Minggu, 12 Agustus 2012

BUDAYA KONTEKS TINGGI DAN RENDAH

A. BUDAYA KONTEKS TINGGI DAN RENDAH Dimensi penting terakhir dari komunikasi antarbudaya adalah konteks. Hall (1976:91) menggambarkan budaya konteks tinggi dan rendah yang cukup mendetil. Komunikasi atau pesan konteks tinggi (KT) adalah suatu komunikasi di mana sebagian besar informasinya dalam konteks fisik atau ditanamkan dalam seseorang, sedangkan sangat sedikit informasi dalam bagian-bagian pesan yang “di¬atur, eksplisit, dan disampai¬kan”. Teman yang sudah lama saling kenal sering menggunakan KT atau pesan-pe¬san implisit yang hampir tidak mungkin untuk dimengerti oleh orang luar. Situasi, se¬nyuman, atau lirikan memberikan arti implisit yang tidak perlu diucapkan. Dalam situa¬si atau budaya KT, informasi merupakan gabungan dari lingkungan, konteks, situasi, dan dari petunjuk nonverbal yang memberikan arti pada pesan itu yang tidak bisa dida¬patkan dalam ucapan verbal eksplisit. Pesan konteks rendah (KR) hanyalah merupakan kebalikan dari pesan KT, sebagian besar informasi disampaikan dalam bentuk kode eksplisit. Pesan-pesan KR harus diatur, dikomunikasikan dengan jelas, dan sangat spesifik. Tidak seperti hubungan pribadi, yang relatif termasuk sistem pesan KT, institusi seperti pengadilan dan sistem formal seperti matematika atau bahasa komputer me¬nun¬tut sistem KR yang eksplisit karena tidak ada yang bisa diterima begitu saja. Budaya konteks yang ditemukan di Timur, Cina, Jepang, dan Korea merupa¬kan budaya-bu¬daya berkonteks sangat tinggi. Bahasa merupakan sebagian dari sistem komunikasi yang paling eks¬plisit, namun bahasa Cina merupakan sistem konteks tinggi yang implisit. Orang-orang dari Amerika sering mengeluh bahwa orang Jepang tidak pernah bicara langsung ke pokok permasalahan, mereka gagal dalam memahami bah¬wa budaya KT harus memberikan konteks dan latar dan membiarkan po¬kok masalah itu berkembang (Hall, Edward T., 1984). Komunikasi jelas sangat berbeda dalam budaya KT dan KR. Pertama, bentuk komunikasi eksplisit seperti kode-kode verbal lebih tampak dalam budaya KR seperti Amerika dan Eropa Utara. Orang-orang dari budaya KR sering dianggap terlalu cerewet, mengulang-ulang hal yang sudah jelas, dan berlebih-lebihan. Orang-orang dari bu¬daya KT mungkin dianggap tidak terus terang, tidak terbuka, dan misterius. Kedua, budaya KT tidak menghargai komunikasi verbal seperti budaya KR. Orang-orang yang lebih banyak bicara dianggap lebih menarik oleh orang Amerika, tetapi orang yang ku¬rang banyak bicara dianggap lebih menarik di Korea seperti suatu budaya berkonteks tinggi. Ketiga, budaya KT lebih banyak menggunakan komunikasi nonverbal dari pada budaya-budaya KR. Budaya KR, dan khususnya kaum pria dalam budaya KR, tidak da¬pat merasakan komunikasi nonverbal sebaik anggota budaya KT. Komunikasi nonverbal memberikan konteks untuk semua komunikasi, tetapi orang-orang dari budaya KT sangat dipengaruhi isyarat-isyarat kontekstual. Dengan demikian, ekspresi wajah, ketegangan, tindakan, kecepatan interaksi, tempat interaksi, dan pernak-pernik perilaku nonverbal lainnya dapat dirasakan dan mempunyai lebih banyak makna bagi orang-orang dari budaya konteks tinggi.Terakhir, orang-orang dari budaya KT meng¬harap¬kan lebih banyak komunikasi nonverbal dibandingkan pelaku interaksi dari budaya KR. Orang-orang dari budaya KT mengharapkan para komunikator untuk memahami perasaan yang tidak diungkapkan, isyarat-isyarat yang halus, dan isyarat-isyarat lingkungan yang tidak dihiraukan oleh orang-orang dari budaya KR Secara tidak sadar kebudayaan yang dikuasai oleh ideology baru seperti ini menggiring masyarakat sebagai masyarakat yang diam “silent majority”, yaitu masyarakat yang tidak kreatif`dan dikendalikan oleh sekelompok kepentingan tertentu (industri, kapitalis), termasuklah pengendalian tersebut terhadap identitas asli mereka sehingga identitas tersebut tidak muncul atau terhambat perkembangannya. Seperti virus bahasa gaul yang saat ini tengah menginfeksi remaja diperkotaan bahkan telah menjalar hingga ke pinggiran kota, bahasa gaul tersebut telah mengalahkan bahasa daerah yang biasa disebut dengan bahasa ibu mereka. Mempergunakan bahasa dengan budaya daerahnya dianggap ketinggalan zaman, tidak modern, bahkan sebagian remaja malu bila harus mempertahankan bahasa maupun budaya daerah dalam pergaulan sehari-hari . B. KONSUMERISME Hakekat dari budaya konsumerisme adalah memuat seluruh kegiatan konsumsi dengan makna-makna simbolik tertentu (prestise, status dan klas) dengan pola dan tempo pengaturan tertentu. Yaitu sebuah budaya konsumsi yang ditopang oleh proses penciptaan perbedaan secara terus menerus lewat penggunaan objek-objek komoditi, sebuah budaya belanja yang didorong oleh logika hasrat (desire) dan keinginan (want) ketimbang logika kebutuhan (need). Dengan kata lain menjadikan komoditi (barang) sebagai objek untuk menentukan ukuran kebahagiaan, status ekonomi hidup seseorang. Tentunya hal ini akan menciptakan “ketidakpuasan abadi” terhadap apa yang ada seperti penampilan, fungsi dan penampakan citra dari objek komoditi tersebut. Dengan menciptakan kebutuhan yang bukan esensial melainkan artificial. Budaya konsumerisme dan masyarakat konsumtif tidak dapat dipisahkan dari wacana-wacana kapitalisme global, wacana ini dibangun atas kondisi persaingan yang tinggi antar perusahaan maupun produsen, persaingan ketat dalam masyarakat konsumtif sehingga membuat komoditi sebagai cara untuk menciptakan perbedaan antar individu. Kita akan merasa hebat dan berkelas jika merk atau tipe handphone yang dipergunakan berbeda bahkan diatas tipe/merk handphone orang lain disekitar atau mobil yang dipergunakan keluaran terbaru bahkan para wanita akan merasa menarik jika mempergunakan jenis baju-baju tertentu seperti tanktop atau you can see. Terlihat disini dunia yang dibentuk dari budaya konsumerisme berdasarkan nilai-nilai keterpesonaan saja, menafikkan esensi dari sebuah komoditi tersebut. Yang dijadikan konstruksi pada masyarakat konsumtif adalah daya pesona terhadap pencitraan dan penampakan, tanpa memperdulikan nilai-nilai esensinya terutama nilai-nilai transendennya seperti nilai-nilai spiritualitas. Masyarakat seperti ini dapat kita sebut sebagai masyarakat tontonan yang selalu dituntut untuk mempertontonkan penampilan dan penampakan diri secara narsistik kepada orang lain . C. BUDAYA POPULAR Perkembangan industrialisasi, kapitalisme dan konsumerisme merupakan factor dominan dari penciptaan budaya popular (popular culture). Menurut Thodor Adorno seorang pemikir Frankfurt School, dalam bukunya the culture industri, ia membagi budaya menjadi 2 bagian yaitu high culture dan low culture. High culture atau budaya kelas tinggi yaitu budaya yang mempunyai standart (kualitas, selera dan estetika) yang tinggi, diciptakan dari kemampuan berkreatifitas dan daya inovasi tinggi sehingga menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan low culture kebalikan dari high culture tersebut, mengandalkan pada teknik reproduksi, pengulangan dan imitasi dari apa yang ada sebelumnya. Motif utama dalam hal ini adalah keuntungan (profit). Imajinasi pop merupakan bentuk imajinasi yang dicirikan oleh sifat dasar, rendah dan umum. Termasuklah dalam imajinasi poular ini adalah komunikasi, cara berfikir, ritual, symbol dan seni. 1. Cara berfikir (popular thinking) yaitu cara berfikir yang dipengaruhi oleh budaya pop, berfikir praktis hanya mengedepankan selera massa dengan sifat dangkal tidak subtantif. 2. Komunikasi popular, dicirikan oleh sifat-sifat permukaan tidak menyentuh isi, lebih menjurus pada hiburan ketimbang pendidikan, menawarkan rasa kesenagan daripada pengetahuan. Da’I tak ubahnya seperti selebritis dihadapan penggemarnya sehingga para penggemar tersebut lebih memilih mengoleksi barang-barang mereka, meniru penampilan mereka seperti model baju, model rambut bukannya mengamalkan dan menjalankan perintah maupun isi dari dakwah yang disampaikan. 3. Ritual popular yakni bermacam ritual keagamaan yang secara massal dilakukan dengan paradigma budaya pop serta mempergunakan logika komoditi. 4. Symbol popular terjadinya pencampuran kontradiktif antara wacana simbolik tertentu dengan symbol popular, dengan kata lain symbol-simbol popular digunakan dalam wacana tertentu seperti politik, pendidikan, kesehatan dll. Ideology konsumerisme dan budaya popular tersebut diatas telah menggiring masyarakat kedalam bentuk pendangkalan pemikiran, mengutamakan sifat permukaan serta pencitraan saja. Ideology popular dan konsumerisme mengutamakan citra ketimbang makna, kulit luar dibanding isi, popularitas ketimbang intelektualitas, yang tentunya kan menghambat proses pencerahan kebudayaan dan menghambat perkembangan identitas diri sebab tanpa sadar kita digiring pada penampakan luar yang semu. Untuk itulah kewaspadaan terhadap kedua budaya ini menjadi penting bagi kelangsungan budaya bangsa, jika tidak menginginkan budaya lokal tergerus oleh arus globalisasi ini . D. PERUBAHAN BUDAYA Kedatangan orang asing yang berbeda kebudayaan dapat mendorong terjadinya Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan. Gerak sosial Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut  Perubahan standar hidup  Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan.  Perubahan tempat tinggal  Perubahan tingkah laku  Perubahan nama Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut : Perbedaan kelas rasial, Agama, Diskriminasi Kelas, dan Kemiskinan dan Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya. Beberapa bentuk mobilitas sosial Mobilitas sosial horizontal Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Mobilitas sosial vertikal Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking). Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing) Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama • Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. • Membentuk kelompok baru. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama. • Turunnya kedudukan. • Turunnya derajat kelompok. Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Mobilitas intragenerasi Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang terjadi di dalam satu kelompok generasi yang sama. Gerak sosial geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:  Perubahan kondisi sosial  Ekspansi teritorial dan gerak populasi  Komunikasi yang bebas  Pembagian kerja  Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang Berbeda Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan . BAB III PENUTUP KESIMPULAN 1) Perubahan budaya juga sangat berpengaruh dalam dimensi kehidupan? Sehingga orang bisa beranggapan apa itu budaya konteks tinggi dan budaya onteks rendah. 2) Konteks ini ditujukan kepada masyarakat yang berbudaya agar saling melaksanakan komunikasi antar budaya (tingkat tinggi/rendah). sehingga keseimbangan antar budaya. 3) Anggapan yang khas menimbulkan kesan yang melebih agungkan budaya sendiri (etnosentrisme), yang kemudian juga sebagian lahir budaya majoritas. 4) Bahasa sangat berpengaruh penting dalam konteks tinggi dan rendah.

MEMBANGUN SEMANGAT GURU TPQ DI TENGAH POLEMIK (PENGGEMBOSAN) DAN SWADAYA PETANI DENGAN MENGANDALKAN PUPUK ORGANIK (CAIR) DI DESA TEMAYANG KECAMATAN TEMAYANG KABUPATEN BOJONEGORO (Pengalaman Penelitian dan Pendampingan Dengan Metodologi Participatory Action Rersearch-PAR) Oleh : A Maghrobi, dkk.

MEMBANGUN SEMANGAT GURU TPQ DI TENGAH POLEMIK (PENGGEMBOSAN) DAN SWADAYA PETANI DENGAN MENGANDALKAN PUPUK ORGANIK (CAIR) DI DESA TEMAYANG KECAMATAN TEMAYANG KABUPATEN BOJONEGORO (Pengalaman Penelitian dan Pendampingan Dengan Metodologi Participatory Action Rersearch-PAR) Oleh : A Maghrobi, dkk. ABSTRAK: Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) merupakan lembaga pendidikan agama yang ada di dalam sebuah masyarakat, khususnya di dusun Kedung Gampeng, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, yang mayoritas penduduknya mengesampingkan pentingnya sebuah pendidikan, hal itu terbukti dikarenakan orang tua yang kurang tahu akan pentingnya pendidikan, terutama pendidikan agama (ngaji) padahal Dusun sebelah yaitu Dusun Kerajan Satu yang masih satu desa terdapat Pondok Pesantren As-Salafy yang diasuh oleh KH. Marjud yang terkenal di Kecamatan Temayang, tetapi orang tua enggan mendaftarkan anaknya untuk mengaji dengan pelbagai alasan, terutama alasan ekonomi, padahal di Pondok Pesantren tersebut tidak memungut biaya sedikitpun, hanya saja infaq sebesar Rp. 2000/bln itupun untuk bayar listrik dan peralatan untuk mengaji. Kita ketahui bahwa pendidikan agama itu sangat penting, terutama bagi anak-anak karena sebagai pondasi awal agar tidak terpengaruh akan budaya yang berkembang, terutama budaya yang membawa dampak negatif. Selain warga temayang, mempuyai masalah pendidkan mereka juga bermasalah dalam hal pertanian. Hal ini dipicu dari kesalahn alam maupun kesalahn dari orang (human erorr). Pertanian yang mengalami kegagalan panen pada tahun 2010. Mereka banyak menggantungkan pupuk dari urea. Sedangkan kesuburan tanah semakin tidak menentu. Disi Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Memberikan tawaran solusi pupuk cair. Pupuk organik di sini diharapkan bisa menggantikan ketergantungan pada pupuk urea. Kata kunci : semangat guru TPQ, penggembosan. A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungannya termasuk lingkungan alam dan lingkungan manusia. Di dalam intearksi tersebut manusia bukan hanya hasil interaksi dengan alamnya dan dengan sesama manusia, melainkan hasil pegembangan potensi manusia secara optimal sesuai dengan suatu ruangan yang terbuka bagi pengembangan inovasi dan kreativitas. Pendidikan Islam diharapkan dapat lebih berkembang sehingga lembaga pendidikan Islam memiliki daya tarik tersediri, karena lebih berdimensi keluar dan global. Proses peningakatan kualitas sumber daya manusia memerlukan berbagai prasyarat di dalam pelaksanaannya, antara lain lingkungan kehidupan manusia hendaknya memberikan kesempatan kepada perkembangan peserta didik untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada padanya. Pendidikan Islam, dalam pertumbuhan spiritual dan moral akan mampu menolong individu menguatkan iman, akidah, dan pengenalan terhadap Allah SWT, melalui hukum, moral dan ajaran agama, dengan demikian peserta didik dalam melaksnakan tuntunan iman kepada Allah SWT dan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama dan nilainya dalam kehidupan pada tingkah lakunya, dan hubungannya dengan Allah SWT dengan sesama manusia dan seluruh makhluk, akan mempertegas pentingnya pendidikan akhlak dan spiritualitas dalam menyongsong globalisasi. Desa Temayang memiliki 21 Mushollah yang tersebar di setiap RT-RT, mushollah ini sewajarnya digunakan untuk kegiatan keagaman dan peribadatan, seperti sholat berjamaah, kegiatan Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), tahlilan, isro’ mijro',maulid Nabi Saw dan lain sebagainya. Namun, realitasnya hanya sebagian saja yang mengfungsikan Mushollah ini seperti itu, serta Mushollah tersebut hanya digunakan untuk sholat jamaah magrib, isya’ dan subuh saja, untuk sholat dzuhur dan asharnya. Mushollah sangat sepi bahkan jarang terdengar berkumandang adzan, hal tersebut dikarenakan lebih mengutamakan pekerjaan yaitu menjadi petani, di mana pada jam-jam saat itu para petani kebanyakan masih di sawah dan baru pulang menjelang pukul 16.00 WIB. Demikian juga Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) yang sudah lama berjalan di masing-masing mushollah RT sangatlah minim sekali guru yang mengajar di TPQ tersebut, sehingga murid-murid mengaji pun tak terdidik dengan baik, suasana mengaji pun menjadi tidak kondusif, murid-murid sudah banyak yang tidak mau mengaji lagi, bahkan selepas lulus SMP dan SMA banyak yang menjauh dari mushollah untuk mengaji maupun Shalat berjama’ah. Kegiatan keagamaan warga Desa Temayang diantaranya adalah Tahlil tiap RT yang mana kegiatan tersebut dilaksanakan setiap satu minggu sekali, kegiatan ini telah disepakati oleh masyarakat semua sehingga harinya sama yakni diadakan setiap hari kamis Ba’da Isya dan tempatnya bergilir di rumah warga yang kebetulan mendapat giliran untuk ditempati tahlilan, demikian juga jamaah tahlil ibu-ibu diadakan setiap ahad ba’da maghrib. Masalah Gagal Panen Yang Dihadapi Warga Temayang Masalah juga muncul pada sektor pertanian. Sedangkan mayoritas penduduknya sebagai petani. Dengan demikian mereka mengharapkan hasil pertanian yang baik. Tetapi mereka terbatas dari sisi lahan dan sistem persawahan mereka. Banyak yang kurang dimengerti dari bagaimana menggunakan pupuk. Dari situlah masalah kesuburan tanah mulai tidak stabil. Itulah yang menjadi pengaruh kegagalan panen mereka. Sedangkan mereka sangat mudah terpengaruh dewngan hal yang baru yang baru saja dijumpai. Lebih dari itu mereka tidak paham tentang keggunaan dan takaran pupuk. Kami (Mahasiswa KKN PAR 12). Menawarkan sebuah produk pupuk organik yang berbentuk cair. Pupuk cair ini diharapkan mampu mengurai salah satu masalah pertanian mereka. Sedangkan yang lebih diperlukan Temayang merupakan daerah penghasil temabakau. Sebab itulah mereka sangat berantusias. Karena tembakau sangat membutuhkan kesuburan tanah yang baik. Banyak dari petani Desa Temayang, yang tidak tahu bagaimana kegunaan masing-masing pupuk. Mereka menggunakan pupuk tersebut dengan hal sekaligus. Yang dimaksud adalah mereka sekali mengobati tanaman juga sekaligus memupuknya. Jadi hal tersebut yang menjadikan masalah kegagalan panen mereka. Dikarenakan kesuburan tanah akan berdampak secara tidak langsung. Bagan Pohon Masalah Minimnya Guru Mengaji TPQ Berdasarkan hasil KKN yang sebelumnya, bahwa di dusun kedung gampeng sudah pernah diadakan pelatihan guru ngaji, namun tidak berjalan dengan baik dikarenakan adanya pengembosan guru ngaji oleh pemilik musholla, sehingga perlu dibentuknya kepengurusan struktur organisasi dan pengesahan TPQ untuk menanggulangi masalah itu. Tulisan ini akan menjelaskan tentang permasalahan vakumnya TPQ di Dusun Kedung gampeng yang berlokasi di Desa Temayang Kemacatan Temayang Kabupaten Bojonegoro. Dan juga memaparkan solusi yang ditempuh melalui interaksi masyarakat dengan peserta KKN dengan pembangunan posdaya berbasis pendidikan, yang diharapkan bisa membantu warga setempat menyelesaikan permasalahan tersebut. B. BEBERAPA PENDEKATAN TEORI a. Penggembosan pemilik mushola Fenomena penggembosan yang dilakukan oleh pemilik musholla merupakan salah bentuk usaha dari mempertahankan eksistensinya sebagai pemilik musholla, agar keberadaanya tidak terancam. Sehingga setiap tenaga pengajar yang ada dan datang akan merasa di belenggu dan tidak bebas dalam pengajarannya. Hal ini sesuai dengan teori yang diajukan oleh Antonio Gramsci, seorang sosiolog yang menawarkan teori hegemoni yaitu tentang belenggu. Teori Hegemoni menjelaskan tentang fenomena usaha mempertahankan kekuasaan oleh pihak penguasa dan kelas kapitalis. Gramschi mendifinisikan hegemoni sebagai sebuah kepemimpinan kultural yang dilaksanakan oleh kelas penguasa. Gramsci menawarkan adanya blok solidaritas untuk melawan rezim. Mekanismenya adalah menggalang seluas mungkin munculnya kekuatan intelektual yang memiliki visi dan sikap dalam mendukung kebebasan. Gramsci membedakan dua corak intelektual. Yang pertama, dikenal dengan intelektual tradisional, yaitu intelektual yang tunduk dan patuh terhadap kepentingan rezim kekuasaan fasis. Intelektual yang demikian sebenarnya secara faktual adalah musuh masyarakat, karena dengan posisi dan intergritasnya mereka bekerjasama dengan rezim serta memanipulasi sistem sosial dan politik yang menindas. Yang kedua, dikenal dengan intelektual organik, yaitu para intelektual yang turun dari singgasana menara gadingnya dan bergabung dengan masyarakat untuk menjalankan tugas profesinya, serta membangkitkan kesadaran yang dimanipulasi oleh kekuatan yang hegemonik dengan memberi pendidikan-pendidikan kultural dan politik dalam bahasa keseharian. Mereka ini bertugas memperkuat posisi masyarakat sipil (civil society) untuk mengakumulasikan kekuatan blok solidaritas, yaitu masyarakat yang sadar akan kondisi sosial-politis dan melakukan perjuangan-perjuangan mendelegimitasikan rezim kekuasaan. Gramsci memberi gagasan tentang arti penting menumbuhkan massa rakyat untuk mengorganisasi diri. Artinya sangat pentingg kiranya rakyat untuk memiliki kesadaran kritis dan perang budaya maupun ideologis. Pusat perhatian Gramsci adalah menciptakan kesadaran kritis dan menciptakan perang budaya dalam lingkup masyarakat dan kekuasaan negara. Grmsci yakin bahwa kesadaran akan muncul dikalangan massa rakyat untuk membuat sebuah kehendak kolektif yang akan mampu menandingi kekuasaan yang otoriter. b. Pemberdayaan mushola Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ‘ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid. Dalam hal ini mushola bisa di qiyaskan seperti masjid, namun ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan di mushola seperti di masjid (red. Sholat jumat). Namun disini kita memfokuskan fungsi mushola sebagai pusat pendidikan seperti pengadaan TPQ sebagai prasarana belajar mengaji bagi anak-anak. Di zaman Nabi Muhammad ilmu agama yang diajarkan Al-Qur’an dan Hadits dan proses pentransferan ilmu ini langsung berhubungan dengan masjid sebagai sarana pendidikan Islam. Pangkal tolak dari pelajaran Islam ialah menghafalkan dan mengartikan Qur’an. Di zaman Nabi pelajaran dilakukan di masjid, dimana nabi sebagai pendidik dan mikmin mukmin sebagai peserta didik datang bertemu. Selain itu masjid ataupun mushola berfungsi sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepemimpinan umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA), Remaja Masjid maupun Ta’mir Masjid beserta kegiatannya. Keberadaan masjid pada umumnya merupakan salah satu perwujudan aspirasi umat Islam sebagai tempat yang menduduki fungsi sentral. Agar masjid mempunyai fungsi tersebut, maka masjid harus memerankan dirinya sebagai pusat kegiatan dan peribadatan masyarakat dalam arti luas termasuk kegiatan pembinaan ekonomi umat. Apa yang dapat dipahami dari alur pemikiran di atas ialah bahwa masjid atau tempat-tempat lain seperti musholla dan langgar harus dikembangkan dan digalakkan pemakmurannya oleh masyarakat. Dari sinilah adanya tuntutan agar masjid menjadi “center of Muslim activities” (sentral kegiatan jama’ahnya) dalam upaya membina berbagai aspek kehidupan. C. Kevacuuman TPQ Di Kedung Gampeng Kedung Gampeng sebagai salah satu dusun yang berada di Desa Temayang, Kecamatan Temayang, merupakan dusun yang paling ketinggalan dalam semua infrastruktur, baik dalam bidang pertanian maupun keagamaan. Dalam hal keagamaan, TPQ menjadi hal yang paling memprihatinkan walaupun di Kedung Gampeng sudah ada masjid tapi di dalamnya tidak ada TPQ. Hal ini berbeda dengan Krajan I dan dusun Pendem yang keduanya sudah mempunyai masjid yang di dalamnya digunakan kegiatan TPQ masyarakat setempat. Apalagi di dusun Klantung yang notebenenya sebagai dusun yang terletak di perbatasan Temayang dan Pandantoyo tidak mau ketinggalan dalam hal TPQ, masyarakat tersebut antusias dan semangat dalam membangun TPQ sehingga TPQ di Musholla Darus Salam yang diasuh oleh Kyai Basuki tidak ketinggalan dengan kedua TPQ diatas. Bahkan bisa dikatakan sebagai TPQ yang paling berkompeten karena merupakan satu-satunya TPQ yang menggunakan metode qiro’ati dengan jumlah santri ± 80. Kegiatan mengaji (red, ngaji di musholla) menjadi titik acuan kemajuan tingkat religiulitas masyarakat Temayang sehingga wajar Jika dusun yang sudah ada TPQ bisa dikatakan sebagai dusun yang tingkat religiulitasnya tinggi. Dari 21 musholla yang ada di desa Temayang, musholla Sabilil Muttaqin menjadi sorotan utama yang menjadi perhatian karena kegiatan kegamaan di musholla tersebut selalu mendapat batu sandungan dari Hj. Ngaisah yang seolah-olah sebagai pemilik musholla tersebut lantaran musholla dibangun diatas tanah waqaf beliau sehingga semua kegiatan harus dibawah komando beliau. Disamping itu, beliau masih menganggap tidak adanya warga yang mampu menggantikan suaminya sebagai pengasuh Sabilil Muttaqin. Sebagai reaksi dari hal tersebut, imbasnya adalah pengejekan dan cacian yang tidak secara langsung terhadap pengurus musholla dan pengajar ngaji. Salah satu kegiatan yang mendapat batu sandungan dari beliau adalah TPQ (red, ngaji di musholla), semua tenaga pengajarnya digembosi (pengendoran semangat) sehingga TPQ terbengkalai dan banyak anak-anak malas untuk mengaji. Hal ini bisa diredahkan dengan kehadiran Alm.H. Muhaimin yang mampu melakukan pendekatan dan mengambil hati Hj. Ngaisah sehingga aktifitas TPQ di musholla bisa berjalan lagi. Semua aktifitas mushola pun dibawah kendali Alm. H. Muhaimin sehingga beliau diangkat warga setempat sebagai pengasuh musholla, karena memang beliau dinggap warga Kedung Gampeng sebagai sosok yang diidam-idamkan untuk bisa membawa masyarakat lebih baik dalam hal keagamaan khususnya. Keinginan wargapun terealisasi dan aktifitas TPQ di musholla bisa berjalan lagi, bahkan semua kegiatan keagamaan berkembang lebih baik. Namun hal ini hanya bisa berjalan selama 4 tahun saja karena beliau sakit dan akhirnya meninggal dunia. Kondisi Sabilil Muttaqin kembali sepi. Hal ini lantaran tidak adanya sosok pengganti yang dianggap Hj. Ngaisah mampu menggantikan suaminya dan Alm. Muhaimin, bahkan pengajar lainnya pun tidak dianggap oleh beliau akibatnya sebagian pengajar merasa jengkel sekaligus minder sehingga tidak mau mengajar ngaji lagi. Imbasnya pada anak-anak yang juga ikut malas ngaji. Perihal tersebut ditengarahi karena semua pengurus musholla dalam kesehariannya adalah petani biasa yang tidak mengeyam pendidikan umum maupun agama sehingga beliau memandang sebelah mata pengajar TPQ Sabilil Muttaqin. Keadaan ini sesuai dengan uraian Saiful Adi bahwa guru atau pengajar sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru atau pengajar sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya: (1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya; (2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat beragama; (3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat; (4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata karma dan; (5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik. Selain masalah sosok guru yang menjadi faktor keadaan vakumnya TPQ di Kedung Gampeng, terdapat juga masalah ekonomi yang turut mentengarai permasalahan vakumnya TPQ di Dusun Keduh Gampeng. Ekonomi yang merupakan faktor yang dijadikan alasan paling vital. Karena masyarakat Desa Temayang mayoritas mata pencahariannya adalah sebagai seorang petani. Dan penghasilan mereka pun tak seberapa untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-harinya. Sehingga mereka merasa enggan untuk mengeluarkan pendapatan mereka untuk membayar anak-anak mereka mengaji di TPQ. Akhirnya, anak-anak tidak mendapatkan dorongan dan motivasi dari orang tua mereka. D. Membakar Semangat Pengajar TPQ dan Menerbitkan Semangat Baru Santri Desa Temayang memiliki 21 Mushollah yang tersebar di setiap RT, musholla ini sewajarnya digunakan untuk kegiatan keagaman dan peribadatan, seperti shalat berjamaah, kegiatan Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), tahlilan, isro’ mijro', maulid Nabi Saw dan lain sebagainya. Namun, realitasnya hanya sebagian saja yang mengfungsikan Mushollah ini seperti itu, serta Mushollah tersebut hanya digunakan untuk sholat jamaah magrib, isya’ dan subuh saja, untuk sholat dzuhur dan asharnya. Mushollah sangat sepi bahkan jarang terdengar berkumandang adzan, hal tersebut dikarenakan lebih mengutamakan pekerjaan yaitu menjadi petani, di mana pada jam-jam saat itu para petani kebanyakan masih di sawah dan baru pulang menjelang pukul 16.00 WIB. Demikian juga Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) yang sudah lama berjalan di masing-masing mushollah RT sangatlah minim sekali guru yang mengajar di TPQ tersebut, sehingga murid-murid mengaji pun tak terdidik dengan baik, suasana mengaji pun menjadi tidak kondusif, murid-murid sudah banyak yang tidak mau mengaji lagi, bahkan selepas lulus SMP dan SMA banyak yang menjauh dari mushollah untuk mengaji maupun Shalat berjama’ah. Tenaga pengajar yang ada di Musholla Sabilil Muttaqin sudah tidak semangat lagi mengajar karena terpengaruh oleh keputusan yang diambil oleh pemilik musholla. Jika cocok oleh pemilik musholla, maka akan di ijinkan untuk menjadi tenaga pengajar TPQ. Kalaupun cocok, tetap akan diwanti-wanti agar tidak membuat kesalahan dan harus menuruti apa kemauan pemilik musholla. Namun jika tidak maka akan dilakukan penggembosan bersama warga. Sehingga tenaga pengajarpun pergi dan tidak mengajar lagi. E. PUPUK ALAMI Tanaman seperti halnya mahluk hidup memerlukan makanan/hara untuk hidup dan berkembang biak. Tanaman memperoleh makanan terutama dari cadangan mineral yang ada di dalam tanah yang terkandung dalam bahan organik, limbah organik, bakteri penambat nitrogen, endapan melalui udara, dll. Unsur hara diperoleh tanaman dari tanah diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesa tumbuhan/tanaman. Ketersediaan makanan tumbuhan dipengaruhi oleh kesuburan tanah. Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan hara dalam jumlah cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan. Definisi ini seringkali dipahami terlalu sempit dengan hanya mempertimbangkan sifat kimia/kesuburan tanah yang hanya menyangkut jumlah dan ketersediaan unsur hara yang dikandung tanah. Konsep kesuburan tanah sebenarnya jauh lebih luas. Aspek keseuburan adalah sifat fisik tanah, kerapatan lindak tanah, kedalam perakaran, struktur dan porositas tanah/kerenggangan tanah/kemampuan meresapkan air. Untuk mendapatkan kesuburan tanah diperlukan penambahan bahan-bahan yang mengandung unsur hara. Unsur hara organik dapat diperoleh dari sisa hasil panen, bahan yang berasal dari luar usaha, bisa juga berasal dari tanaman kacang-kacangan, dll. Salah satu langkah untuk mengmbalikan kesuburan tanah Usaha pertanian organik seringkali dilakukan dengan mengembalikan sisa hasil panen ke sawah, namun daur limbah pertanaman ini tidak cukup untuk menggantikan keseluruhan unsur hara yang hilang. Perbaikan kesuburan tanah dapat diusahakan dengan membuat pupuk organik sendiri. F. PUPUK ORGANIK Pupuk organik merupakan pupuk yang bahannya berasal dari bahan organik seperti: tanaman, hewan ataupun limbah organik. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk organik misalnya: jerami, tanaman perdu, tanaman legum, sekam, bekas gergajian kayu, dll. Pupuk organik menjadi bahan untuk perbaikan struktur tanah yang terbaik dan alami. Pemberian pupuk organik pada tanah akan memperbaiki struktur tanah dan menyebabkan tanah mampu mengikat air lebih banyak. Pupuk organik memiliki ciri-ciri umum memiliki kandungan hara rendah, namun kandungan hara bervaraiasi tergantung bahan yang digunakan; ketersediaan unsur hara lambat, hara tidak dapat langsung diserap oleh tanaman, memerlukan perobakan atau dikomposisi baru dapat terserap oleh tanaman; jumlah hara tersedia dalam jumlah yang terbatas. G. PENGARUH PUPUK ORGANIK Meski memiliki kelemahan pupuk organik mempunyai banyak kelebihan dan keuntungan. Penggunaan pupuk organik membuat tanah menjadi gembur sehingga mudah terjadi sirkulasi udara dan mudah ditembus perakaran tanaman. Untuk tanah yang bertekstur pasiran bahan organik akan meningkatkan pengikatan antar partikel tanah dan meningkatkan kemampuan mengikat air. Selain memperbaiki sifat fisik tanah pupuk organik juga memperbaiki sifat kimia tanah, yaitu dengan membantu proses pelapukan bahan mineral. Bahan organik juga memberikan makanan bagi kehidupan mikrobia dalam tanah. Bahan organik dalam tanah mempengaruhi jumlah mikrobia yang ada dalam tanah. H. Berbagai Jenis Pupuk Organik Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui berbagai jenis pupuk organik. Berbagai jenis bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk organik misalnya: 1. Pupuk hijau Pupuk hijau adalah pupuk yang terdiri dari daun-daunan yang mudah membusuk dalam tanah. Daun-daunan dapat langsung dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau. Unsur hara yang terdapat pupuk hijau misalnya: N, P, K, dan unsur lainnya. Contoh pupuk hijau yang mudah didapat adalah sisa hasil pertanian. Sisa hasil pertanian banyak mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman. Pengembalian sisa tanaman diperlukan untuk mengembalikan unsur-unsur yang diambil tanaman unutk pertumbuhannya kembali lagi ke lahan pertanian. Upaya ini untuk menjaga kesuburan tanah. Pengembalian sisa tanaman perlu memperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu tanaman musim tanam berikutnya. Penanaman tanaman sebaiknya menunggu proses peruraian sempurna. Pada saat proses peruraian bahan organik jika terdapat tanaman bisa menyebabkan tanaman sakit. Perlu diperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu kesehatan tanaman. Proses peruraian bahan organik tergantung jenis bahan/sisa tanaman. • Tanaman Legum Tanaman legum atau kacang-kacangan mengandung nitrogen lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman non-legum. Daun tanaman legum dapat digunakan sebagai pupuk hijau atau diproses menjadi kompos. Daun tanaman legum sebagai pupuk hijau dapat digunakan secara langsung. Selain daunnya dapat digunakan sebagai pupuk hijau atau bahan kompos tanaman legum juga dapat mengikat nitrogen dari udara. Bintil-bintil akar dari tanaman legum mempunyai kandungan nitrogen yang cukup tinggi. Di dalam bintil akar ini hidup bakteri yang mampu menambat N2 dari udara. Karenanya bintil akar pada tanaman legum dapat dipandang sebagai “pabrik” nitrogen (kalau pupuk kimia urea) alami. • Jerami Jerami pada tanaman padi banyak sekali mengandung unsur nitrogen. Jerami padi merupakan sumber pupuk organik yang tersedia langsung di lahan pertanian. Mengembalikan jerami ke lahan tanaman adalah sama dengan memberikan pupuk ke dalam tanah. Dalam jerami mengandung banyak sekali unusr nitrogen karena sepertiga unsur nitrogen yang terserap tanaman padi tertinggal pada jerami. • Sekam Padi Sekam padi dapat digunakan untuk memperbaiki struktur tanah dan menambah unusr hara tanah. Penggunaan sekam padi juga akan memperbaiki sifat fisik tanah dengan mengurangi kepadatan tanah. Adanya sekam padi memperluas ketersediaan lengas tanah. Pembenaman sekam secara tidak langsung juga memperbaiki sifat fisik tanah. • Azolla Azolla merupakan jenis tanaman pakuan yang hidup pada lingkungan perairan dan mempunyai sebaran yang luas. Seperti tanaman legum, tanaman azolla mampu mengikat N2 dari udara. Azolla relatif toleran terhadap kondisi tanah yang asam, sehingga pengembangan azolla tidak memerlukan perlakukan khusus. Azolla merupakan jenis tanaman air yang banyak tumbuh di sawah yang tergenang. Azolla dapat dikembangbiakkan di sebagian petak sawah sebelum ditanami. 2. Pupuk Kompos Kompos adalah peruraian bahan organik oleh jasad renik (mikrobia). Pemberian kompos tidak hanya memperkaya unsur hara bagi tanamn, namun juga berperanan dalam memperbaiki struktur tanah, tata udara dan air dalam tanah, mengikat unsur hara dan memberikan makanan bagi jasad renik yang ada dalam tanah sehingga meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah. Pembuatan kompos juga relatif mudah. Unutk membuat kompos perlu dipertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Bahan sebaiknya berukuran kecil, bebas dari tanaman yang terserang penyakit, akar-akar rumput jahat seperti: alang-alang, rumput jampang, rumput grinting, rumput yang banyak biji, bahan akar tanaman yang mengganggu. b. Bila bahan yang digunakan sedikit mengandung unsur nitrogen sebaiknya ditambah dengan bahan yang banyak mengandung nitrogen c. Tempat sebaiknya tidak terlalu besar agar memudahkan pembalikan, pengaturan suhu dan tata udaranya lancar. d. Kelembaban udara perlu diatur agar tidak terlalu kering dan basah Prinsip pembuatan kompos a. Menjaga kelembaban Kelembaban berperanan penting dalam proses pembuatan kompos dan mutu kompos. Kelembaban optimum adalah 50-60%. Rndahnya kelembaban udara menurunkan proses penguraian, bila terlalu tinggi menghambat aliran udara. b. Pembalikan Pembalikan diperlukan agar kompos tidak kekurangan udara dan mempercepat proses penguraian. Proses penguraian akan berjalan lambat jika kompos kekurangan udara. c. Peneduh Agar proses penguraian bahan organik berlangsung sempurna usahakan tempat pembuatan kompos terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung. Karenanya tempat kompos perlu dibuatkan pelindung. 3. Pupuk kandang Pupuk kandang merupakan pilihan pupuk organik yang bisa dimanfaatkan. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tersebut tergantung dari jenis ternak dan makanan ternak yang diberikan, air yang diminum, umur ternak, dll. Hindarkan pemakaian pupuk kandang yang masih baru, sebab pupuk kandang yang masih baru belum masak benar, dan suhunya masih tinggi. a. Pupuk Kandang Kering Agar pupuk kandang tidak terlihat kotor dan menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap tanaman serta mudah dibawa pupuk kadang dapat dikeringkan terlebih dahulu. Penggunaan pupuk kandang secara kering mengurangi pengaruh kenaikan temperatur selama proses peruraian dan terjadinya kekurangan nitrogen bagi tanaman. b. Pupuk kandang cair Pupuk kandang dapat pula digunakan dalam bentuk cair. Pupuk kandang cair dapat dibuat dengan mencampur kotoran hewan dengan air lalu diaduk. Setelah larutan tercampur rata simpanlah di tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung dengan memberi penutup/pelindung. 4. Pupuk cair Banyaknya kandungan unsur hara yang ada di dalam lahan pertanian yang ada di lahan saudara dapat dilihat secara sederhana dari penampakan warna tanaman di lahan. Misalnya ada tanaman yang kelihatan hijau sementara yang lainnya terlihat kekuningan. Tanaman hijau menggambarkan bahwa tanah tersebut mempunyai cukup unsur hara. Sedangkan tanaman yang berwarna kuning biasanya menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak cukup mempunyai unsur hara. Larutan tersebut merupakan pupuk cair yang bagus untuk memupuk pertumbuhan tanaman. Pupuk ini dapat digunakan untuk berbagai macam tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang bagus lebih baik pupuk cair tersebut diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk satu bagian larutan, tambahkan 1 atau 2 bagian air. Larutan tersebut digunakan untuk menyiram tanaman, di sekeliling tanaman. Beberapa tanaman dapat juga langsung menggunakan pupuk cair tersebut misalnya jagung. Ampas dari sisa pupuk cair ini dapat digunakan sebagai mulsa tanaman atau ditambahkan untuk pembuatan kompos. Manfaat Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanamn karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di atas daun-daun. Penggunaan pupuk cair lebih memudahkan pekerjaan, dan penggunaan pupuk cair berarti kita melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan, yaitu : a) Memupuk tanaman b) Menyiram tanaman c) Mengobati tanaman 5. Pupuk daun Pupuk daun akan menjadikan tanaman lebih baik dan sehat. Pemberian pupuk daun diberikan melalui pencampuran pupuk dengan tanah agar diserap melalui akar. Banyak petani menanam tanaman yang lebih sehat dengan pemakaian pupuk. Pupuk memberi makan pada tanaman dalam bentuk hara untuk membuat tanaman lebih kuat. Biasanya pupuk dicampur dengan tanah dan di serap tanaman melalui perakaran. Pupuk daun masuk ke dalam tanaman melalui lubang-lubang kecil pada daun yang disebut mulut daun (stomata). Lubang-lubang ini membuka dan menutup dan begitu kecil, sehingga kita tidak dapat melihatnya Tanaman bernapas melalui lubang-lubang kecil tersebut. Lubang-lubang kecil tersebut juga digunakan tanaman untuk mengambil unsur hara dari udara. Mulut daun ini biasanya terbuka sepanjang malam sampai pagi hari, dan tertutup pada tengah hari untuk menjaga kelembaban. Mungkin kita sering menggunakan pupuk daun sebagai penambah unsur hara bagi tanaman agar tumbuh lebih sehat dan kuat dan tumbuh lebih cepat sehingga mampu melawan hama dan penyakit. Pohon harapan Minimnya Guru Mengaji TPQ Dari permasalahan diatas kami melakukan sebuah FGD (Forum Group Discussion) bersama warga untuk mengatasi problem TPQ tersebut. Dengan membangun posdaya berbasis pendidikan, dimana warga sendirilah yang berperan aktif mengambil peran dalam mengelola posdaya tersebut. Dibantu teman-teman KKN yang berperan sebagai fasilitator, kami melaksanakan diklat selama tiga hari sebagai sarana untuk membentuk sebuah kepengurusan sederhana yang melibatkan masyarakat sebagai penggeraknya untuk menjalankan TPQ. Dari diklat tersebut terbentuklah sebuah kepengurusan yang meliputi pelindung, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan beberapa tenaga pengajar. Dengan dibentuknya kepengurusan yang melibatkan masyarakat sendiri diharapkan terbentuknya suatu tatanan yang kuat agar terbentuk pendidikan yang lebih terarah dan teratur dalam sebuah mushola itu sendiri. Selain terbentuknya kepengurusan yang baru, pembekalan materi mengenai pengajaran di TPQ telah diberikan. Dalam hal ini disampaikan oleh penulis sendiri dengan tujuan membakar semangat yang ada dalam hati para pengajar baru agar bersemangat memulai mengajar setelah adanya penggembosan. Bahwa : 1. Menjadi seorang pengajar adalah orang-orang pilihan, dikarenakan sedikitnya orang yang mau dan mampu mengajar mengaji. 2. Mendirikan TPQ jangan takut tidak mempunyai murid/santri karena santri adalah titipan dari allah swt. 3. Dan menanamkan doktrin bahwa ngaji itu penting bukan yang penting ngaji Segala sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran telah disampaikan dalam diklat ini, penyusunan jadwal pelajaran sekaligus penanggung jawab materi setiap mata pelajaran telah ditentukan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pengaturan pembelajaran yang terstruktur dan efektif. Dimana sebelumnya proses mengaji hanyalah membaca Al Quran saja. Kini dari dibentuknya TPQ Sabilul Muttaqin yang peresmiannya dilakukan oleh KH. Marjud selaku pemilik ponpes As Salafy, kegiatan mengaji disana tak hanya mengaji Al Quran, namun terdapat tambahan materi lainnya yang diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan baik oleh pengajarnya sendiri pada umumnya dan terutama kepada peserta didik TPQ itu sendiri pada khususnya. Para pengajar diharapkan menjadi orang yang kreatif dalam mengembangkan metode pengajaran, sehingga motivasi anak-anak peserta didik muncul dan apa yang diharapkan masyarakat selama ini, yaitu ramainya mushola atau hidupnya kembali kegiatan mengaji di mushola akan terwujud. Mengumpulkan Mikroorganisme Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat, terutama pada bahan organik. Organisme mikro hidup di sekitar atau di bawah tempat yang teduh dan memakan sisa bahan organik. Organisme mikro yang dibutuhkan untuk pertanian dan akan dikumpulkan di sini paling banyak terdapat di bawah akar pohon bambu. Karena pohon bambu mengeluarkan getah manis yang merupakan bahan makanan bagi organisme mikro. Cara untuk mengumpulkan organisme mikro adalah: 1. Masak beras putih sedikit keras (air sedikit dikurangi). 2. Setelah nasi tersedia, letakkan dalam wadah kayu atau plastik dengan ketebalan tidak lebih dari 7 cm. Bila terlalu tebal, organisme mikro akan kekurangan oksigen. 3. Tutupi nasi tersebut dengan kertas (jangan menggunakan kain karena dapat menyerap air). 4. Kuburkan nasi tersebut di bawah pohon bambu dan tutupi dengan plastik agar tidak kehujanan dan tutupi juga dengan kawat kasa agar tidak dimakan tikus. 5. Biarkan selama 3 hari. Fermentasi Sari Tanaman Daun tanaman dapat dimanfaatkan untuk bahan baku mengumpulkan mikroorganisme. Fungsi dari sari tanaman ini adalah memberi makanan pada mikroorganisme. Bahan-bahan yang diperlukan adalah 6 kg sayuran, daun-daunan atau batang pisang. 3 kg gula. 1. Sayuran, daun atau batang pisang dipetik sebelum matahari muncul atau sebelum embun padi hilang, karena embun pagi sangat sesuai untuk aktifitas mikroorganisme. semua bagian tanaman dapat digunakan 2. Sayuran jangan dicuci. Cincang menjadi 3 s/d 5 bagian. Bila batang pisang potong setebal 2 cm dan kemudian diperkecil menjadi 1 s/d 2 bagian. Bahan yang dibutuhkan sekitar 6 kg. 3. Bagilah sayuran menjadi dua bagian sama besar. 4. Ambil bagian pertama dan letakkan dalam wadah tanah liat. Campur dengan 1 kg gula coklat. Padatkan campuran tersebut. 5. Ambilah bagian yang lain dan campurlah dengan gula coklat 1 kg masukkan dalam wadah yang sama dan tekanlah hingga padat.Tambahkan 1 kg gula coklat di atas kedua campuran tersebut. 6. Ambillah kantong plastik dan penuhilah dengan air dan ikatlah. Letakkan kantong ini di atas sehingga campuran tetap berada di bawah dan tidak ada udara dalam campuran. Tutupi wadah tersebut dengan kertas dan biarkan selama 1 hari. 7. Buang kantong air dan tutupi kembali wadah tersebut. Letakkan wadah pada tempat yang tidak ada semutnya. Biarkan selama 5 s/d 7 hari. setelah 5 s/d 7 hari campuran ini sudah siap digunakan 8. Di sarankan untuk tidak mencampur berbagai macam sayuran atau bahan karena setiap sayuran atau bahan mempunyai mikroorganisme yang berbeda sehinga akan mempunyai pertumbuhan yang berbeda. Larutan yang baik tidak mempunyai bau alkohol. I. PENUTUP Problem sosial yang muncul dalam masyarakat dusun Kedung Gampeng merupakan hasil dari pihak pemilik mushola yang meremehkan generasi penerus Hj. Ngaisah dalam mendidik anak-anak disana. Penilaian buruk kepada para pengajar menyebabkan eksistensi TPQ menjadi padam. Para pengajar yang berusaha meramaikan mushola dengan mengajar mengaji merasa kecil hati karena sikap penggembosan yang dilakukan oleh pemilik mushola. Disamping itu dengan terbatasnya ilmu yang dimiliki semakin membuat para pengajar menjadi kesulitan mengembangkan pola atau metode mengajar yang baik, seperti halnya efek domino, hal ini menyebabkan kejenuhan yang dialami anak-anak yang mengaji sehingga mereka malas bahkan enggan mengaji, meskipun orang tua mereka menyuruh mereka untuk berangkat mengaji. Dari permasalahan tersebut, melalui FGD (Forum Group Discussion) antara masyarakat, sebagai pemeran utama dengan mahasiswa KKN sebagai fasilitator, mengadakan acara diklat guru TPQ dan penyuluhan pelatihan tentang pupuk organik (pupuk cair). Dimana kegiatan ini sebagai awal mula pergerakan memberdayakan mushollah dan perbedayaan petani agar mandiri untuk bisa berswadaya. sebagai pusat kegiatan masyarakat pada khususnya dibidang pendidikan agama, yakni mengaji. Dalam kegiatan diklat ini dihasilkan susunan kepengurusan TPQ yang baru meliputi Pelindung, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan staf pengajar. Dengan terbentukpnya kepengurusan yang ada diharapkan kevacuuman yang melanda TPQ Sabilul Muttaqin bisa teratasi. Semua komponen yang berada dalam kepengurusan tersebut diharapkan dapat berusahaa sesuai job descriptionnya masing-masing dengan satu tujuan yang sama, yakni memakmurkan mushola di dusun mereka. J. REKOMENDASI Ada beberapa saran dari kami tekait dengan program yang sudah berjalan agar kedepan lebih baik, diantaranya yaitu • Jadikan program kami lebih maju dengan cara mendampingi guru ngaji mengikuti pelatihan-pelatihan pembelajaran tentang metode mengaji, seperti metode qiraati, tilawati, amstilatim, attartil, tanfidzyah. • Mendirikan gedung TPQ, agar mendukung sepenuhnya mengenai proses belajar mengajar tanpa harus terganggu oleh kegiatan di musholla DAFTAR PUSTAKA 1. Djuwarijah. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Islam. El tarbawj: jurnal pendidikan islam. No.1.vol.1. 2008 2. Jama’ Arif , Mochamad. PEMBERDAYAAN MASJID SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN ISLAM BAGI SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MALANG(skripsi). 2010 3. Roger Simon. Gagasan-Gagasan politik Gramsci, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Insist).1999 4. http://blogsampah.blogsome.com/category/teori 5. http://www.rsi.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=82:membuat-pupuk-kompos-cair-dari-limbah-rumah-tangga&catid=3:artikel-umum&Itemid=4 6. http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/1803949-petunjuk-teknis-pembuatan-pupuk-kompos/ 7. http://petanidesa.wordpress.com/2007/02/03/cara-membuat-pupuk-cair-organik/