Sungguh sangatlah menguji bagi seseorang yang ketika diuji sakit disikapi dengan emosi. Tetap saja tidak akan menjadikannya sembuh.
Lalu, bagaimana sikap sabar kita dalam menghadapinya. Ada beberapa sikap sabar yang bisa kita latih disaat kita diuji sakit. Pertama, sikap berprrasangka baik kepada Allah. Diawali dengan menyadari sepenuhnya bahwa tubuh ini bukan milik kita, melainkan milik Allah.
Dia berkuasa penuh akan tubuh kita. Mau dijadikan sehat atau sakit, itu hak Dia. Meski usaha pergi kedokter sudah dilakukan, tetap saja semuanya ada dalam genggaman-Nya. Dan kita pun patut sadari bahwa setiap sakit yang kita derita pada hakikatnya sudah diukur Allah. Maka biasakanlah untuk mengucapkan “Innalillahi wa innailaihi raaji’uun” ‘Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada –Nya lah tempat kita kembali’.
Sikap sadar tersebut akan berubah keyakinan. Yakni bahwa Allah tidak akan menimpakan suatu penyakit pada kita bila tidak ada hikamahnya. Sehingga kita terpanggil untuk mengintropeksi diri. Mungkin saja sakit yang kita derita kareana tidak terpenuhinya anggota tubuh kita akibat dari kelalaian seperti memforsir pikiran sehingga kepala menjadi pusing, mengabaikan hak perut sehingga perut sakit, tidak menyempat olahraga, sehingga tubuh mudah lemah, dan kelalaian dalam memenuhi hak anggota tubuh lainnya.
Sikap sabar kedua yang harus dikuasai yaitu sikap menerima sepenuhnya akan ketetuan Allah.tidak berkeluh kesah. Keluh kesah adalah tanda-tanda dari ketidak sabaran. Biasanya, orang sakit menderita itu bukan karena sakitnya, melainkan karena dramatisasinya. Dan itu terjadi karena kurang bisa menerima ketentuan Allah dan biasanya terdorong keinginan untuk dikasihani, sehingga orang-orang berimpati padanya. Oleh karena itu, betapapun paranya penyakit kita cobalah untuk memproposionalkannya.
Sikap ketiga, dengan menafakuri hikmah sakit. Selain sebagai sarana untuk muhasabah, mengintropeksi diri juga sebagai sarana pengguguran dosa seperti gugurnya daun dari pepohonan.
Saudaraku, sesungguhnya hidup sukses, menang mengarungi hidup, mudah mendapatkan pertolongan Allah, dan kemampuan untuk bisa dekat dengan-Nya hanya dimiliki oleh orang-orang yang sabar. Untuk itu, jadikanlah sabar sebagai penolong kita halnya shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”. Hal ini tercantum dalam (Q.S. Al Baqarah 153). Yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (Kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Wallahu a’alam bish showab.
3 Al Falah (Mitra Setia Keluarga Anda) Edisi 261 Desember 2009 tahun
Manajemen Qalbu
KH.Abdullah Gymnastiar Efektivitas Penggunaan Waktu
Sebaik-baik manusia adalah yang diberi umur panjang dan baik amalnya. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang diberi umur panjang dan jelek amalnya. (HR. Ahmad). Kuncinya, kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu kita disiplin menjalankannya. Sebab, banyak orang yang hanya pandai membuat rencana, tapi kurang pandai menjalankannya.
Saudaraku yang baik. Islam sangat menaruh perhatian terhadap penggunaan waktu. Dalam Al Qur’an bertebaran ayat-ayat yang berhubungan dengan waktu. Bahkan, berkali-kali Allah SWT. Bersumpah atas nama waktu. Misalnya diawal QS Al ‘Ashr (103), Al Lail (92), Ad Dhuha (93), dan sebagainya. Hal ini betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia.
Maka tak usah heran, bila islam mengingtakan kita akan waktu minimal lima kali sehar semalam. Belum lagi anjuran untuk menghidupkan waktu disepertiga malam terakhir atau waktu dhuha (saat matahari sepenggalahan). Mengingat pentingnya waktu, maka kita layak bertanya, sejauh mana komitmen kita terhadap waktu? Bila kita orang yang meremehkan waktu, tidak menghasilkan peningkatan kualitas diri, maka bersiap-siaplah menjadi pecundang dalam hidup.
Kita ini telah, sedang, dan akan selalu berpacu dengan waktu. Satu desah nafas sebanding satu langkah menuju maut. Alangkah ruginya manakala banyaknya keinginan, melambungnya angan-angan, serta meluapnya harapan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas diri. Maka, siapapun yang bersungguh-sungguh mengisi waktunya dengan kebaikan, niscaya Allah akan memberikan yang terbaik bagi orang tersebut.
Efektivitas penggunaan waktu sangat dipengaaruhi ketrampilan kita dalam membaginya. Ada hak belajar, hak bekerja, hak tubuh, hak keluarga, hak ibadah juga hak evaluasi diri. Semuanya harus dibagi secara adil. Sibuk dan hebatnya belajar tanpa disertai istirahat dan ibadah misalnya, hanya akan mendatangkan masalah.
Mahasiswa yang akan mengikuti ujian misalnya. Waktunya tinggal tiga bulan lagi. Maka menjadi keharusan baginya untuk membuat perencanaan. Sehari belajar berapa jam? Katakanlah belajar 2 jam. Seminggu mau belajar berapa kali belajar? Enam kali.
Berarti 12 jam per minggu atau 48 jam per bulan. Jadi, dalam tiga bulan ia belajar minimal 144 jam. Lalu, mata kuliahnya ada sepuluh. Satu mata kuliah rata-rata lima bab dan satu bab sepuluh halaman, berarti 50 X 10 = 500 halaman. Sedangkan waktu yang dimiliki hanya 144 jam. Dengan demikian, dalam satu jam ia harus mengusai minimal tiga lembar.
Kuncinya kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu disiplin menjalankannya. Karena itu, sebuah rencana tidak perlu muluk-muluk. Buatlah secara proposional dan fleksibel agar kita mudah menjalankannya.
Ada satu kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda. Hebatnya, sebagian orang yang merasa banyak menunda pekerjaan itu akan lebih baik. Padahal kebiasaan menunda hamir pasti mengundang masalah bila tidak didasarkan perhitungan matang. Dalam setiap waktu ada kewajiban yang harus kita tunaikan. Andaikan kita tunda maka pekerjaan lain pasti akan menyusul, sehingga pekerjaan makin menumpuk. Akhirnya banyak energi, waktu, dan biaya yang terbuang percuma selain berpeluang memunculkan rasa enggan untuk mengerjakannya. Wallahu a’lam bish showab.

C. Analisis Data Dan Pembahasan
a. Rubrik Manejemen Qalbu edisi 259 Oktober tahun 2009
1) Tematik
Tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti atau yang utama dari suatu teks. Gambaran umumnya adalah “Mengajak memperbaiki akhlak dan melakukan perubahan dari memimpin diri sendiri kemudian keluarga hingga menjadi haji yang mabrur”.
2) Skematik
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Dalam hal ini ada dua macam kategori besar, yakni :
a) Summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead.
(1) Judul
“Hikmah Ibadah Haji “ Judul dibuat dengan bentuk tulisan yang dicetak tebal dengan ukuran besar (font 20) dan berwrna. Hal ini menunjukkan adanya pesan dakwah yang tersirat yang disampaikan oleh sang tokoh. Dalam judul tersebut mempunyai makna yakni bahwa sebagai public figure khususnya seorang da’i sudah menjadi kewajiban untuk mengajak umat Islam agar meneladani Rasulullah dan meniru akhlaknya yang mulia.
(2) Lead
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (berkata kotor), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan bersungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hati orang-orang yang berakal. (Q.S: Al Baqarah: 197). Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk isi berita secara lengkap.
b) Story yang mempunyai dua sub kategori, yakni Situasi ( Proses atau jalannya peristiwa ) untuk kisah ada dua bagian yakni: Episode atau kisah utama dari peristiwa tersebut dan latar untuk mendukung episode.
(1) Episode :
Bagi Gymnastiar, haji yang mabrur adalah haji yang hidup hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap harinya kita terus meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Begitu pula jika kita diamanahi menjadi pemimpin, pemimpin yang budiman bukan berfikir apa yang dia dapatkan dari umat, tapi justru apa yang bisa dia berikan kepada umat.
(2) Latar
Menurut Gynastiar, “Rasulullah seharusnya menjadi acuan yang amat kita tiru, yaitu keindahan kepemimpinan Rasulullah SAW. Sebetulnya saudaraku, inilah warisan Rasul yang seharusnya kita miliki. Inilah warisan kepemimpinan yang seharusnya menggerakan keluarga kita dan menggerakan umat. Kita sekarang sulit mencari pemimpin yang ada dihati kita. Rasulullah memimpin tutur katanya, sehingga tidak pernah beliau berbicara kecuali kata-kata yang benar, indah, dan padat dengan makna.”
3) Semantik
Semantik menunjuk pada makna yang ingin ditekankan dalam teks atau wacana. Seperti dengan memberi latar, detil, dan maksud serta praanggapan.
a) Latar.
Dikatakan Gymnastiar, Rasulullah SAW. Ternyata memimpin orang lain tidak dengan menyuruh ataupun melarang. Benar kalaupun ada larangan dan suruhan itu adalah hanya bimbingan Allah. Tetapi sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullah itu sauri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rachmat) Allah dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak menyebut nama Allah. (Q.S: 33:21). Haji yang mabrur adalah haji yang hidup hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap harinya kita terus meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Begitu pula jika kita diamanahi menjadi pemimpin, pemimpin yang budiman bukan berfikir apa yang dia dapatkan dari umat, tapi justru apa yang bisa dia berikan kepada umat.
b) Detil
“Haji yang mabrur adalah haji yang hidup hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap harinya kita terus meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Begitu pula jika kita diamanahi menjadi pemimpin, pemimpin yang budiman bukan berfikir apa yang dia dapatkan dari umat, tapi justru apa yang bisa dia berikan kepada umat.”


c) Maksud
Dikatakan Gymnastiar, “Seharusnya sehabis melakukan ibadah haji ini kita justru dapat membawa berbagai perubahan yang sebagai contoh perubahan akhlak yang islami hingga bermanfaat bagi keluarga, lingkungan tempat tinggal ataupun lingkungan kerja. Saudaraku, sewaktu kita melakukan ibadah haji kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia. Sungguh sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya, bertemu dengan saudara-saudara yang beraneka warna kulit dan aneka bentuk tubuh. Semua menyebut nama Allah, melangkah, becucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih.
Andai kata kita renungkan, ini adalah salah satu bukti betapa agung dan hebatnya pengaruh Rasulullah SAW. Ribuan tahun lalu, ribuan kilometer tembus, bahkan sampai kepada kita yang datang dari Indonesia ke tanah suci. Tetapi kalau kita saksiakan mengapa betapa begitu banyak umat islam sepulang dari haji tidak membawa dampak yang besar? Mudah-mudahan pada hari ini kita bisa mengambil sebuah renungan.”
d) Praanggapan
Menurut Gymnastiar, sewaktu kita melakukan ibadah haji kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia. Sungguh sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya, bertemu dengan saudara-saudara yang beraneka warna kulit dan aneka bentuk tubuh. Semua menyebut nama Allah, melangkah, becucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih.
4) Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih. Elemennya terdiri dari bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti.
a) Koherensi
Elemen koherensi merupakan pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks yang ditandai dengan kata hubung dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun. Koherensi pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 259 yakni :
(1) Diawali dengan niat yang lurus “Semua amal tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari-Muslim). Akan tetapi terkadang ada orang yang beribadah haji, atau berniat haji karena ingin adanya pujian atau gelar haji.
b) Kata ganti
Elemen kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Kata ganti dalam teks rubrik manajemen Qalbu edisi 259 yakni :
(1) Seharusnya sehabis melakukan ibadah haji ini kita justru dapat membawa berbagai perubahan
(2) Sewaktu kita melakukan ibadah haji, kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia.

c) Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ialah susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Seperti dalam teks rubrik Manajemen Qalbu edisi 259 ialah:
(1) Salah satu alat ukurnya adalah perubahan akhlak. Bagaimana sebenarnya langkah yang harus diambil untuk meraih haji yang mabrur?
5) Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks. Elemennya adalah leksikon.
a) Leksikon
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon pada rubrik Manajement Qalbu edisi 259 yakni :
(1) Bagaiman sebenarnya langkah yang harus diambil untuk meraih haji yang mabrur?
Mereka berdua saling berwasiat tentang kesabaran dan keteguhan terhadap kekejian yang dilakukan orang-orang musyrik.
(2) Sewaktu kita melakukan ibadah haji kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia.
(3) Andai kata kita renungkan, ini adalah salah satu bukti betapa agung dan hebatnya pengaruh Rasulullah SAW.
6) Retoris
Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan. Elemennya adalah grafis.
a) Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 259 ialah, “Semua menyebut nama Allah, melangkah, becucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih.”
b. Rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 November tahun 2009
1) Tematik
Tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti atau yang utama dari suatu teks. Gambaran umumnya adalah “Mengajak jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu”.
2) Skematik
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Dalam hal ini ada dua macam kategori besar, yakni :
a) Summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead.
(1) Judul
“Menyikapi Ujian Sakit“ Judul dibuat dengan bentuk tulisan yang dicetak tebal dengan ukuran besar (font 20) dan berwarna. Hal ini menunjukkan adanya pesan dakwah yang tersirat yang disampaikan oleh sang tokoh. Dalam judul tersebut mempunyai makna yakni bahwa sebagai public figure khususnya seorang dai sudah menjadi kewajiban untuk mengajak umat Islam agar meneladani Rasulullah dan meniru akhlaknya yang mulia.
(2) Lead
Jadikanlah sabar sebagai penolong kita seperti shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu”. Hal ini tercantum dalam (Q.S. Al Baqrah 153).
Semoga Allah SWT. Yang menguasai tubuh kita memberikan karunia kesehatan lahir batin. Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikarunia sehat. Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk isi berita secara lengkap.
b) Story yang mempunyai dua sub kategori, yakni Situasi ( Proses atau jalannya peristiwa ) untuk kisah ada dua bagian yakni: Episode atau kisah utama dari peristiwa tersebut dan latar untuk mendukung episode.
(1) Episode :
Bagi Gymnastiar, Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikarunia sehat. Karena ada kalanya seorang diuji sakit terhina karena ketidak sabarannya dan dikala sehat terhina karena ketidak syukurannya.
(2) Latar
Menurut Gynastiar, bahwa Allah tidak akan menimpakan suatu penyakit pada kita bila tidak ada hikamahnya. Sehingga kita terpanggil untuk mengintropeksi diri.
3) Semantik
Semantik menunjuk pada makna yang ingin ditekankan dalam teks atau wacana. Seperti dengan memberi latar, detil, dan maksud serta praanggapan.
a) Latar.
Dikatakan Gymnastiar, mungkin saja sakit yang kita derita kareana tidak terpenuhinya anggota tubuh kita akibat dari kelalaian seperti memforsir pikiran sehingga kepala menjadi pusing, mengabaikan hak perut sehingga perut sakit, tidak menyempat olahraga, sehingga tubuh mudah lemah, dan kelalaian dalam memenuhi hak anggota tubuh lainnya.
b) Detil
“Sesungguhnya hidup sukses, menang mengarungi hidup, mudah mendapatkan pertolongan Allah, dan kemampuan untuk bisa dekat dengan-Nya hanya dimiliki oleh orang-orang yang sabar.” Untuk itu, jadikanlah sabar sebagai penolong kita halnya shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”.
c) Maksud
Dikatakan Gymnastiar, “Sabar adalah kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai. Sabar bukan hanya ketika diuji sakit, tapi juga sabar diuji dengan kondisi lapang. Ketika sedang diuji sakit, kesabaran seseorang akan tampak dari akhlak dalam menyikapinya.”
d) Praanggapan
Menurut Gymnastiar, dia (Allah) berkuasa penuh akan tubuh kita. Mau dijadikan sehat atau sakit, itu hak Dia. Meski usaha pergi kedokter sudah dilakukan, tetap saja semuanya ada dalam genggaman-Nya. Dan kita pun patut sadari bahwa setiap sakit yang kita derita pada hakikatnya sudah diukur Allah.
4) Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk,susunan) yang dipilih. Elemennya terdiri dari bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti.
a) Koherensi
Elemen koherensi merupakan pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks yang ditandai dengan kata hubung dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun. Koherensi pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 yakni:
(1) Sabar bukan hanya ketika diuji sakit, tapi juga sabar diuji dengan kondisi lapang.
(2) Mungkin saja sakit yang kita derita kareana tidak terpenuhinya anggota tubuh kita akibat dari kelalaian seperti memforsir pikiran sehingga kepala menjadi pusing
(3) Biasanya, orang sakit menderita itu bukan karena sakitnya, melainkan karena dramatisasinya.
b) Kata ganti
Elemen kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Kata ganti dalam teks rubrik manajemen Qalbu edisi 260 yakni :
(1) Lalu, bagaimana sikap sabar kita dalam menghadapinya.
(2) Dia berkuasa penuh akan tubuh kita. Mau dijadikan sehat atau sakit, itu hak Dia.
c) Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ialah susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Seperti dalam teks rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 ialah:
(1) Oleh karena itu, betapapun parahnya penyakit kita cobalah untuk memproposionalkannya.
(2) Sehingga kita terpanggil untuk mengintropeksi diri.
5) Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks. Elemennya adalah leksikon.
a) Leksikon
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon pada rubrik Manajement Qalbu edisi 260 yakni :
(1) Sikap sabar kedua yang harus dikuasai yaitu sikap menerima sepenuhnya akan ketetuan Allah, tidak berkeluh kesah. Keluh kesah adalah tanda-tanda dari ketidak sabaran.
(2) Biasanya, orang sakit menderita itu bukan karena sakitnya, melainkan karena dramatisasinya
(3) biasanya terdorong keinginan untuk dikasihani, sehingga orang-orang berimpati padanya.
(4) sesungguhnya hidup sukses, menang mengarungi hidup, mudah mendapatkan pertolongan Allah.
6) Retoris
Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan. Elemennya adalah grafis.
a. Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 ialah, Untuk itu, jadikanlah sabar sebagai penolong kita halnya shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”. Hal ini tercantum dalam (Q.S. Al Baqarah 153). Yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (Kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
c. Rubrik Manajemen Qalbu edisi 261 Desember tahun 2009
1) Tematik
Tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti atau yang utama dari suatu teks. Gambaran umumnya adalah “Mengingatkan pentingnya waktu, maka kita layak bertanya, sejauh mana komitmen kita terhadap waktu?”.
2) Skematik
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Dalam hal ini ada dua macam kategori besar, yakni :
a) Summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead.
(1) Judul
“Efektivitas Penggunaan Waktu “ Judul dibuat dengan bentuk tulisan yang dicetak tebal dengan ukuran besar (font 20) dan berwrna. Hal ini menunjukkan adanya pesan dakwah yang tersirat yang disampaikan oleh sang tokoh. Dalam judul tersebut mempunyai makna yakni bahwa sebagai public figure khususnya seorang da’i sudah menjadi kewajiban untuk mengajak umat Islam agar meneladani Rasulullah dan meniru akhlaknya yang mulia.
(2) Lead
Sebaik-baik manusia adalah yang diberi umur panjang dan baik amalnya. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang diberi umur panjang dan jelek amalnya. (HR. Ahmad). Kuncinya, kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu kita disiplin menjalankannya.
Sebab, banyak orang yang hanya pandai membuat rencana, tapi kurang pandai menjalankannya. Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk isi berita secara lengkap.
b) Story yang mempunyai dua sub kategori, yakni Situasi ( Proses atau jalannya peristiwa ) untuk kisah ada dua bagian yakni: Episode atau kisah utama dari peristiwa tersebut dan latar untuk mendukung episode.
(1) Episode :
Bagi Gymnastiar, maka tak usah heran, bila islam mengingtakan kita akan waktu minimal lima kali sehar semalam. Belum lagi anjuran untuk menghidupkan waktu disepertiga malam terakhir atau waktu dhuha (saat matahari sepenggalahan). Mengingat pentingnya waktu, maka kita layak bertanya, sejauh mana komitmen kita terhadap waktu?
(2) Latar
Menurut Gynastiar, mahasiswa yang akan mengikuti ujian misalnya. Waktunya tinggal tiga bulan lagi. Maka menjadi keharusan baginya untuk membuat perencanaan. Sehari belajar berapa jam? Katakanlah belajar 2 jam. Seminggu mau belajar berapa kali belajar? Enam kali. Berarti 12 jam per minggu atau 48 jam per bulan. Jadi, dalam tiga bulan ia belajar minimal 144 jam. Lalu, mata kuliahnya ada sepuluh. Satu mata kuliah rata-rata lima bab dan satu bab sepuluh halaman, berarti 50 X 10 = 500 halaman. Sedangkan waktu yang dimiliki hanya 144 jam. Dengan demikian, dalam satu jam ia harus mengusai minimal tiga lembar.
3) Semantik
Semantik menunjuk pada makna yang ingin ditekankan dalam teks atau wacana. Seperti dengan memberi latar, detil, dan maksud serta praanggapan.
a) Latar.
Dikatakan Gymnastiar, Islam sangat menaruh perhatian terhadap penggunaan waktu. Dalam Al Qur’an bertebaran ayat-ayat yang berhubungan dengan waktu. Bahkan, berkali-kali Allah SWT. Bersumpah atas nama waktu. Misalnya diawal QS Al ‘Ashr (103), Al Lail (92), Ad Dhuha (93), dan sebagainya. Hal ini betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia.
Maka tak usah heran, bila islam mengingtakan kita akan waktu minimal lima kali sehar semalam.
b) Detil
Kuncinya kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu disiplin menjalankannya. Karena itu, sebuah rencana tidak perlu muluk-muluk. Buatlah secara proposional dan fleksibel agar kita mudah menjalankannya.
c) Maksud
Dikatakan Gymnastiar, ada satu kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda. Hebatnya, sebagian orang yang merasa banyak menunda pekerjaan itu akan lebih baik. Padahal kebiasaan menunda hamir pasti mengundang masalah bila tidak didasarkan perhitungan matang. Dalam setiap waktu ada kewajiban yang harus kita tunaikan. Andaikan kita tunda maka pekerjaan lain pasti akan menyusul, sehingga pekerjaan makin menumpuk. Akhirnya banyak energi, waktu, dan biaya yang terbuang percuma selain berpeluang memunculkan rasa enggan untuk mengerjakannya.
d) Praanggapan
Menurut Gymnastiar, kita ini telah, sedang, dan akan selalu berpacu dengan waktu. Satu desah nafas sebanding satu langkah menuju maut. Alangkah ruginya manakala banyaknya keinginan, melambungnya angan-angan, serta meluapnya harapan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas diri. Maka, siapapun yang bersungguh-sungguh mengisi waktunya dengan kebaikan, niscaya Allah akan memberikan yang terbaik bagi orang tersebut.
4) Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk,susunan) yang dipilih. Elemennya terdiri dari bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti.
a) Koherensi
Elemen koherensi merupakan pertalian atau jalinan antar kata, atau kalimat dalam teks yang ditandai dengan kata hubung dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun. Koherensi pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 261 yakni:
(1) Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu kita disiplin menjalankannya. Sebab, banyak orang yang hanya pandai membuat rencana, tapi kurang pandai menjalankannya.
(2) Karena itu, sebuah rencana tidak perlu muluk-muluk. Buatlah secara proposional dan fleksibel agar kita mudah menjalankannya.
(3) Kuncinya kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu disiplin menjalankannya.



b) Kata ganti
Elemen kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Kata ganti dalam teks rubrik manajemen Qalbu edisi 261 yakni:
(1) Kuncinya, kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. lu bergerak dengan acuan peta tersebut.
(2) Setelah itu kita disiplin menjalankannya. Sebab, banyak orang yang hanya pandai membuat rencana, tapi kurang pandai menjalankannya.
(3) Maka tak usah heran, bila islam mengingtakan kita akan waktu minimal lima kali sehar semalam.
(4) Mengingat pentingnya waktu, maka kita layak bertanya, sejauh mana komitmen kita terhadap waktu?
(5) Dalam setiap waktu ada kewajiban yang harus kita tunaikan. Andaikan kita tunda maka pekerjaan lain pasti akan menyusul, sehingga pekerjaan makin menumpuk.
c) Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ialah susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Seperti dalam teks rubrik Manajemen Qalbu edisi 261 ialah:
(1) Belum lagi anjuran untuk menghidupkan waktu disepertiga malam terakhir atau waktu dhuha.
(2) Bila kita orang yang meremehkan waktu, tidak menghasilkan peningkatan kualitas diri, maka bersiap-siaplah menjadi pecundang dalam hidup.
(3) Kita ini telah, sedang, dan akan selalu berpacu dengan waktu. Satu desah nafas sebanding satu langkah menuju maut. Alangkah ruginya manakala banyaknya keinginan, melambungnya angan-angan, serta meluapnya harapan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas diri.
6) Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks. Elemennya adalah leksikon.
a) Leksikon
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon pada rubrik Management Qolbu edisi 261 yakni:
(1) Akhirnya banyak energi, waktu, dan biaya yang terbuang percuma selain berpeluang memunculkan rasa enggan untuk mengerjakannya.
(2) Ada satu kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda.
6) Retoris
Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan. Elemennya adalah grafis.
a) Grafis
No Struktur
Wacana Hal yang Diamati Rubrik Manajement Qalbu edisi 259 Oktober tahun 2009 Elemen
1. Struktur
Makro TEMATIK “Mengajak memperbaiki akhlak dan melakukan perubahan dari memimpin diri sendiri kemudian keluarga hingga menjadi haji yang mabrur”. Topik
2. Super
Struktur SKEMATIK Dalam hal ini ada dua macam kategori besar, yakni:
a) Summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead.
(1) Judul
“Hikmah Ibadah Haji “ Judul dibuat dengan bentuk tulisan yang dicetak tebal dengan ukuran besar (font 20) dan berwrna. Hal ini menunjukkan adanya pesan dakwah yang tersirat yang disampaikan oleh sang tokoh. Dalam judul tersebut mempunyai makna yakni bahwa sebagai public figure khususnya seorang da’i sudah menjadi kewajiban untuk mengajak umat Islam agar meneladani Rasulullah dan meniru akhlaknya yang mulia.
(2) Lead
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (berkata kotor), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan bersungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hati orang-orang yang berakal. (Q.S: Al Baqarah: 197). Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk isi berita secara lengkap.
b) Story yang mempunyai dua sub kategori, yakni Situasi ( Proses atau jalannya peristiwa ) untuk kisah ada dua bagian yakni: Episode atau kisah utama dari peristiwa tersebut dan latar untuk mendukung episode.
(1) Episode :
Bagi Gymnastiar, haji yang mabrur adalah haji yang hidup hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap harinya kita terus meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Begitu pula jika kita diamanahi menjadi pemimpin, pemimpin yang budiman bukan berfikir apa yang dia dapatkan dari umat, tapi justru apa yang bisa dia berikan kepada umat.
(2) Latar
Menurut Gynastiar, “Rasulullah seharusnya menjadi acuan yang amat kita tiru, yaitu keindahan kepemimpinan Rasulullah SAW. Sebetulnya saudaraku, inilah warisan Rasul yang seharusnya kita miliki. Inilah warisan kepemimpinan yang seharusnya menggerakan keluarga kita dan menggerakan umat. Kita sekarang sulit mencari pemimpin yang ada dihati kita. Rasulullah memimpin tutur katanya, sehingga tidak pernah beliau berbicara kecuali kata-kata yang benar, indah, dan padat dengan makna.”
Skema
3. Struktur
Mikro SEMANTIK Semantik menunjuk pada makna yang ingin ditekankan dalam teks atau wacana. Seperti dengan memberi latar, detil, dan maksud serta praanggapan.
b) Latar.
Dikatakan Gymnastiar, Rasulullah SAW. Ternyata memimpin orang lain tidak dengan menyuruh ataupun melarang. Benar kalaupun ada larangan dan suruhan itu adalah hanya bimbingan Allah. Tetapi sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullah itu sauri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rachmat) Allah dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak menyebut nama Allah. (Q.S: 33:21). Haji yang mabrur adalah haji yang hidup hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap harinya kita terus meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Begitu pula jika kita diamanahi menjadi pemimpin, pemimpin yang budiman bukan berfikir apa yang dia dapatkan dari umat, tapi justru apa yang bisa dia berikan kepada umat.
b) Detil
“Haji yang mabrur adalah haji yang hidup hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap harinya kita terus meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Begitu pula jika kita diamanahi menjadi pemimpin, pemimpin yang budiman bukan berfikir apa yang dia dapatkan dari umat, tapi justru apa yang bisa dia berikan kepada umat.”
c) Maksud
Dikatakan Gymnastiar, “Seharusnya sehabis melakukan ibadah haji ini kita justru dapat membawa berbagai perubahan yang sebagai contoh perubahan akhlak yang islami hingga bermanfaat bagi keluarga, lingkungan tempat tinggal ataupun lingkungan kerja. Saudaraku, sewaktu kita melakukan ibadah haji kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia. Sungguh sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya, bertemu dengan saudara-saudara yang beraneka warna kulit dan aneka bentuk tubuh. Semua menyebut nama Allah, melangkah, becucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih.
Andai kata kita renungkan, ini adalah salah satu bukti betapa agung dan hebatnya pengaruh Rasulullah SAW. Ribuan tahun lalu, ribuan kilometer tembus, bahkan sampai kepada kita yang datang dari Indonesia ke tanah suci. Tetapi kalau kita saksiakan mengapa betapa begitu banyak umat islam sepulang dari haji tidak membawa dampak yang besar? Mudah-mudahan pada hari ini kita bisa mengambil sebuah renungan.”
d) Praanggapan
Menurut Gymnastiar, sewaktu kita melakukan ibadah haji kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia. Sungguh sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya, bertemu dengan saudara-saudara yang beraneka warna kulit dan aneka bentuk tubuh. Semua menyebut nama Allah, melangkah, becucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih.
Latar, Detil,
Maksud Pra-
Anggapan
4 Struktur
Mikro SINTAKSIS Bagaimana kalimat (bentuk,susunan) yang dipilih. Elemennya terdiri dari bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti.
b) Koherensi
Elemen koherensi merupakan pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks yang ditandai dengan kata hubung dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun. Koherensi pada rubrik Management Qolbu edisi 259 yakni :
(4) Diawali dengan niat yang lurus “Semua amal tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari-Muslim). Akan tetapi terkadang ada orang yang beribadah haji, atau berniat haji karena ingin adanya pujian atau gelar haji.
b) Kata ganti
Elemen kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Kata ganti dalam teks rubrik management Qolbu edisi 259 yakni :
(3) Seharusnya sehabis melakukan ibadah haji ini kita justru dapat membawa berbagai perubahan.
(4) Sewaktu kita melakukan ibadah haji, kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia.
c) Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ialah susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Seperti dalam teks rubrik Management qolbu edisi 259 ialah:
(3) Salah satu alat ukurnya adalah perubahan akhlak. Bagaimana sebenarnya langkah yang harus diambil untuk meraih haji yang mabrur?
Koherensi, Kata
ganti, Bentuk
Kalimat
5 Struktur
Mikro STILISTIK Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks. Elemennya adalah leksikon.
b) Leksikon
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon pada rubrik Management Qolbu edisi 259 yakni :
(4) Bagaiman sebenarnya langkah yang harus diambil untuk meraih haji yang mabrur?
Mereka berdua saling berwasiat tentang kesabaran dan keteguhan terhadap kekejian yang dilakukan orang-orang musyrik.
(5) Sewaktu kita melakukan ibadah haji kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia.
(6) Andai kata kita renungkan, ini adalah salah satu bukti betapa agung dan hebatnya pengaruh Rasulullah SAW
Leksikon
6 Struktur
Mikro RETORIS Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan. Elemennya adalah grafis.
c) Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis pada rubrik Management Qolbu edisi 259 ialah, “Semua menyebut nama Allah, melangkah, becucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih.”

Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 261 ialah, Alangkah ruginya manakala banyaknya keinginan, melambungnya angan-angan, serta meluapnya harapan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas diri. Maka, siapapun yang bersungguh-sungguh mengisi waktunya dengan kebaikan, niscaya Allah akan memberikan yang terbaik bagi orang tersebut.








No Struktur
Wacana Hal yang Diamati Rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 November tahun 2009 Elemen
1. Struktur
Makro TEMATIK Mengajak jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu”.
Topik
2. Super
Struktur SKEMATIK Dalam hal ini ada dua macam kategori besar, yakni :
a) Summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead.
(1) Judul
“Menyikapi Ujian Sakit“ Judul dibuat dengan bentuk tulisan yang dicetak tebal dengan ukuran besar (font 20) dan berwarna. Hal ini menunjukkan adanya pesan dakwah yang tersirat yang disampaikan oleh sang tokoh. Dalam judul tersebut mempunyai makna yakni bahwa sebagai public figure khususnya seorang da’i sudah menjadi kewajiban untuk mengajak umat Islam agar meneladani Rasulullah dan meniru akhlaknya yang mulia.
(4) Lead
Jadikanlah sabar sebagai penolong kita seperti shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”. Hal ini tercantum dalam (Q.S. Al Baqrah 153).
Semoga Allah SWT. Yang menguasai tubuh kita memberikan karunia kesehatan lahir batin. Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikarunia sehat. Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk isi berita secara lengkap.
b) Story yang mempunyai dua sub kategori, yakni Situasi ( Proses atau jalannya peristiwa ) untuk kisah ada dua bagian yakni: Episode atau kisah utama dari peristiwa tersebut dan latar untuk mendukung episode.
(1) Episode :
Bagi Gymnastiar, Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikarunia sehat. Karena ada kalanya seorang diuji sakit terhina karena ketidak sabarannya dan dikala sehat terhina karena ketidak syukurannya.
(2) Latar
Menurut Gynastiar, bahwa Allah tidak akan menimpakan suatu penyakit pada kita bila tidak ada hikamahnya. Sehingga kita terpanggil untuk mengintropeksi diri.
Skema
3. Struktur
Mikro SEMANTIK Semantik menunjuk pada makna yang ingin ditekankan dalam teks atau wacana. Seperti dengan memberi latar, detil, dan maksud serta praanggapan.
e) Latar.
Dikatakan Gymnastiar, mungkin saja sakit yang kita derita kareana tidak terpenuhinya anggota tubuh kita akibat dari kelalaian seperti memforsir pikiran sehingga kepala menjadi pusing, mengabaikan hak perut sehingga perut sakit, tidak menyempat olahraga, sehingga tubuh mudah lemah, dan kelalaian dalam memenuhi hak anggota tubuh lainnya.
f) Detil
“Sesungguhnya hidup sukses, menang mengarungi hidup, mudah mendapatkan pertolongan Allah, dan kemampuan untuk bisa dekat dengan-Nya hanya dimiliki oleh orang-orang yang sabar.” Untuk itu, jadikanlah sabar sebagai penolong kita halnya shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”.
g) Maksud
Dikatakan Gymnastiar, “Sabar adalah kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai. Sabar bukan hanya ketika diuji sakit, tapi juga sabar diuji dengan kondisi lapang. Ketika sedang diuji sakit, kesabaran seseorang akan tampak dari akhlak dalam menyikapinya.”
h) Praanggapan
Menurut Gymnastiar, dia (Allah) berkuasa penuh akan tubuh kita. Mau dijadikan sehat atau sakit, itu hak Dia. Meski usaha pergi kedokter sudah dilakukan, tetap saja semuanya ada dalam genggaman-Nya. Dan kita pun patut sadari bahwa setiap sakit yang kita derita pada hakikatnya sudah diukur Allah.
Latar, Detil,
Maksud Pra-
Anggapan
4. Struktur
Mikro SINTAKSIS Bagaimana kalimat (bentuk,susunan) yang dipilih. Elemennya terdiri dari bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti.
d) a. Koherensi.
Elemen koherensi merupakan pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks yang ditandai dengan kata hubung dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun. Koherensi pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 yakni :
Sabar bukan hanya ketika diuji sakit, tapi juga sabar diuji dengan kondisi lapang. Mungkin saja sakit yang kita derita kareana tidak terpenuhinya anggota tubuh kita akibat dari kelalaian seperti memforsir pikiran sehingga kepala menjadi pusing
(5) Biasanya, orang sakit menderita itu bukan karena sakitnya, melainkan karena dramatisasinya.
b. Kata ganti
Elemen kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Kata ganti dalam teks rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 yakni: Lalu, bagaimana sikap sabar kita dalam menghadapinya. Dia berkuasa penuh akan tubuh kita. Mau dijadikan sehat atau sakit, itu hak Dia.
c. Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ialah susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Seperti dalam teks rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 ialah: Oleh karena itu, betapapun parahnya penyakit kita cobalah untuk memproposionalkannya.
Sehingga kita terpanggil untuk mengintropeksi diri.
Koherensi,Kata
ganti, Bentuk
Kalimat
5. Struktur
Mikro STILISTIK Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks. Elemennya adalah leksikon.
a. Leksikon
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 yakni :
(5) Sikap sabar kedua yang harus dikuasai yaitu sikap menerima sepenuhnya akan ketetuan Allah, tidak berkeluh kesah. Keluh kesah adalah tanda-tanda dari ketidak sabaran. Biasanya, orang sakit menderita itu bukan karena sakitnya, melainkan karena dramatisasinya biasanya terdorong keinginan untuk dikasihani, sehingga orang-orang berimpati padanya. sesungguhnya hidup sukses, menang mengarungi hidup, mudah mendapatkan pertolongan Allah.
Leksikon
6. Struktur
Mikro RETORIS Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan. Elemennya adalah grafis.
a. Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis pada rubrik Management Qolbu edisi 260 ialah, Untuk itu, jadikanlah sabar sebagai penolong kita halnya shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”. Hal ini tercantum dalam (Q.S. Al Baqarah 153). Yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (Kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Grafis


No Struktur
Wacana Hal yang Diamati Rubrik Manajemen Qalbu edisi 261 Desember tahun 2009 Elemen
1. Struktur
Makro TEMATIK “Mengingatkan pentingnya waktu, maka kita layak bertanya, sejauh mana komitmen kita terhadap waktu?”.
Topik
2. Super
Struktur SKEMATIK Dalam hal ini ada dua macam kategori besar, yakni :
a) Summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead.
(1) Judul
“Efektivitas Penggunaan Waktu “ Judul dibuat dengan bentuk tulisan yang dicetak tebal dengan ukuran besar (font 20) dan berwrna. Hal ini menunjukkan adanya pesan dakwah yang tersirat yang disampaikan oleh sang tokoh. Dalam judul tersebut mempunyai makna yakni bahwa sebagai public figure khususnya seorang da’i sudah menjadi kewajiban untuk mengajak umat Islam agar meneladani Rasulullah dan meniru akhlaknya yang mulia.
(2) Lead
Sebaik-baik manusia adalah yang diberi umur panjang dan baik amalnya. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang diberi umur panjang dan jelek amalnya. (HR. Ahmad). Kuncinya, kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu kita disiplin menjalankannya.
Sebab, banyak orang yang hanya pandai membuat rencana, tapi kurang pandai menjalankannya. Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk isi berita secara lengkap.
b) Story yang mempunyai dua sub kategori, yakni Situasi ( Proses atau jalannya peristiwa ) untuk kisah ada dua bagian yakni: Episode atau kisah utama dari peristiwa tersebut dan latar untuk mendukung episode.
(1) Episode :
Bagi Gymnastiar, maka tak usah heran, bila islam mengingtakan kita akan waktu minimal lima kali sehar semalam. Belum lagi anjuran untuk menghidupkan waktu disepertiga malam terakhir atau waktu dhuha (saat matahari sepenggalahan). Mengingat pentingnya waktu, maka kita layak bertanya, sejauh mana komitmen kita terhadap waktu?
(2) Latar
Menurut Gynastiar, mahasiswa yang akan mengikuti ujian misalnya. Waktunya tinggal tiga bulan lagi. Maka menjadi keharusan baginya untuk membuat perencanaan. Sehari belajar berapa jam? Katakanlah belajar 2 jam. Seminggu mau belajar berapa kali belajar? Enam kali. Berarti 12 jam per minggu atau 48 jam per bulan. Jadi, dalam tiga bulan ia belajar minimal 144 jam. Lalu, mata kuliahnya ada sepuluh. Satu mata kuliah rata-rata lima bab dan satu bab sepuluh halaman, berarti 50 X 10 = 500 halaman. Sedangkan waktu yang dimiliki hanya 144 jam. Dengan demikian, dalam satu jam ia harus mengusai minimal tiga lembar.
Skema
3. Struktur
Mikro SEMANTIK Semantik menunjuk pada makna yang ingin ditekankan dalam teks atau wacana. Seperti dengan memberi latar, detil, dan maksud serta praanggapan.
a) Latar.
Dikatakan Gymnastiar, Islam sangat menaruh perhatian terhadap penggunaan waktu. Dalam Al quran bertebaran ayat-ayat yang berhubungan dengan waktu. Bahkan, berkali-kali Allah SWT. Bersumpah atas nama waktu. Misalnya diawal QS Al ‘Ashr (103), Al Lail (92), Ad Dhuha (93), dan sebagainya. Hal ini betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia.
Maka tak usah heran, bila islam mengingtakan kita akan waktu minimal lima kali sehar semalam.
b) Detil
Kuncinya kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu disiplin menjalankannya. Karena itu, sebuah rencana tidak perlu muluk-muluk. Buatlah secara proposional dan fleksibel agar kita mudah menjalankannya.
c) Maksud
Dikatakan Gymnastiar, ada satu kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda. Hebatnya, sebagian orang yang merasa banyak menunda pekerjaan itu akan lebih baik. Padahal kebiasaan menunda hamir pasti mengundang masalah bila tidak didasarkan perhitungan matang. Dalam setiap waktu ada kewajiban yang harus kita tunaikan. Andaikan kita tunda maka pekerjaan lain pasti akan menyusul, sehingga pekerjaan makin menumpuk. Akhirnya banyak energi, waktu, dan biaya yang terbuang percuma selain berpeluang memunculkan rasa enggan untuk mengerjakannya.
d) Praanggapan
Menurut Gymnastiar, kita ini telah, sedang, dan akan selalu berpacu dengan waktu. Satu desah nafas sebanding satu langkah menuju maut. Alangkah ruginya manakala banyaknya keinginan, melambungnya angan-angan, serta meluapnya harapan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas diri. Maka, siapapun yang bersungguh-sungguh mengisi waktunya dengan kebaikan, niscaya Allah akan memberikan yang terbaik bagi orang tersebut.
Latar, Detil,
Maksud Pra-
Anggapan
4. Struktur
Mikro SINTAKSIS Bagaimana kalimat (bentuk,susunan) yang dipilih. Elemennya terdiri dari bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti.
a) Koherensi
Elemen koherensi merupakan pertalian atau jalinan antar kata, atau kalimat dalam teks yang ditandai dengan kata hubung dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun. Koherensi pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 261 yakni :
1) Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu kita disiplin menjalankannya. Sebab, banyak orang yang hanya pandai membuat rencana, tapi kurang pandai menjalankannya.
2) Karena itu, sebuah rencana tidak perlu muluk-muluk. Buatlah secara proposional dan fleksibel agar kita mudah menjalankannya.
3) Kuncinya kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu disiplin menjalankannya.
b) Kata ganti
Elemen kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Kata ganti dalam teks rubrik management Qolbu edisi 261 yakni:
1) Kuncinya, kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut.
2) Setelah itu kita disiplin menjalankannya. Sebab, banyak orang yang hanya pandai membuat rencana, tapi kurang pandai menjalankannya.
3) Maka tak usah heran, bila islam mengingtakan kita akan waktu minimal lima kali sehar semalam.
4) Mengingat pentingnya waktu, maka kita layak bertanya, sejauh mana komitmen kita terhadap waktu?
5) Dalam setiap waktu ada kewajiban yang harus kita tunaikan. Andaikan kita tunda maka pekerjaan lain pasti akan menyusul, sehingga pekerjaan makin menumpuk.
c) Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ialah susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Seperti dalam teks rubrik Management qolbu edisi 261 ialah:
1) Belum lagi anjuran untuk menghidupkan waktu disepertiga malam terakhir atau waktu dhuha.
2) Bila kita orang yang meremehkan waktu, tidak menghasilkan peningkatan kualitas diri, maka bersiap-siaplah menjadi pecundang dalam hidup.
3) Kita ini telah, sedang, dan akan selalu berpacu dengan waktu. Satu desah nafas sebanding satu langkah menuju maut. Alangkah ruginya manakala banyaknya keinginan, melambungnya angan-angan, serta meluapnya harapan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas diri. Koherensi,Kata
ganti, Bentuk
Kalimat
5. Struktur
Mikro STILISTIK Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks. Elemennya adalah leksikon.
a) Leksikon
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 261 yakni:
1) Akhirnya banyak energi, waktu, dan biaya yang terbuang percuma selain berpeluang memunculkan rasa enggan untuk mengerjakannya.
2) Ada satu kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda.
Leksikon
6. Struktur
Mikro RETORIS Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan. Elemennya adalah grafis.
a) Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis pada rubrik Management Qolbu edisi 261 ialah, Alangkah ruginya manakala banyaknya keinginan, melambungnya angan-angan, serta meluapnya harapan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas diri. Maka, siapapun yang bersungguh-sungguh mengisi waktunya dengan kebaikan, niscaya Allah akan memberikan yang terbaik bagi orang tersebut.
Grafis

















BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, pembahasan dan data yang telah diperoleh penulis, maka penulis menemukan sebuah kesimpulan:
Bahwa pesan dakwah pada Struktur Makro yang ada dalam Rubrik Manajemen Qalbu Di Majalah Al Falah edisi 259-261 Oktober-Desember tahun 2009 menekankan pendalaman agama dan pengamalannya.
Sedangkan Super Struktur yang ada dalam rubrik Manajemen Qalbu Di Majalah Al Falah edisi 259-261 Oktober-Desember tahun 2009 berisi tentang materi dakwah mengenai perbaikan akhlaq dan melakukan perubahan dari memimpin diri sendiri kemudian keluarga hingga menjadi haji yang mabrur, mengajak jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan mengingatkan waktu, maka kita layak bertanya sejauh mana komitmen kita terhadap waktu.
Dan Struktur Mikro yang ada dalam rubrik Manajemen Qalbu Di Majalah Al Falah edisi 259-261 Oktober-Desember tahun 2009 yakni, “Sabar adalah kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai. Dan kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda”.



B. Saran
1. Untuk kedepannya hendaknya rubrik management qolbu lebih meluas dan kajiannya lebih dipertajam, dan menerbitkan rubrik management qolbu lebih intens, sehingga menarik untuk dibaca.
2. Masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, perlu kiranya untuk bisa menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya sebagai upaya lebih baik. Penelitian ini hanya menjawab hal yang terkait dengan isi rubrik management qolbu. Sedangkan efek rubrik ini terhadap masyarakat belum dikaji, untuk itu yang terkait dengan efek rubrik terhadap masyarakat dapat dikaji pada penelitian berikutnya.














DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Bahar,1996. Kiat Sukses Meraih Penghasilan Dari surat Kabar. Yogyakarta: Pena Cendikia.
Ahmad Y Samantho.2002. Jurnalistik Islami. Jakarta: Harakah.
Alawiyah Tutty. 1997. Strategi Dakwah Di Lingkungan Majlis Taklim. Bandung: Mizan.
Arifin Anwar. 1982. Strategi Komunikasi. Bandung: Armico.
Astrid Susanto, 1976. Filsafat Komunikasi. Bandung: Bina Cipta.
Aziz Moh Ali. 2004, Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.
Bahtiar, Wardi. 2001. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Logos.
Cangara Haffied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depag RI. 1994, Al-Qur’an dan Terjemahan. Semarang: Grafindo.
Eriyanto. 2003. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Jogjyakarta: LKIS.
Kasman Suf. 2004. Jurnalisme Universal. Jakarta: Teraju.
Kriayanto Rachmat. 2009. Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Latif, Nasaruddin. 1971. Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah. Jakarta: Firma Dara.
Moleong Lexy J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rosdakarya.
Muhyidin Asep. 2002. Metode Pengembangan Dakwah . Bandung: Pustaka Setia.
Munir, M. 2009. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana.
Nazir Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Aksara.
Ningrat Koentjoro.1990. Metode-Metode penelitian Masyaratkat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS.
Rubba, Sulhawi. 2011. Dakwah Bi Al-Nikah Metodologi Islamisasi Ala Indonesiawi Surabaya: Garisi.
Saeful Asep Muhtadi.2004. Merakit Tradisi Menulis. Bandung: Mujahid Perss.
Sobur Alex. 2002. Analisis Teks Media. Bandung: Rosdakarya.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sulton Muhammad. 2003. Desain Ilmu Dakwah. Semarang: Pustaka Pelajar.
Syam, Nur. 2003. Filsafat Dakwah. Surabaya: Jenggala Pustaka Utama.
Syekh Wahab Abdul Mukallaf. 1993. Ilmu Ushulul Fikih. Jakarta Rienika Putra.
Syukir asmuni. 1983. Dasar-Dasar Srategi Dakwah Islam. Surabaya Al-Ikhlas.
Tasmara Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pertama.
Uchjana Onong Effendy. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Umar Thoha Yahya. 1971. Ilmu Dakwah. Jakarta: Wijaya.
Usman Hasan. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Widjaja A.W. 1993. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta, Bumi Aksara.
http://rahdinaldefinisimajalahadalahsebuah.http://blogspot.com.rahdinalspace-art/2011/11/html.
http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/10/pengertianmajalah.html.
http://www.ydsf.org/blog/kabar-ydsf/menengok-sejenak-perjalanan-25tahun-ydsf.
http://zonta.blogdetik.com/2010/02/21/metode-dakwah/.Moh Jamal, Metode Dakwah.










BIODATA PENULIS


Penulis bernama lengkap Ahmad Maghrobi Rochim Sueb Sayuti Abdul Ghani. Lahir di Surabaya 11 September 1987. Orang tua bernama Abdul Rochim 1953 dan Dewi Suarti Ratna Kusuma 1965. Terlahir tiga bersaudara, mempuyai dua orang kakak: Yang pertama bernama Muhammad Iqbal 1983 dan Rinda Rahmawati 1984. Pendidikan yang terenyam : TK Khadijah III Kelurahan Lontar Lakarsantri Surabaya pada tahun 1992-1994. Kemudian melanjutkan Ke Sekolah Dasar Negeri Ngrowo II Tawangsari Bangsal Mojokerto tahun 1994-2000. Selanjutnya melanjutkan di SLTP A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang tahun 2000-2003. Dan melanjutkan di SMA Tamansiswa (Plus Perhotelan) tahun 2003-2006. Kemudian melanjutkan studi di Fakultas Dakwah (Komunikasi dan Penyiaran Islam) Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2008-2012. Alamat penulis: Jl Jawar No: 79 2/II Tb. Dono Pakal Surabaya (Alamat domisili Pada saat kuliah Jl Bendul Merisi Besar Selatan No: 64).








CURRICULUM VITAE

Nama : Ahmad Maghrobi
NIM : B01208044
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 11 September 1987
Tempat lahir : Surabaya
Alamat rumah : Jl. Jawar No: 79 2/II. Tb.Dono Pakal Surabaya
Alamat Kost : Jl Bendul Merisi Besar Selatan No: 64
No Handphone : 082333644415, 085748353346.
Latar belakang Pendidikan :
• TK Khadijah III Kelurahan Lontar Kecamatan Lakarsantri 1992-1994.
• SDN Ngrowo II Bangsal Mojokerto 1994-2000.
• SLTP A Wahid Hasyim Tebuireng Jombang 2000-2003.
• SMA Taman Siswa (Plus Perhotelan) Lempung Mulya 1A Surabaya 2003-2006.
• IAIN Sunan Ampel Surabaya 2008-2012.




PESAN DAKWAH MELALUI MEDIA CETAK
(Analisis Wacana Rubrik Manajemen Qalbu KH. Abdullah Gymnastiar Di Majalah Al Falah edisi 259-261)
JURNAL
ABSTRAK
Ahmad Maghrobi, NIM. B01208044, 2012. Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Analisis Wacana Rubrik Manajemen Qalbu KH. Abdullah Gymnastiar Di Majalah Al Falah edisi 259-261). Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata kunci : Pesan Dakwah, Manajemen Qalbu, Analisis Wacana.
Persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu : Bagaimana isi pesan dakwah rubrik manajemen qalbu di Majalah Al Falah edisi 259-261 bila dianalisis menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk. Adapun tujuan dalam penelitian skripsi ini adalah Mengetahui isi pesan dakwah yang terkandung dalam Rubrik Manajemen Qalbu di Majalah Al Falah edisi 259-261 tahun 2009” dengan menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk.
Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif non kancah. Kemudian data yang diperoleh, penulis melakukan observasi dan dokumentasi. Data kemudian dianalisis menggunakan metode analisis wacana model Teun A. Van Dijk. Model ini menekankan pada aspek bahasa yang digunakan oleh media yang menggunakan 3 Struktur: struktur mikro, struktur makro dan super struktur.
Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa, pesan dakwah yang terkandung dalam struktur makro menekankan pendalaman agama dan pengamalannya. Sedang super struktur yang ada berisi mengenai perbaikan akhlaq dan melakukan perubahan dari memimpin diri sendiri kemudian keluarga hingga menjadi haji yang mabrur, mengajak jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu, dan mengingatkan waktu, maka kita layak bertanya sejauh mana komitmen kita terhadap waktu. Struktur mikro adalah sabar: kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai, dan menunjukkan suatu kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda.
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim, untuk mencapai dakwah yang efektif maka diperlukan media. Merebaknya media saat ini seperti media cetak dan online merupakan salah satu wujud dari era reformasi dan keterbukaan informasi. Fungsi media itu sendiri adalah memberikan informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial.
Media mampu menggiring opini publik kepada suatu fakta tertentu melalui setting terhadap informasi yang akan dijadikan berita. Maka pada tahap inilah misi dakwah dapat berjalan, informasi yang dianggap tidak memihak kepada dunia muslim dapat ditunda pemberitaannya dan beralih kepada pemberitaan yang bernilai dakwah.
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bil qalam (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, novel, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.
Kelebihan dari dakwah bil qalam yakni pesan dakwahnya tetap tersampaikan meskipun da’inya sudah tidak ada, atau penulisnya sudah wafat. Dan hadits yang menerangkan tentang dakwah bil qalam adalah "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari pada darahnya para syuhada". Dari sabda Rasulullah diatas menunjukkan betapa berartinya tinta yang ditorehkan dalam rangka berdakwah sehingga perbandingannya dengan pengorbanan para syuhada’.
Dakwah lewat tulisan sudah dimulai dan dikembangkan oleh Rasulullah SAW dengan pengiriman surat dakwah kepada kaisar, raja-raja, ataupun pemuka masyarakat yang ada. Dan tulisan tentang aktivitas kenabian Rasulullah SAW yang tulis oleh para sahabat dan diberikan kepada para tabi’in, para tabi’in kemudian memberikan kepada perawi-perawi hadits. Dengan kerjasama tersebut akhirnya lahirlah karya-karya jurnalistik islam yang terkenal, langgeng hingga akhir zaman. Dan dakwah lewat tulisan itu semakin relevan berada di zaman yang serba modern seperti sekarang ini.
Media cetak juga sebagai salah satu media dakwah yang efektif untuk berdakwah bil qalam. Namun pada zaman sekarang ini dakwah bil qalam tidak hanya dilakukan di media cetak saja melainkan juga di internet seperti dikemas dalam blog, website dan artikel-artikel lain yang bisa diakses melalui internet. Dan majalah-majalah yang mengandung sisi dakwah juga bisa diposting di internet dan bisa dibaca oleh jutaan umat. Meskipun Internet merupakan barang baru, namun internet secara langsung berperan dalam menciptakan dunia yang mengglobal.
Inti dari dakwah bil qalam adalah menulis, menulis laksana mendayung, berlayar dengan pikiran yang denganya penulis akan menemukan tantangan, pengalaman dan kepuasan. Dengan menulis juga sebagai salah satu metode dakwah yang efektif dan masih relevan hingga sekarang.
Menulis berarti perduli terhadap peradaban dunia, karena tulisan bisa mempengaruhi orang lain dan menjadi refrensi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak dipungkiri juga menulis bisa mendatangkan materi dan popularitas. Hal ini menunjukkan peluang berdakwah melalui tulisan sangat prospektif dan efektif.
Salah satu media cetak yang bisa digunakan sebagai media dakwah seperti majalah adalah suatu penerbitan cetak yang ringan dan mudah dibawa kemana-mana, lebih tahan lama dan bisa dibaca kapan saja waktu yang diinginkan termasuk materi dakwah juga bisa dimuat dan dikemas melalui majalah.
Di zaman yang serba modern ini memungkinkan orang sangat sibuk dengan aktifitas yang sangat menumpuk. Sangat sedikit kemungkinan orang-orang untuk meluangkan waktu untuk mendengarkan ceramah dalam majlis-majlis ta’lim karena tenaga sudah terkuras habis untuk segala macam kesibukan. Majalah sebagai media dakwah lebih efektif dan efisien untuk mengisi wacana religi keseharian, karena majalah lebih praktis dan bisa tidak terikat waktu atau bisa dibaca kapan saja.
Majalah mempunyai peran yang sangat penting, diantaranya sebagai alat media informasi yang berisi macam-macam informasi dan berita-berita terbaru mengenai berbagai hal yang diterbitkan secara periodik (bukan harian) bukan mingguan, yang bertujuan sebagai pelengkap hobby yang didalamnya banyak di muat informasi yang bersifat komersil dan mempunyai target sasaran yang berbeda-beda menurut tujuan fungsi dan isi majalah yang akan disampaikan kepada pembaca.
Terbitan berseri yang direncanakan untuk terbit dalam jangka waktu yang panjang dan tidak terbatas, secara berkala dan umumnya lebih sering dari pada setahun sekali, dalam setiap terbitan biasanya memuat berbagai karangan. Surat kabar/harian tidak tergolong dalam kategori majalah, majalah biasanya memiliki judul yang jelas dan khas, tetapi kebannyakan majalah diterbitkan oleh suatu himpunan atau lembaga dan memuat berita, laporan konferensi dan kegiatan berkala lainya, judulnya biasanya terdiri atas istilah umum yaitu seperti bulletin, laporan, pewarta dan warta.
Pengertian majalah dalam bahasa inggris adalah Magazine, merupakan terbitan berkala. Semula hanya memuat tulisan-tulisan dibidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kemudian istilah itu digunakan untuk segala jenis penerbitan berkala yang lebih luas, isinya meliputi berbagai bentuk karya sastra, liputan jurnalis, liputan tentang berbagai topik aktual yang patut diketahui konsumen pembaca.
Menurut sumber dari buku bahasan dapur majalah di Indonesia. Majalah memiliki definisi sebagai berikut:
4. Media cetak yang terbit secara berkala, tetapi tidak terbit setiap hari.
5. Media cetak yang bersampul, setidaknya mempunyai wajah, dan dirancang secara khusus.
6. Media cetak yang dijilid atau setidaknya memiliki sejumlah halaman tertentu dan mempunyai nama rubrik yang berbeda-beda pada setiap halamanya.
Majalah Al Falah yang notabene diterbitkan YDSF (Yayasan Dana Sosial al Falah) juga kerap dianggap bermarkas di masjid yang terletak di seberang Kebun Binatang Surabaya itu. Padahal YDSF berlokasi di Jalan Kertajaya VIII-C/17 Surabaya. Sehingga tak heran ada orang yang ingin ke YDSF tapi yang dituju masjid Al Falah.
Sebaliknya, ada orang yang menelepon YDSF padahal maunya menghubungi sekretariat masjid Al Falah. Memang, keberadaan YDSF tidak bisa dilepaskan dari masjid Al Falah. Dari sanalah, lembaga amil zakat nasional (LAZNAS) ini bermula.
Tokoh yang diangkat di rubrik Manajemen Qalbu mulai edisi 259-261 secara berurutan adalah KH. Abdullah Gymnastiar. Alasan peneliti memilih Eidsi 259-261, karena pesan yang disampaikan oleh sang tokoh sangat menarik dan bagus, serta pesannya memberikan kiat-kiat dan motivasi dalam meraih kebahagiaan di dunia sampai diakhir nanti.
Namun tidak semua majalah mengandung pesan dakwah, saat ini majalah yang mengandung pesan dakwah masih lebih sedikit dibanding majalah yang hanya mengandung hiburan belaka tanpa ada pesan keagamaan yang diangkat di dalamnya. Banyak sekali jurnalis-jurnalis muslim yang menyumbangkan karya tulisnya dalam bidang dakwah, namun mereka harus bersaing dengan karya tulis non muslim yang isinya banyak mengandung hal-hal yang tidak menunjukkan keislamian.
Cendekiawan muslim harus lebih kritis terhadap informasi dan menginvestasikan kemampuan dalam mengolah gerit pena untuk mensosialisasikan nilai islam sekaligus meng-counter serta men-filter derasnya informasi jahili dari barat.


B. Rumusan Masalah
Dari fenomena sosial dakwah di atas, maka untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang akan diteliti. Maka peneliti menfokuskan permasalahannya dalam pertanyaan sebagai berikut:
2. Bagaimana isi pesan dakwah Rubrik Manajemen Qalbu Di Majalah Al Falah bila dianalisis dengan analisis wacan Teun A. Van Dijk?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: “Mengetahui isi pesan dakwah yang terkandung dalam Rubrik Manajemen Qalbu Di Majalah Al Falah edisi 259-261 tahun 2009” dengan menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini dan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka peneliti berharap agar penelitian ini bermanfaat untuk:
4. Peneliti.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan untuk peneliti agar bisa menjadi insan akdemis yang jauh lebih baik.
5. Lembaga/fakultas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan yang positif, sehingga dapat memberikan informasi dan pengetahun bagi studi ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam.
6. Masyarakat umum
Hasil penelitian di atas bisa menjadi acuan dan pembelajaran bagi masyarakat islam dalam menghadapi fenomena sosial seperti yang ada dalam majalah tersebut khususnya kepada remaja muslim agar terus menjaga semangat dalam mencari ilmu dimanapun.
Selain itu menjadikan isi majalah ini sangat bermanfaat sebagai motivasi kepada para pencari ilmu untuk menggantungkan cita-cita dan harapan setinggi langit. Dan berusaha menjadi insan yang handal seperti apa yang diinginkan. Hasil penelitian ini bisa diambil segala hikmah dan sisi positifnya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Berbagai litelatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa penelitian dilaksanakan dalam rangka memperoleh pemecahan teradap masalah. Moh. Nazir dalam bukunya “Metode Penelitian” menyatakan bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang hati-hati serta teratur dan terus menerus untuk memecahkan masalah.
Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran pada bidang ilmu pengetahuan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu metodologi atau prosedur penelitian yang menurut Bogdan dan Taylor akan menghasilkan data deskriptif yang diarahkan pada latar atau individu secara utuh (holistik).
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian analisis wacana Teun A. Van Dijk, yang menekankan pada aspek bahasa yang digunakan oleh media. Analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna tertentu.
Sedangkan wacana sendiri merupakan suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subyek yang mengungkapkan suatu pernyataan. Pengungkapan itu dilaksanakan di antaranya dengan menempatkan diri pada posisi sang pembicara dengan penafsiran mengikuti struktur makna dari sang pembicara.
Pertama, aspek kata. Pada aspek ini menekankan bagaimana peristiwa dan aktor-aktor yang terlibat dalam peristiwa tersebut hendak dibahasakan. Kata-kata disini bukan hanya penanda atau identitas tetapi dihubungkan dengan ideologi tertentu, penekanan makna pesan dan berkaitan dengan kelompok-kelompok yang diuntungkan dan dirugikan melalui penggunaan bahasa tersebut.
Kedua, aspek susunan kata atau kalimat. Aspek ini berkaitan dengan bagaimana kata-kata disusun ke dalam bentuk kalimat tertentu dimengerti dan dipahami. Menurutnya bahasa yang digunakan oleh media bukanlah sesuatu yang netral, tetapi mempunyai aspek atau nilai ideologis tertentu, permasalahan yang ditekankan adalah bagaimana realitas itu dibahasakan oleh media.
Realitas itu dapat bagaimana peristiwa itu dapat direpresentasikan dalam pemberitaan melalui bahsa yang digunakan. Bahasa sebagai representasi dari realitas tersebut dapat berubah dan berbeda sama sekali dibandingkan dengan realitas yang sesungguhnya. Analisis wacana adalah sebuah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau tela’ah mengenai fungsi (fragmetik) bahasa.
Analisis wacana lahir dari kesadaran, bahwa persoalan yang terdapat dalam komunikasi tidak terbatas pada pengamatan kalimat, fungsi, ucupan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren, yang disebut dengan wacana. Analisis wacana (discourse analysis) adalah suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana (discourse) yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun konstektual.
Anaisis wacana berkenaan dengan isi pesan komunikasi, yang sebagian di antaranya berupa teks, seperti naskah pidato, artikel yang termuat dalam surat kabar, buku-buku (eassay, novel, roman) dan iklan kampanye pemilihan umum. Analisis wacana memungkinkan kita melihat bagaimana pesan-pesan diorganisasikan, digunakan dan dipahami. Di samping itu, analisis wacana juga dapat memungkinkan kita melacak variasi cara yang digunakan oleh komunikator (penulis, pembicara, sutradara) dalam upaya mencapai tujuan atau maksudmaksud tertentu yang disampaikan. Wacana yang di gambarkan Van Djik digambarkan memiliki tiga dimensi atau bangunan yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
3. Teks
Dalam dimensi teks yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Van Djik memanfaatkan analisis linguistik tentang kosakata, kalimat, proposisi, dan paragraf untuk menjelaskan dan memaknai suatu kalimat.
Van Djik melihat teks terdiri dari beberapa struktur atau tingkatan yang saling mendukung. Yang mana struktur tersebut dibagi kedalam tiga tingkatan: Pertama, struktur makro yaitu struktur global yang bisa diamati melalui topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu tulisan. Kedua, superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian teks tersusun dalam tulisan secara utuh. Yang ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan gambar.
Dalam setiap struktur memiliki elemen-elemen penting yang saling mendukung, makna global dari suatu teks di dukung oleh kerangka suatu teks. Maka elemen-elemen itu yang mendukung dalam menganalisa teks dalam sebuah wacana, elemen-elemen tersebut antara lain:
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur makro Tematik, Bagaimana tema atau topik yang dikedepankan Topik
Super struktur Skematik Skema
Struktur mikro Semantik
Makna yang ingin ditekankan
dalam teks Latar,detail, maksud,
pra-anggapan,
nominalisasi
Struktur mikro Struktur mikro Sintaksis
Bagaimana bentuk dan
susunan kalimat yang dipilih Bentuk kalimat,
koherensi, kata ganti
Struktur mikro Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang
Dipakai Leksikon
Struktur mikro Retoris
Bagaimana cara penekanan
Dilakukan Grafis, metafora,
Ekspresi

G. Tematik
Elemen tematik adalah elemen yang menunjukkan gambaran umum suatu teks, gagasan inti, ringkasan, tema atau yang utama dalam sebuah teks.
H. Skematik
Merupakan alur yang menunjukkan bagian-bagian teks disusun dan diurutkan hingga membentuk suatu arti.
I. Semantik
Semantik merupakan makna lokal yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu.

J. Sintaksis
Strategi dalam level sintaksis ini meliputi:
1). Koherensi
Adalah hubungan atau jalinan antar kalimat dalam teks, koherensi dengan mudah dapat diamati melalui kata hubung (konjungsi).
2). Bentuk kalimat
Adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berfikir logis, yaitu prinsip kausalitas.
K. Stilistik
Stilistik berasal dari kata style, yanng artinya adalah gaya, stilistik menagalisis tentang gaya bahasa yang diungkapkan oleh penulis, menyatakan maksud penulis dan gaya bahasa sebagai sarana.
L. Retoris
Retoris yaitu strategi yang diungkapkan seseorang berbicara dengan pemakaian kata yang berlebihan tapi bersifat persuasif.
4. Kognisi sosial
Dan pada dimensi kognisi sosial yang di teliti adalah proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dan sosial dari wartawan. Sebelum memproduksi tulisan maka penulis akan mencoba memahami apa yang akan ditulisnya dari apa yang dilihatnya.
5. Konteks sosial
Sedangkan pada konteks yang diteliti adalah mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyrakat akan suatu masalah, bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakakat.
F. Penyajian Data (Hasil Penelitian)
Al Falah (Mitra Setia Keluarga Anda) Manajemen Qolbu Hikmah Ibadah Haji Edisi 259 Oktober 2009
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (berkata kotor), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan bersungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hati orang-orang yang berakal. (Q.S: Al Baqarah: 197)
Saudaraku yang budiman, ibadah haji merupakan idaman bagi setiap muslim agar bisa menyempurnakan keislamannya, dan merupakan puncak ibadah, karena jaminan ampunan dan balasan surga yang dijanjikan oleh Allah SWT. Bagi yang hajinya mabrur. Oleh karean itu seharusnya setiap kepulangan jama’ah haji ke tanah air seharusnya diikuti pula oleh kedatangan ratusan ribu motor penggerak yang baru untuk perbaikan moral bangsa.
Seorang haji yang mabrur, salah satu alat ukurnya adalah perubahan akhlak. Bagaiman sebenarnya langkah yang harus diambil untuk meraih haji yang mabrur? Diawali dengan niat yang lurus, karena “Semua amal tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari-Muslim). Akan tetapi terkadang ada orang yang beribadah haji, atau berniat haji karena ingin adanya pujian atau gelar haji. Kemudian ada juga orang yang beribadah haji bukan karena Allah, karena pengaruh atau tekanan lingkungan, misalnya lingkungan pengajian atau lingkungan kerja, dia merasa malu karena belum haji.
Saudaraku, seharusnya sehabis melakukan ibadah haji ini kita justru dapat membawa berbagai perubahan yang sebagai contoh perubahan akhlak yang islami hingga bermanfaat bagi keluarga, lingkungan tempat tinggal ataupun lingkungan kerja. Saudaraku, sewaktu kita melakukan ibadah haji kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia. Sungguh sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya, bertemu dengan saudara-saudara yang beraneka warna kulit dan aneka bentuk tubuh. Semua menyebut nama Allah, melangkah, becucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih.
Andai kata kita renungkan, ini adalah salah satu bukti betapa agung dan hebatnya pengaruh Rasulullah SAW. Ribuan tahun lalu, ribuan kilometer tembus, bahkan sampai kepada kita yang datang dari Indonesia ke tanah suci. Tetapi kalau kita saksiakan mengapa betapa begitu banyak umat islam sepulang dari haji tidak membawa dampak yang besar? Mudah-mudahan pada hari ini kita bisa mengambil sebuah renungan.
Saudaraku, kalau kita mendengar sunnah Rasul, maka yang terbayang dipikiran kita kebanyakan adalah ibadah. Dan itu adalah benar. Tapi dari satu contoh Rasulullah seharusnya menjadi acuan yang amat kita tiru, yaitu keindahan kepemimpinan Rasulullah SAW.
Sebetulnya saudaraku, inilah warisan Rasul yang seharusnya kita miliki. Inilah warisan kepemimpinan yang seharusnya menggerakan keluarga kita dan menggerakan umat. Kita sekarang sulit mencari pemimpin yang ada dihati kita.
Rasulullah memimpin tutur katanya, sehingga tidak pernah beliau berbicara kecuali kata-kata yang benar, indah, dan padat dengan makna. Bandingakan dengan kita yang setiap hari berbicara ribuan bahkan mungkin puluhan ribu kata. Rasulullah SAW. Juga mampu memimpin keinginanya, begitu pula nafsunya. Sehingga subhanallah, beliau mampu memimpin dirinya sendiri sehingga mudah memimpin orang lain.
Sayang sekali kalau kita banyak menginginkan kedudukan, jabatan, dan kepemimpinan. Padahal untuk memimpin diri sendiri saja kita tidak sanggup. Itulah yang menyebabkan seoarang pemimpin jatuh kepada orang lain. Seseorang hanya jatuh karena dirinya sendiri.
Oleh karena itu saudara-saudaraku, marilah kita tekadkan sepulang dari menunaikan ibadah haji ini agar kita berusaha untuk: Sebelum saya memimpin keluarga, sebelum saya memimpin lingkungan, maka saya harus bisa memimpin diri sendiri. Saya tidakan akan hancur kecuali oleh karena diri ini tidak sanggup memimpin mata, lisan, hati, dan perilaku kita sendiri.
Saudara-saudaraku sekalian, Rasulullah SAW. Ternyata memimpin orang lain tidak dengan menyuruh ataupun melarang. Benar kalaupun ada larangan dan suruhan itu adalah hanya bimbingan Allah. Tetapi sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullah itu sauri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rachmat) Allah dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak menyebut nama Allah. (Q.S: 33:21).
Saudaraku, haji yang mabrur adalah haji yang hidup hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap harinya kita terus meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Begitu pula jika kita diamanahi menjadi pemimpin, pemimpin yang budiman bukan berfikir apa yang dia dapatkan dari umat, tapi justru apa yang bisa dia berikan kepada umat. Wallahu a’lam bish shawab.
Al Falah (Mitra Setia Keluarga Anda) Manajemen Qolbu Menyikapi Ujian Sakit Edisi 260 November 2009
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
Jadikanlah sabar sebagai penolong kita seperti shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”. Hal ini tercantum dalam (Q.S. Al Baqrah 153)
Semoga Allah SWT. Yang menguasai tubuh kita memberikan karunia kesehatan lahir batin. Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikarunia sehat. Karena ada kalanya seorang diuji sakit terhina karena ketidak sabarannya dan dikala sehat terhina karena ketidak syukurannya. Sabar adalah kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai.
Sabar bukan hanya ketika diuji sakit, tapi juga sabar diuji dengan kondisi lapang. Ketika sedang diuji sakit, kesabaran seseorang akan tampak dari akhlak dalam menyikapinya. Tidak jarang orang sakit bicaranya tidak karuan, penuh dengan keluh kesah dan emosi. Sungguh sangatlah menguji bagi seseorang yang ketika diuji sakit disikapi dengan emosi. Tetap saja tidak akan menjadikannya sembuh.
Lalu, bagaimana sikap sabar kita dalam menghadapinya. Ada beberapa sikap sabar yang bisa kita latih disaat kita diuji sakit. Pertama, sikap berprasangka baik kepada Allah. Diawali dengan menyadari sepenuhnya bahwa tubuh ini bukan milik kita, melainkan milik Allah.
Dia berkuasa penuh akan tubuh kita. Mau dijadikan sehat atau sakit, itu hak Dia. Meski usaha pergi kedokter sudah dilakukan, tetap saja semuanya ada dalam genggaman-Nya. Dan kita pun patut sadari bahwa setiap sakit yang kita derita pada hakikatnya sudah diukur Allah. Maka biasakanlah untuk mengucapkan “Innalillahi wa innailaihi raaji’uun” ‘Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada –Nya lah tempat kita kembali’.
Sikap sadar tersebut akan berubah keyakinan. Yakni bahwa Allah tidak akan menimpakan suatu penyakit pada kita bila tidak ada hikamahnya. Sehingga kita terpanggil untuk mengintropeksi diri. Mungkin saja sakit yang kita derita kareana tidak terpenuhinya anggota tubuh kita akibat dari kelalaian seperti memforsir pikiran sehingga kepala menjadi pusing, mengabaikan hak perut sehingga perut sakit, tidak menyempat olahraga, sehingga tubuh mudah lemah, dan kelalaian dalam memenuhi hak anggota tubuh lainnya.
Sikap sabar kedua yang harus dikuasai yaitu sikap menerima sepenuhnya akan ketetuan Allah, tidak berkeluh kesah. Keluh kesah adalah tanda-tanda dari ketidak sabaran. Biasanya, orang sakit menderita itu bukan karena sakitnya, melainkan karena dramatisasinya. Dan itu terjadi karena kurang bisa menerima ketentuan Allah dan biasanya terdorong keinginan untuk dikasihani, sehingga orang-orang berimpati padanya. Oleh karena itu, betapapun paranya penyakit kita cobalah untuk memproposionalkannya.
Sikap ketiga, dengan menafakuri hikmah sakit. Selain sebagai sarana untuk muhasabah, mengintropeksi diri juga sebagai sarana pengguguran dosa seperti gugurnya daun dari pepohonan. Saudaraku, sesungguhnya hidup sukses, menang mengarungi hidup, mudah mendapatkan pertolongan Allah, dan kemampuan untuk bisa dekat dengan-Nya hanya dimiliki oleh orang-orang yang sabar. Untuk itu, jadikanlah sabar sebagai penolong kita halnya shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”. Hal ini tercantum dalam (Q.S. Al Baqarah 153). Yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (Kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Wallahu a’alam bish showab.
Al Falah (Mitra Setia Keluarga Anda) Manajemen Qolbu Efektivitas Penggunaan Waktu Edisi 261 Desember 2009
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
Sebaik-baik manusia adalah yang diberi umur panjang dan baik amalnya. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang diberi umur panjang dan jelek amalnya. (HR. Ahmad). Kuncinya, kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu kita disiplin menjalankannya. Sebab, banyak orang yang hanya pandai membuat rencana, tapi kurang pandai menjalankannya.
Saudaraku yang baik. Islam sangat menaruh perhatian terhadap penggunaan waktu. Dalam Al Qur’an bertebaran ayat-ayat yang berhubungan dengan waktu. Bahkan, berkali-kali Allah SWT. Bersumpah atas nama waktu. Misalnya diawal QS Al ‘Ashr (103), Al Lail (92), Ad Dhuha (93), dan sebagainya. Hal ini betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia.
Maka tak usah heran, bila islam mengingtakan kita akan waktu minimal lima kali sehari semalam. Belum lagi anjuran untuk menghidupkan waktu disepertiga malam terakhir atau waktu dhuha (saat matahari sepenggalahan). Mengingat pentingnya waktu, maka kita layak bertanya, sejauh mana komitmen kita terhadap waktu? Bila kita orang yang meremehkan waktu, tidak menghasilkan peningkatan kualitas diri, maka bersiap-siaplah menjadi pecundang dalam hidup.
Kita ini telah, sedang, dan akan selalu berpacu dengan waktu. Satu desah nafas sebanding satu langkah menuju maut. Alangkah ruginya manakala banyaknya keinginan, melambungnya angan-angan, serta meluapnya harapan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas diri. Maka, siapapun yang bersungguh-sungguh mengisi waktunya dengan kebaikan, niscaya Allah akan memberikan yang terbaik bagi orang tersebut.
Efektivitas penggunaan waktu sangat dipengaaruhi ketrampilan kita dalam membaginya. Ada hak belajar, hak bekerja, hak tubuh, hak keluarga, hak ibadah juga hak evaluasi diri. Semuanya harus dibagi secara adil. Sibuk dan hebatnya belajar tanpa disertai istirahat dan ibadah misalnya, hanya akan mendatangkan masalah.
Mahasiswa yang akan mengikuti ujian misalnya. Waktunya tinggal tiga bulan lagi. Maka menjadi keharusan baginya untuk membuat perencanaan. Sehari belajar berapa jam? Katakanlah belajar 2 jam. Seminggu mau belajar berapa kali belajar? Enam kali. Berarti 12 jam per minggu atau 48 jam per bulan. Jadi, dalam tiga bulan ia belajar minimal 144 jam. Lalu, mata kuliahnya ada sepuluh. Satu mata kuliah rata-rata lima bab dan satu bab sepuluh halaman, berarti 50 X 10 = 500 halaman. Sedangkan waktu yang dimiliki hanya 144 jam. Dengan demikian, dalam satu jam ia harus mengusai minimal tiga lembar.
Kuncinya kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu disiplin menjalankannya. Karena itu, sebuah rencana tidak perlu muluk-muluk. Buatlah secara proposional dan fleksibel agar kita mudah menjalankannya.
Ada satu kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda. Hebatnya, sebagian orang yang merasa banyak menunda pekerjaan itu akan lebih baik. Padahal kebiasaan menunda hamir pasti mengundang masalah bila tidak didasarkan perhitungan matang. Dalam setiap waktu ada kewajiban yang harus kita tunaikan.
Andaikan kita tunda maka pekerjaan lain pasti akan menyusul, sehingga pekerjaan makin menumpuk. Akhirnya banyak energi, waktu, dan biaya yang terbuang percuma selain berpeluang memunculkan rasa enggan untuk mengerjakannya. Wallahu a’lam bish showab.
G. Analisis Data Dan Pembahasan
a. Rubrik Manejemen Qalbu edisi 259 Oktober tahun 2009
1) Tematik
Tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti atau yang utama dari suatu teks. Gambaran umumnya adalah “Mengajak memperbaiki akhlak dan melakukan perubahan dari memimpin diri sendiri kemudian keluarga hingga menjadi haji yang mabrur”.
2) Skematik
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Dalam hal ini ada dua macam kategori besar, yakni :
a) Summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead.
(1) Judul
“Hikmah Ibadah Haji “ Judul dibuat dengan bentuk tulisan yang dicetak tebal dengan ukuran besar (font 20) dan berwrna. Hal ini menunjukkan adanya pesan dakwah yang tersirat yang disampaikan oleh sang tokoh. Dalam judul tersebut mempunyai makna yakni bahwa sebagai public figure khususnya seorang da’i sudah menjadi kewajiban untuk mengajak umat Islam agar meneladani Rasulullah dan meniru akhlaknya yang mulia.
(2) Lead
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (berkata kotor), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan bersungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hati orang-orang yang berakal. (Q.S: Al Baqarah: 197). Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk isi berita secara lengkap.
b) Story yang mempunyai dua sub kategori, yakni Situasi ( Proses atau jalannya peristiwa ) untuk kisah ada dua bagian yakni: Episode atau kisah utama dari peristiwa tersebut dan latar untuk mendukung episode.
(1) Episode :
Bagi Gymnastiar, haji yang mabrur adalah haji yang hidup hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap harinya kita terus meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Begitu pula jika kita diamanahi menjadi pemimpin, pemimpin yang budiman bukan berfikir apa yang dia dapatkan dari umat, tapi justru apa yang bisa dia berikan kepada umat.
(2) Latar
Menurut Gynastiar, “Rasulullah seharusnya menjadi acuan yang amat kita tiru, yaitu keindahan kepemimpinan Rasulullah SAW. Sebetulnya saudaraku, inilah warisan Rasul yang seharusnya kita miliki. Inilah warisan kepemimpinan yang seharusnya menggerakan keluarga kita dan menggerakan umat. Kita sekarang sulit mencari pemimpin yang ada dihati kita. Rasulullah memimpin tutur katanya, sehingga tidak pernah beliau berbicara kecuali kata-kata yang benar, indah, dan padat dengan makna.”
3) Semantik
Semantik menunjuk pada makna yang ingin ditekankan dalam teks atau wacana. Seperti dengan memberi latar, detil, dan maksud serta praanggapan.
c) Latar.
Dikatakan Gymnastiar, Rasulullah SAW. Ternyata memimpin orang lain tidak dengan menyuruh ataupun melarang. Benar kalaupun ada larangan dan suruhan itu adalah hanya bimbingan Allah. Tetapi sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullah itu sauri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rachmat) Allah dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak menyebut nama Allah. (Q.S: 33:21). Haji yang mabrur adalah haji yang hidup hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap harinya kita terus meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Begitu pula jika kita diamanahi menjadi pemimpin, pemimpin yang budiman bukan berfikir apa yang dia dapatkan dari umat, tapi justru apa yang bisa dia berikan kepada umat.
b) Detil
“Haji yang mabrur adalah haji yang hidup hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap hatinya dan alangkah bahagianya jika setiap harinya kita terus meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Begitu pula jika kita diamanahi menjadi pemimpin, pemimpin yang budiman bukan berfikir apa yang dia dapatkan dari umat, tapi justru apa yang bisa dia berikan kepada umat.”
d) Maksud
Dikatakan Gymnastiar, “Seharusnya sehabis melakukan ibadah haji ini kita justru dapat membawa berbagai perubahan yang sebagai contoh perubahan akhlak yang islami hingga bermanfaat bagi keluarga, lingkungan tempat tinggal ataupun lingkungan kerja. Saudaraku, sewaktu kita melakukan ibadah haji kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia. Sungguh sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya, bertemu dengan saudara-saudara yang beraneka warna kulit dan aneka bentuk tubuh. Semua menyebut nama Allah, melangkah, becucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih.
Andai kata kita renungkan, ini adalah salah satu bukti betapa agung dan hebatnya pengaruh Rasulullah SAW. Ribuan tahun lalu, ribuan kilometer tembus, bahkan sampai kepada kita yang datang dari Indonesia ke tanah suci. Tetapi kalau kita saksiakan mengapa betapa begitu banyak umat islam sepulang dari haji tidak membawa dampak yang besar? Mudah-mudahan pada hari ini kita bisa mengambil sebuah renungan.”
d) Praanggapan
Menurut Gymnastiar, sewaktu kita melakukan ibadah haji kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia. Sungguh sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya, bertemu dengan saudara-saudara yang beraneka warna kulit dan aneka bentuk tubuh. Semua menyebut nama Allah, melangkah, becucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih.
4) Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih. Elemennya terdiri dari bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti.
c) Koherensi
Elemen koherensi merupakan pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks yang ditandai dengan kata hubung dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun. Koherensi pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 259 yakni :
(6) Diawali dengan niat yang lurus “Semua amal tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari-Muslim). Akan tetapi terkadang ada orang yang beribadah haji, atau berniat haji karena ingin adanya pujian atau gelar haji.
b) Kata ganti
Elemen kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Kata ganti dalam teks rubrik manajemen Qalbu edisi 259 yakni :
(5) Seharusnya sehabis melakukan ibadah haji ini kita justru dapat membawa berbagai perubahan
(6) Sewaktu kita melakukan ibadah haji, kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia.
c) Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ialah susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Seperti dalam teks rubrik Manajemen Qalbu edisi 259 ialah:
(5) Salah satu alat ukurnya adalah perubahan akhlak. Bagaimana sebenarnya langkah yang harus diambil untuk meraih haji yang mabrur?
5) Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks. Elemennya adalah leksikon.
c) Leksikon
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon pada rubrik Manajement Qalbu edisi 259 yakni :
(7) Bagaiman sebenarnya langkah yang harus diambil untuk meraih haji yang mabrur?
(8) Mereka berdua saling berwasiat tentang kesabaran dan keteguhan terhadap kekejian yang dilakukan orang-orang musyrik.
(9) Sewaktu kita melakukan ibadah haji kita bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia.
(10) Andai kata kita renungkan, ini adalah salah satu bukti betapa agung dan hebatnya pengaruh Rasulullah SAW.
6) Retoris
Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan. Elemennya adalah grafis.
d) Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 259 ialah, “Semua menyebut nama Allah, melangkah, becucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih.”
b. Rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 November tahun 2009
1) Tematik
Tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti atau yang utama dari suatu teks. Gambaran umumnya adalah “Mengajak jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu”.
2) Skematik
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Dalam hal ini ada dua macam kategori besar, yakni :
a) Summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead.
(1) Judul
“Menyikapi Ujian Sakit“ Judul dibuat dengan bentuk tulisan yang dicetak tebal dengan ukuran besar (font 20) dan berwarna. Hal ini menunjukkan adanya pesan dakwah yang tersirat yang disampaikan oleh sang tokoh. Dalam judul tersebut mempunyai makna yakni bahwa sebagai public figure khususnya seorang dai sudah menjadi kewajiban untuk mengajak umat Islam agar meneladani Rasulullah dan meniru akhlaknya yang mulia.
(6) Lead
Jadikanlah sabar sebagai penolong kita seperti shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu”. Hal ini tercantum dalam (Q.S. Al Baqrah 153).
Semoga Allah SWT. Yang menguasai tubuh kita memberikan karunia kesehatan lahir batin. Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikarunia sehat. Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk isi berita secara lengkap.
e) Story yang mempunyai dua sub kategori, yakni Situasi ( Proses atau jalannya peristiwa ) untuk kisah ada dua bagian yakni: Episode atau kisah utama dari peristiwa tersebut dan latar untuk mendukung episode.
(1) Episode :
Bagi Gymnastiar, Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikarunia sehat. Karena ada kalanya seorang diuji sakit terhina karena ketidak sabarannya dan dikala sehat terhina karena ketidak syukurannya.
(2) Latar
Menurut Gynastiar, bahwa Allah tidak akan menimpakan suatu penyakit pada kita bila tidak ada hikamahnya. Sehingga kita terpanggil untuk mengintropeksi diri.
3) Semantik
Semantik menunjuk pada makna yang ingin ditekankan dalam teks atau wacana. Seperti dengan memberi latar, detil, dan maksud serta praanggapan.
i) Latar.
Dikatakan Gymnastiar, mungkin saja sakit yang kita derita kareana tidak terpenuhinya anggota tubuh kita akibat dari kelalaian seperti memforsir pikiran sehingga kepala menjadi pusing, mengabaikan hak perut sehingga perut sakit, tidak menyempat olahraga, sehingga tubuh mudah lemah, dan kelalaian dalam memenuhi hak anggota tubuh lainnya.
j) Detil
“Sesungguhnya hidup sukses, menang mengarungi hidup, mudah mendapatkan pertolongan Allah, dan kemampuan untuk bisa dekat dengan-Nya hanya dimiliki oleh orang-orang yang sabar.” Untuk itu, jadikanlah sabar sebagai penolong kita halnya shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”.
k) Maksud
Dikatakan Gymnastiar, “Sabar adalah kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai. Sabar bukan hanya ketika diuji sakit, tapi juga sabar diuji dengan kondisi lapang. Ketika sedang diuji sakit, kesabaran seseorang akan tampak dari akhlak dalam menyikapinya.”
l) Praanggapan
Menurut Gymnastiar, dia (Allah) berkuasa penuh akan tubuh kita. Mau dijadikan sehat atau sakit, itu hak Dia. Meski usaha pergi kedokter sudah dilakukan, tetap saja semuanya ada dalam genggaman-Nya. Dan kita pun patut sadari bahwa setiap sakit yang kita derita pada hakikatnya sudah diukur Allah.
4) Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk,susunan) yang dipilih. Elemennya terdiri dari bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti.
e) Koherensi
Elemen koherensi merupakan pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks yang ditandai dengan kata hubung dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun. Koherensi pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 yakni:
(1) Sabar bukan hanya ketika diuji sakit, tapi juga sabar diuji dengan kondisi lapang.
(2) Mungkin saja sakit yang kita derita kareana tidak terpenuhinya anggota tubuh kita akibat dari kelalaian seperti memforsir pikiran sehingga kepala menjadi pusing
(3) Biasanya, orang sakit menderita itu bukan karena sakitnya, melainkan karena dramatisasinya.
f) Kata ganti
Elemen kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Kata ganti dalam teks rubrik manajemen Qalbu edisi 260 yakni :
(3) Lalu, bagaimana sikap sabar kita dalam menghadapinya.
(4) Dia berkuasa penuh akan tubuh kita. Mau dijadikan sehat atau sakit, itu hak Dia.
g) Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ialah susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Seperti dalam teks rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 ialah:
(3) Oleh karena itu, betapapun parahnya penyakit kita cobalah untuk memproposionalkannya.
(4) Sehingga kita terpanggil untuk mengintropeksi diri.
5) Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks. Elemennya adalah leksikon.
b) Leksikon
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon pada rubrik Manajement Qalbu edisi 260 yakni :
(6) Sikap sabar kedua yang harus dikuasai yaitu sikap menerima sepenuhnya akan ketetuan Allah, tidak berkeluh kesah. Keluh kesah adalah tanda-tanda dari ketidak sabaran.
(7) Biasanya, orang sakit menderita itu bukan karena sakitnya, melainkan karena dramatisasinya
(8) biasanya terdorong keinginan untuk dikasihani, sehingga orang-orang berimpati padanya.
(9) sesungguhnya hidup sukses, menang mengarungi hidup, mudah mendapatkan pertolongan Allah.
6) Retoris
Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan. Elemennya adalah grafis.
b. Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 260 ialah, Untuk itu, jadikanlah sabar sebagai penolong kita halnya shalat yang kita kerjakan. “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”. Hal ini tercantum dalam (Q.S. Al Baqarah 153). Yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (Kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
c. Rubrik Manajemen Qalbu edisi 261 Desember tahun 2009
1) Tematik
Tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti atau yang utama dari suatu teks. Gambaran umumnya adalah “Mengingatkan pentingnya waktu, maka kita layak bertanya, sejauh mana komitmen kita terhadap waktu?”.
2) Skematik
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Dalam hal ini ada dua macam kategori besar, yakni :
a) Summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead.
(1) Judul
“Efektivitas Penggunaan Waktu “ Judul dibuat dengan bentuk tulisan yang dicetak tebal dengan ukuran besar (font 20) dan berwrna. Hal ini menunjukkan adanya pesan dakwah yang tersirat yang disampaikan oleh sang tokoh. Dalam judul tersebut mempunyai makna yakni bahwa sebagai public figure khususnya seorang da’i sudah menjadi kewajiban untuk mengajak umat Islam agar meneladani Rasulullah dan meniru akhlaknya yang mulia.
(2) Lead
Sebaik-baik manusia adalah yang diberi umur panjang dan baik amalnya. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang diberi umur panjang dan jelek amalnya. (HR. Ahmad). Kuncinya, kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu kita disiplin menjalankannya.
Sebab, banyak orang yang hanya pandai membuat rencana, tapi kurang pandai menjalankannya. Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk isi berita secara lengkap.
b) Story yang mempunyai dua sub kategori, yakni Situasi ( Proses atau jalannya peristiwa ) untuk kisah ada dua bagian yakni: Episode atau kisah utama dari peristiwa tersebut dan latar untuk mendukung episode.
(1) Episode :
Bagi Gymnastiar, maka tak usah heran, bila islam mengingtakan kita akan waktu minimal lima kali sehar semalam. Belum lagi anjuran untuk menghidupkan waktu disepertiga malam terakhir atau waktu dhuha (saat matahari sepenggalahan). Mengingat pentingnya waktu, maka kita layak bertanya, sejauh mana komitmen kita terhadap waktu?
(2) Latar
Menurut Gynastiar, mahasiswa yang akan mengikuti ujian misalnya. Waktunya tinggal tiga bulan lagi. Maka menjadi keharusan baginya untuk membuat perencanaan. Sehari belajar berapa jam? Katakanlah belajar 2 jam. Seminggu mau belajar berapa kali belajar? Enam kali. Berarti 12 jam per minggu atau 48 jam per bulan. Jadi, dalam tiga bulan ia belajar minimal 144 jam. Lalu, mata kuliahnya ada sepuluh. Satu mata kuliah rata-rata lima bab dan satu bab sepuluh halaman, berarti 50 X 10 = 500 halaman. Sedangkan waktu yang dimiliki hanya 144 jam. Dengan demikian, dalam satu jam ia harus mengusai minimal tiga lembar.
3) Semantik
Semantik menunjuk pada makna yang ingin ditekankan dalam teks atau wacana. Seperti dengan memberi latar, detil, dan maksud serta praanggapan.
b) Latar.
Dikatakan Gymnastiar, Islam sangat menaruh perhatian terhadap penggunaan waktu. Dalam Al Qur’an bertebaran ayat-ayat yang berhubungan dengan waktu. Bahkan, berkali-kali Allah SWT. Bersumpah atas nama waktu. Misalnya diawal QS Al ‘Ashr (103), Al Lail (92), Ad Dhuha (93), dan sebagainya. Hal ini betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia.
Maka tak usah heran, bila islam mengingtakan kita akan waktu minimal lima kali sehar semalam.
b) Detil
Kuncinya kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu disiplin menjalankannya. Karena itu, sebuah rencana tidak perlu muluk-muluk. Buatlah secara proposional dan fleksibel agar kita mudah menjalankannya.
c) Maksud
Dikatakan Gymnastiar, ada satu kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda. Hebatnya, sebagian orang yang merasa banyak menunda pekerjaan itu akan lebih baik. Padahal kebiasaan menunda hamir pasti mengundang masalah bila tidak didasarkan perhitungan matang. Dalam setiap waktu ada kewajiban yang harus kita tunaikan. Andaikan kita tunda maka pekerjaan lain pasti akan menyusul, sehingga pekerjaan makin menumpuk. Akhirnya banyak energi, waktu, dan biaya yang terbuang percuma selain berpeluang memunculkan rasa enggan untuk mengerjakannya.
d) Praanggapan
Menurut Gymnastiar, kita ini telah, sedang, dan akan selalu berpacu dengan waktu. Satu desah nafas sebanding satu langkah menuju maut. Alangkah ruginya manakala banyaknya keinginan, melambungnya angan-angan, serta meluapnya harapan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas diri. Maka, siapapun yang bersungguh-sungguh mengisi waktunya dengan kebaikan, niscaya Allah akan memberikan yang terbaik bagi orang tersebut.
4) Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk,susunan) yang dipilih. Elemennya terdiri dari bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti.
b) Koherensi
Elemen koherensi merupakan pertalian atau jalinan antar kata, atau kalimat dalam teks yang ditandai dengan kata hubung dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun. Koherensi pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 261 yakni:
(4) Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu kita disiplin menjalankannya. Sebab, banyak orang yang hanya pandai membuat rencana, tapi kurang pandai menjalankannya.
(5) Karena itu, sebuah rencana tidak perlu muluk-muluk. Buatlah secara proposional dan fleksibel agar kita mudah menjalankannya.
(6) Kuncinya kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. Lalu bergerak dengan acuan peta tersebut. Setelah itu disiplin menjalankannya.
b) Kata ganti
Elemen kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Kata ganti dalam teks rubrik manajemen Qalbu edisi 261 yakni:
(6) Kuncinya, kita harus memetakan dulu potensi dan masalahnya. lu bergerak dengan acuan peta tersebut.
(7) Setelah itu kita disiplin menjalankannya. Sebab, banyak orang yang hanya pandai membuat rencana, tapi kurang pandai menjalankannya.
(8) Maka tak usah heran, bila islam mengingtakan kita akan waktu minimal lima kali sehar semalam.
(9) Mengingat pentingnya waktu, maka kita layak bertanya, sejauh mana komitmen kita terhadap waktu?
(10) Dalam setiap waktu ada kewajiban yang harus kita tunaikan. Andaikan kita tunda maka pekerjaan lain pasti akan menyusul, sehingga pekerjaan makin menumpuk.
c) Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ialah susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Seperti dalam teks rubrik Manajemen Qalbu edisi 261 ialah:
(4) Belum lagi anjuran untuk menghidupkan waktu disepertiga malam terakhir atau waktu dhuha.
(5) Bila kita orang yang meremehkan waktu, tidak menghasilkan peningkatan kualitas diri, maka bersiap-siaplah menjadi pecundang dalam hidup.
(6) Kita ini telah, sedang, dan akan selalu berpacu dengan waktu. Satu desah nafas sebanding satu langkah menuju maut. Alangkah ruginya manakala banyaknya keinginan, melambungnya angan-angan, serta meluapnya harapan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas diri.
5) Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks. Elemennya adalah leksikon.
b) Leksikon
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon pada rubrik Management Qolbu edisi 261 yakni:
(3) Akhirnya banyak energi, waktu, dan biaya yang terbuang percuma selain berpeluang memunculkan rasa enggan untuk mengerjakannya.
(4) Ada satu kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda.
6) Retoris
Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan. Elemennya adalah grafis.
b) Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis pada rubrik Manajemen Qalbu edisi 261 ialah, Alangkah ruginya manakala banyaknya keinginan, melambungnya angan-angan, serta meluapnya harapan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas diri. Maka, siapapun yang bersungguh-sungguh mengisi waktunya dengan kebaikan, niscaya Allah akan memberikan yang terbaik bagi orang tersebut.
H. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, pembahasan dan data yang telah diperoleh penulis, maka penulis menemukan sebuah kesimpulan:
Bahwa pesan dakwah pada Struktur Makro yang ada dalam Rubrik Manajemen Qalbu Di Majalah Al Falah edisi 259-261 Oktober-Desember tahun 2009 menekankan pendalaman agama dan pengamalannya.
Sedangkan Super Struktur yang ada dalam rubrik Manajemen Qalbu Di Majalah Al Falah edisi 259-261 Oktober-Desember tahun 2009 berisi tentang materi dakwah mengenai perbaikan akhlaq dan melakukan perubahan dari memimpin diri sendiri kemudian keluarga hingga menjadi haji yang mabrur, mengajak jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan mengingatkan waktu, maka kita layak bertanya sejauh mana komitmen kita terhadap waktu.
Dan Struktur Mikro yang ada dalam rubrik Manajemen Qalbu Di Majalah Al Falah edisi 259-261 Oktober-Desember tahun 2009 yakni, “Sabar adalah kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai. Dan kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optomalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda”.
I. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Bahar,1996. Kiat Sukses Meraih Penghasilan Dari surat Kabar. Yogyakarta: Pena Cendikia.
Ahmad Y Samantho.2002. Jurnalistik Islami. Jakarta: Harakah.
Alawiyah Tutty. 1997. Strategi Dakwah Di Lingkungan Majlis Taklim. Bandung: Mizan.
Arifin Anwar. 1982. Strategi Komunikasi. Bandung: Armico.
Astrid Susanto, 1976. Filsafat Komunikasi. Bandung: Bina Cipta.
Aziz Moh Ali. 2004, Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.
Bahtiar, Wardi. 2001. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Logos.
Cangara Haffied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depag RI. 1994, Al-Qur’an dan Terjemahan. Semarang: Grafindo.
Eriyanto. 2003. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Jogjyakarta: LKIS.
Kasman Suf. 2004. Jurnalisme Universal. Jakarta: Teraju.
Kriayanto Rachmat. 2009. Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Latif, Nasaruddin. 1971. Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah. Jakarta: Firma Dara.
Moleong Lexy J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rosdakarya.
Muhyidin Asep. 2002. Metode Pengembangan Dakwah . Bandung: Pustaka Setia.
Munir, M. 2009. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana.
Nazir Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Aksara.
Ningrat Koentjoro.1990. Metode-Metode penelitian Masyaratkat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS.
Rubba, Sulhawi. 2011. Dakwah Bi Al-Nikah Metodologi Islamisasi Ala Indonesiawi Surabaya: Garisi.
Saeful Asep Muhtadi.2004. Merakit Tradisi Menulis. Bandung: Mujahid Perss.
Sobur Alex. 2002. Analisis Teks Media. Bandung: Rosdakarya.
Tasmara Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pertama.
Uchjana Onong Effendy. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Umar Thoha Yahya. 1971. Ilmu Dakwah. Jakarta: Wijaya.
Usman Hasan. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Widjaja A.W. 1993. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta, Bumi Aksara.
http://rahdinaldefinisimajalahadalahsebuah.http://blogspot.com.rahdinalspace-art/2011/11/html.
http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/10/pengertianmajalah.html.
http://www.ydsf.org/blog/kabar-ydsf/menengok-sejenak-perjalanan-25tahun-ydsf.